Berita Semarang

OJK: Kinerja Intermediasi Meningkat di Tengah Perlambatan Perekonomian Global

OJK nilai stabilitas sistem keuangan terjaga dan kinerja intermediasi membaik.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: sujarwo
Ist/OJK
Kegiatan konferensi pers OJK, baru-baru ini. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sistem keuangan terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan membaik.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebutkan, hal ini terlihat kontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional di tengah pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter yang agresif, dan peningkatan tensi geopolitik yang berkepanjangan.

"Sebagai respon dari peningkatan tekanan inflasi, Bank Sentral utama di dunia menaikkan suku bunga kebijakan (policy rate) dan berencana mempercepat laju pengetatan kebijakannya meski kebijakan tersebut dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi," jelasnya dalam keterangan yang diterima tribunjateng.com, Jumat (7/10/2022).

Stance kebijakan moneter ini dilakukan oleh mayoritas bank sentral global termasuk Bank Indonesia yang menaikkan BI7DRR sebesar 50 bps.

Hal ini mendorong kekhawatiran resesi global meningkat, sehingga lembaga internasional seperti Bank Dunia, ADB, dan OECD menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi global. 

"Di tengah revisi ke bawah outlook pertumbuhan global, outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dinaikkan di tahun 2022 seiring dengan masih tingginya harga komoditas dan terkendalinya pandemi. Indikator perekonomian terkini juga mengkonfirmasi berlanjutnya kinerja positif perekonomian Indonesia, antara lain terlihat dari neraca perdagangan yang melanjutkan surplus, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur di zona ekspansi, dan indeks kepercayaan konsumen yang tetap optimis," terangnya.

Perkembangan Pasar Modal 

Masih relatif solidnya kinerja perekonomian domestik turut menjaga kinerja IHSG relatif lebih baik dibandingkan negara kawasan di tengah koreksi signifikan pasar keuangan global.

Hingga 30 September 2022, IHSG terkoreksi 1,92 persen mtd ke level 7.040,80 dengan nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp 3,055 triliun.

Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 6,98 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp 69,47 triliun.

Di Pasar SBN, non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp18,84 triliun mtd sehingga mendorong rerata yield SBN naik sebesar 30,10 bps mtd di seluruh tenor. Rerata yield SBN telah meningkat sebesar 79,73 bps dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp 150,67 triliun.

Hingga 30 September 2022, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu sebesar Rp 175,34 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten.

Di pipeline, masih terdapat 90 rencana Penawaran Umum dengan nilai sebesar Rp61,31 triliun.

Kinerja IHSG yang stabil juga ditopang oleh kinerja emiten yang meningkat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved