Berita Kudus

Kedelai Impor Lebih Laku di Kudus, Perajin Tahu Tempe: Kalau Pakai Kedelai Lokal Nambahi Kerjaan

Jika dilihat kualitasnya, menurut Maskuri, perajin tahu di Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, kedelai impor lebih baik.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
Aktivitas pekerja di rumah produksi tahu milik Maskuri di Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Selasa (11/10/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Meski kedelai lokal lebih murah dari impor, namun sebagian perajin tahu enggan memilih kedelai lokal.

Jika dihitung, kedelai impor perkilogram Rp12.700 hingga Rp12.900.

Sementara harga kedelai lokal Rp12.100.

Baca juga: Hartopo Dorong Pengadaan Barang Tiap OPD Gunakan Produk Lokal Kudus, Saat Ini Ada 25 Penyedia

Namun jika dilihat kualitasnya, menurut Maskuri, perajin tahu di Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, kedelai impor lebih baik.

Maskuri menilai, kedelai impor lebih kering ketimbang lokal yang basah bahkan terkadang berwarna kehijauan.

"Kalau pakai kedelai lokal nambahi kerjaan."

"Harus memilah terlebih dahulu, kalau yang basah itu tidak enak buat bikin tahu," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Pendaftar Seleksi Perangkat Desa di Kudus Diperkirakan Membludak, Ini Alasannya

Baca juga: Upaya Partai Nasdem Dongkrak Elektabilitas Anies Baswedan di Kudus, Tujuh Tim Relawan Masuk Desa

Terlebih, kedelai lokal terkadang masih bercampur sisa-sisa tanah di dalam satu sak.

Kendati demikian, jika ingin menggunakan kedelai lokal harus direndam dahulu agar bersih.

Rendahnya kualitas kedelai lokal juga dirasakan Karmiyati, perajin tempe RT 02, RW 06 Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus.

”Tidak pernah menggunakan kedelai lokal."

Baca juga: Harga Kedelai Masih Mahal, Perajin Tahu di Kudus Terpaksa Kurangi Produksi

"Kualitasnya kurang bagus."

"Selain itu kedelai lokal tidak tahan lama,” katanya kepada Tribunjateng.com, Selasa (11/10/2022).

Jika dipaksakan menggunakan kedelai lokal, kualitas tempe yang dia hasilkan akan menurun.

"Saya pakai kedelai impor saja, sedikit mahal tidak masalah yang penting kualitas tidak turun," terangnya. (*)

Baca juga: UPDATE Banjir Cilacap - Sebagian Desa di Tiga Kecamatan Masih Terendam

Baca juga: Benarkah Aspal Jalan Alun-alun Kota Tegal Setara Sirkuit Mandalika? Gunakan Produk PT MAS Semarang

Baca juga: Popda Kabupaten Batang Dimulai, 4.924 Atlet Bertanding di 18 Cabor

Baca juga: Penanganan Stunting di Batang, Kemenkes Gelontorkan Anggaran Rp 3,2 Miliar

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved