Berita Semarang
Siasat TPR Perempuan Muda di Semarang Menipu Korbannya Hingga Rp 6,6 Miliar Terungkap
Siasat perempuan muda berinisial TPR (23) warga Gemah, Pedurungan menipu miliaran rupiah diungkap korbannya.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Siasat perempuan muda berinisial TPR (23) warga Gemah, Pedurungan menipu miliaran rupiah diungkap korbannya.
Kasus itu menjerat ratusan korban dengan kerugian mencapai sekira Rp 6,6 miliar.
Ratusan korban itu tertipu oleh terduga pelaku seorang perempuan muda berinisial TPR (23) warga Gemah, Pedurungan.
"Iya korban sampai ada 300an, total kerugian Rp6,6 miliar itu benar," ujar seorang korban ,Anggi saat dihubungi tribunjateng.com, Rabu (12/10/2022).
Baca juga: Inilah Sosok MJ, WNI Mabuk Bikin Onar di Pesawat Turkish Airlines, Ternyata Pilot Batik Air
Baca juga: Jadi Tersangka KDRT, Rizky Billar Menginap Satu Malam di Polres Metro Jakarta Selatan
Baca juga: Inilah Sosok Suprapti Eks PSI Ngaku Penjual Dawet di Kanjuruhan, Kini Bersimpuh ke Keluarga Korban
Kendati begitu, ia sendiri hanya tertipu sebesar Rp10,5 juta.
Menurutnya, program investasi bodong yang diikutinya berupa donor dana.
Program itu merupakan skema uang dari investasi kemudian uang diputar kembali dengan cara dipinjamkan ke orang yang membutuhkan modal terutama untuk usaha.
Setiap peminjam harus menjaminkan barang sesuai dengan nominal yang dipinjam.
"Saya rugi segitu, korban yang lebih besar banyak," ungkapnya.
Pengakuannya, dapat terjerat penipuan tersebut berawal dari tawaran temannya yang sudah mengikuti program donor dana.
Ia tertarik ikut investasi lantaran profitnya menggiurkan.
Maka tanpa ragu , ia bergabung program itu sejak pertengahan Agustus 2022.
"Setelah lihat profitnya jadi ada rasa ingin ikut program itu," katanya.
Tawaran yang diberikan adalahsetiap investasi Rp500 ribu dalam waktu tujuh hari mendapatkan profit Rp100 ribu.
Profit itu berlaku bagi kelipatannya.
Selama ikuti program itu memang ada profitnya.
Ia sempat beberapa kali ditransfer profitnya.
Untuk semakin menyakinkan, ia sempat ditawari untuk ambil profitnya saja atau ditarik semua dananya.
"Misal diambil profitnya saja berarti lanjut dan sebaliknya," papar karyawan swasta itu.
Korban lainnya, Rengga (bukan nama sebenarnya) mengaku, ikut menjadi korban investasi bodong dengan kerugian Rp4,5 juta.
Bahkan ada korban yang mengalami kerugian hingga ratusan juta.
"Korban alami kerugian paling banyak rata-rata 20-60 juta," paparnya saat dihubungi Tribun.
Diakuinya, pelaku cukup lihai dalam menjerat korban yakni dengan modus memperdaya korban dengan update status testimoni keuntungan jika berinvestasi donor dana.
Pelaku selalu rutin memposting testimoni tersebut.
Ia pun rutin mendapatkan penawaran sehingga membuatnya tertarik.
"Keuntungan yang dijanjikan juga besar yakni 30 persen dalam waktu singkat," katanya.
Ia bergabung dengan investasi itu mulai tanggal 7 Oktober 2022.
Lantaran baru saja bergabung ia belum pernah merasakan uangnya kembali.
Hingga akhirnya pelaku ketahuan melakukan penipuan saat para korban tidak mendapatkan setoran profit investasi.
Pelaku ketika itu menjelaskan di grup Whatsapp (WA) investasi bahwa telat setoran profit dengan alasan dana limit.
Kemudian keesokan harinya pelaku menghilang dari grup WA tersebut.
"Terduga pelaku tidak langsung kabur tapi menunggu di rumahnya pada 10 Oktober 2022," bebernya.
Selepas itu, para korban membuat grup WA dengan nama grup "Korban Tannya".
Di grup itu berisi 300 orang yang semuanya adalah korban.
"Korban terkecil Rp500 ribu, yang terbesar setahu saya Rp190 juta," katanya.
Ia mengatakan, korban yang terjerat sampai ratusan lantaran telah mengikuti program itu sudah lama.
Berdasarkan pembuatan grup WA para investasi yang diikutinya grup dibuat pada tahun 2018 sehingga bisa saja investasi itu sudah berlangsung dari tahun tersebut.
Baca juga: Daftar Tim Lolos 16 Besar Liga Champions, Napoli Susul Real Madrid Barcelona Susul Manchester United
Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Kamis 13 Oktober 2022, Aries Tahu Kapan Harus Jujur dan Terbuka
Baca juga: Inilah Kota Tersepi di Indonesia, Kepadatan Penduduk Hanya 66 Jiwa Perkilometer Persegi
"Nama investasinya titip dana," ucapnya.
Dari kejadian itu, ia tak berharap uang kembali. Keputusan realistis itu diambil selepas melihat kondisi keluarga terduga pelaku.
"Kami hanya butuh keadilan supaya pelaku dapat mendekam di penjara bersama para sindikat-sindikatnya," katanya.
Tribun mendatangi ke rumah terduga pelaku namun rumahnya dalam kondisi kosong.
Tribun juga berupaya menghubungi Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan.
Namun hingga berita ini ditulis, upaya konfirmasi Tribun belum direspon. (*)