Tragedi Kanjuruhan Malang
Jadi Korban Tragedi kanjuruhan Cahayu Cuma Ingat Kenangan Saat SD, Histeris Saat Ada Orang Banyak
Dua hari ini, Cahayu mencoba untuk mengingat-ingat peristiwa yang menewaskan 132 suporter usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu
"Saya tidak ingat," kecap Cahayu, saat awak media mencoba menanyakan kondisi Cahaya saat di Stadion Kanjuruhan.
Dari keterangan ibunya, Nurul Aini, Cahayu ditemukan tergeletak di tribun 12 Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan Arema vs Persebaya.
Cahayu, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Wava Husada untuk menjalani perawatan.
Dengan kondisi yang kacau balau pada saat itu, Cahayu kemudian dirujuk ke RSUD Kanjuruhan untuk menjalani perawatan intensif.
Cahayu pun tak sadarkan diri selama tiga hari, dan sempat berteriak histeris setelah sadar dan melihat banyak orang di sekelilingnya.
"Yang menemukan posisi Cahayu ini anak pertama saya di Wava. Karena di sana tak segera mendapatkan pertolongan, kemudian dibawanya ke RSUD Kanjuruhan," ucapnya.
Saat menjalani perawatan di RSUD Kanjuruhan, kondisi Cahayu lemas, dan kelopak matanya berwarna merah.
Dari hasil diagnosa dokter, Cahayu mengalami pendarahan di otak, yang menyebabkan gegar otak ringan.
Hal ini yang menyebabkan, Cahayu kehilangan ingatan, dalam beberapa waktu terakhir.
"Saat di rumah sakit itu, kalau lihat orang banyak selalu berteriak ketakutan. Kadang juga melamun dan berbicara sendiri,"
"Yang dia ingat, adalah ingatan dirinya saat kecil, saat masih SD. Tapi yang kemarin-kemarin ini dia sudah lupa, seperti keputus-putus," ujarnya.
Kini, kondisi Cahayu masih nampak lemas. Kelopak matanya berwarna merah, akibat terkena gas air mata.
Tangan kanannya tak bisa digerakkan. Dia hanya bisa bermain ponsel untuk mengingat-ingat kembali kenangannya saat Tragedi Kanjuruhan.
"Baru kemarin ini saya pegangi ponselnya, setelah saya melihat kondisinya semakin membaik. Ya Alhamdulillah, setelah melihat ponselnya, perlahan-lahan, dia mulai ingat," ucapnya.
Sembari memegangi ponsel, Cahayu juga menunjukkan, foto-foto dia bersama temannya saat berada di tribun 12 Stadion Kanjuruhan.
Dia juga menunjukkan foto bersama teman perempuannya, yang menjadi korban meninggal dunia saat Tragedi Kanjuruhan.
"Ini teman saya. Namanya Najwa. Dia sudah meninggal dunia," kenang Cahayu sembari menunjukkan fotonya bersama almarhum di Stadion Kanjuruhan.
Saat ini, Cahayu menjalani rawat jalan di rumahnya yang berada di Jalan Pulau Galang No. 2, Ciptomulyo, Kota Malang.
Dia juga akan menjalani terapi untuk memulihkan kembali, tangan kanannya agar bisa digerakkan.
"Harapan saya, anak saya ini bisa segera sembuh, segera pulih, agar bisa kembali ceria. Karena sebelum kejadian dia selalu ceria. Dan selalu merawat neneknya yang saat ini juga sakit," tandasnya.
3. Diby masih trauma

Penderitaan juga dialami Diby Fadilah, aremanita asal Bawean Gresik yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Aremanita yang juga mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini tak mendapat pertolongan medis selayaknya meski kondisi matanya mengalami iritasi parah saat tragedi Kanjuruhan.
Bahkan, Diby Fadilah selama tiga hari hanya ditolong di rumah warga sekitar sebelum akhirnya dijemput keluarganya.
Najib, ayah Diby Fadilah mengungkapkan saat kejadian itu sang putri harus menahan sakit di bagian kaki, sesak dada, dan iritasi parah pada kedua matanya akibat tembakan gas air mata.
Mahasiswi jurusan keperawatan UMM itu sempat minta tolong kepada massa yang berada di lokasi. Namun pertolongan nyaris tidak ia dapatkan.
Massa tertuju dan saling berjibaku menolong kepada suporter yang meninggal.
“Saat itu yang ditolong hanya orang mati, sekarat. Anak saya dengan keadaan menahan perih matanya, sempat berucap tolong, tolong. Namun belum ada yang bisa menolong, hingga akhirnya Diby tertolong saat hendak dibawa ke Puskesmas terdekat,” ucap ayah korban Najib, Jumat (7/10/2022).
Diungkapkan Najib, dari penuturan putrinya saat itu kondisi puskesmas dan RS begitu penuh.
DIby hanya semalam di puskesmas lantaran banyak suporter yang lebih butuh pelayanan karena kondisinya lebih parah.
Akhirnya wanita berusia 21 tahun ini dirawat warga sekitar di Kecamatan Kepanjen, Malang.
“Putri bungsu kami dirawat di rumah warga. Disana anak saya (Diby) dirawat hingga tiga hari sampai keluarga kami menjemput Diby di rumah warga tersebut, Rabu (5/10/2022) dinihari,” ujarnya.
Menurutnya, pihak keluarga tidak tahu jika Diby menjadi satu diantara ratusan korban luka.
Karena saat berangkat ke Malang, tanpa sepengetahuan orang tua nonton Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Kemudian, nama Diby tidak ada dalam data korban yang mengalami luka-luka.
Hingga kondisi Diby kepepet menghubungi orang tua. Kemudian dijemput oleh keluarganya dari Gresik berangkat ke Kepanjen.
“Dalam kondisi tidak ada bekal uang sepersen pun, anak saya (Diby) menelepon. Kondisinya kelaparan, dan sakit mata, sesak dan kaki. Keluarga pun langsung menjemput Diby,” terangnya.
Saat ini, anak bungsu dari pasangan Najib dan Sulasyiah masih trauma atas kejadian tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul 3 KISAH PILU Aremanita Korban Tragedi Kanjuruhan: Hilang Ingatan hingga Tangan Tak Bisa Digerakkan
Keluarga Akhmad Hadian Lukita Ajukan Penangguhan Penahanan, Tersangka Tragedi Kanjuruhan Malang |
![]() |
---|
Reyvano Korban Tragedi Kanjuruhan Malang Dinyatakan Meninggal, Pasien Ruang ICU RSUD Saiful Anwar |
![]() |
---|
Dirut PT LIB Masih Dijabat Akhmad Hadian Lukita, Tersangka Tragedi Kanjuruhan Malang |
![]() |
---|
Mengapa Tersangka Tragedi Kanjuruhan Malang Belum Ditahan? Begini Jawaban Polri |
![]() |
---|
Temuan TGIPF Kengerian di Kanjuruhan Lebih dari yang Diberitakan, Ketua Umum PSSI Diminta Mundur |
![]() |
---|