Berita Salatiga

Inilah Ahmad Budiharjo Warga Salatiga, Sosok Pengolah Daun Kelor Jadi Suplemen Pencegah Stunting

Budi bukanlah seorang ilmuwan, namun terhitung sejak 1983 menekuni pemanfaatan bakteri, baik untuk kesehatan (probiotik) menjadi aneka suplemen.

Penulis: M Nafiul Haris | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/M NAFIUL HARIS
Ahmad Budiharjo (70) memperlihatkan cairan probiotik ekstrak daun kelor pencegah stunting di rumahnya di Kota Salatiga, Selasa (11/10/2022). 

"Ini tidak cuma memperbaiki sel yang rusak, tapi adanya campuran bakteri baik nutrisi tinggi dalam madu dan daun kelor yang juga mengandung vitamin efeknya luar biasa," katanya.

Baca juga: Jumat Berkah, Sat Lantas Polres Salatiga Berikan Bantuan Sosial di TPA Ngronggo

Budi mengungkapkan, cairan fermentasi probiotik berbahan dasar utama daun kelor itu diberi nama 'Nutrimori' atau nama lain dari tanaman Moringa yang akrab disebut daun kelor.

Untuk pembuatannya, memakan waktu sekira 15 hari sejak madu dicampur daun kelor dengan air PH tinggi.

Pengetahuan soal penciptaan cairan probiotik, lanjutnya, dipelajari semasa kuliah di UKSW Salatiga dengan materi Mikrobiologi.

Hanya saja, terkait pembuatan formula dilakukan secara autodidak.

Oleh karena merasa tidak keluar modal, cairan nutrisi pencegah stunting itu pun kini dibagikan gratis kepada siapa saja yang membutuhkan.

"Saya memang selama ini ketika menemukan ide langsung mencoba sendiri."

"Lalu, baru dikembangkan memasukkan laboratorium dan menelitinya selanjutnya dibagikan."

"Intinya, saya ingin bermanfaat, makanya saya bagikan gratis," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (11/10/2022).

Budi menyampaikan, sebelum diubah menjadi cairan probiotik sekira 5-6 kilogram daun kelor kering diubah menjadi tepung.

Selanjutnya, tepung daun kelor dicampur dengan 10 liter air dengan PH tinggi atau bersifat basa lantas disimpan di tempat yang ditutup rapat selama 15 hari agar jadi probiotik.

Sejauh ini, kata dia, sejak diproduksi cairan nutrisi yang diklaim bisa mencegah bahkan membantu mengobati stunting itu telah dibagikan ke berbagai daerah.

Baca juga: Pengelola Masjid Agung Darul Amal Salatiga Dikukuhkan, Kini Diketuai Fakruroji

Baca juga: Meriah! Senam Bareng PKS Dihadiri Hampir 1.000 Masyarakat Kota Salatiga

Baik di Pulau Jawa maupun ke luar Jawa terutama wilayah dengan prevalnsi stunting tinggi seperti NTT, NTB, Sulawesi, dan Kalimantan.

"Mengapa saya bagi gratis?"

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved