Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Gaya Hedon MS dari Tipu Peserta Arisan Online di Semarang Rp 5 Miliar, Kini Wajahnya FYP di Tiktok

Penipuan berkedok arisan online kembali terjadi di Semarang dengan kerugian hingga Rp 5 miliar.

Editor: galih permadi
Continental Currency Exchange
ilustrasi penipuan arisan online di semarang Rp 5 Miliar 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penipuan berkedok arisan online kembali terjadi di Semarang dengan kerugian hingga Rp 5 miliar, Sabtu (15/10/2022).

Sebuah akun Tiktok membagikan wajah MS, penipu arisan online di Semarang dengan kerugian Rp 5 miliar.

Saat ditagih, MS penipu arisan online di Semarang hanya diam dan pura-pura bermain ponsel.

Wajah MS pun kini viral di media sosial Tiktok dan kini menghilang dicari para korban.

Menurut korban, MS menipu peserta arisan online Rp 5 miliar.

Tidak hanya itu, MS juga memakai data member untuk digunakan untuk mendaftar pinjaman online.

"Cantik itu bonus, Hedon pake duit member harus.

Gak cuma makan duit member, bahkan pinjol pakai nomer member," demikian tulisan di video yang tersebar.

Baca juga: Sheila On 7 Bakal Manggung di Semarang Malam Ini, Pertama Setelah Pandemi

Baca juga: Siasat TPR Perempuan Muda di Semarang Menipu Korbannya Hingga Rp 6,6 Miliar Terungkap

Baca juga: Kecelakaan Mobil Tabrak Musala, Pengemudi Tewas Diduga Akibat Serangan Jantung

Kasus Serupa

Siasat perempuan muda berinisial TPR (23) warga Gemah, Pedurungan menipu miliaran rupiah diungkap korbannya.

Kasus itu menjerat ratusan korban dengan kerugian mencapai sekira Rp 6,6 miliar. 

Ratusan korban itu tertipu oleh terduga pelaku seorang perempuan muda berinisial TPR (23) warga Gemah, Pedurungan.

"Iya korban sampai ada 300an, total kerugian Rp6,6 miliar itu benar," ujar seorang korban ,Anggi saat dihubungi  tribunjateng.com, Rabu  (12/10/2022).

Kendati begitu, ia sendiri hanya tertipu sebesar Rp10,5 juta. 

Menurutnya, program investasi bodong yang diikutinya berupa donor dana.

Program itu merupakan skema uang dari investasi kemudian uang diputar kembali dengan cara dipinjamkan ke orang yang  membutuhkan modal terutama untuk usaha.

Setiap peminjam harus menjaminkan barang sesuai dengan nominal yang dipinjam.

"Saya rugi segitu, korban yang lebih besar banyak," ungkapnya.

Pengakuannya, dapat terjerat penipuan tersebut berawal dari tawaran temannya yang sudah mengikuti program donor dana.

Ia tertarik ikut investasi lantaran profitnya menggiurkan.

Maka tanpa ragu , ia bergabung  program itu sejak pertengahan Agustus 2022.

"Setelah lihat profitnya jadi ada rasa ingin ikut program itu," katanya.

Tawaran yang diberikan adalahsetiap investasi Rp500 ribu dalam waktu tujuh hari mendapatkan profit Rp100 ribu. 

Profit itu berlaku bagi kelipatannya.

Selama ikuti program itu memang ada profitnya.

Ia sempat beberapa kali ditransfer profitnya. 

Untuk semakin menyakinkan, ia sempat ditawari untuk ambil profitnya saja atau ditarik semua dananya.

"Misal diambil profitnya saja berarti lanjut dan sebaliknya," papar karyawan swasta itu.

Korban lainnya, Rengga (bukan nama sebenarnya) mengaku, ikut menjadi korban investasi bodong dengan kerugian Rp4,5 juta.

Bahkan ada korban yang mengalami kerugian hingga ratusan juta.

"Korban alami kerugian paling banyak rata-rata 20-60 juta," paparnya saat dihubungi Tribun.

Diakuinya, pelaku cukup lihai dalam menjerat korban yakni dengan modus memperdaya korban dengan update status testimoni keuntungan jika berinvestasi donor dana.

Pelaku selalu rutin memposting testimoni tersebut.

Ia pun rutin mendapatkan penawaran sehingga membuatnya tertarik.

"Keuntungan yang dijanjikan juga besar yakni 30 persen dalam waktu singkat," katanya.

Ia bergabung dengan investasi itu mulai tanggal 7 Oktober 2022.

Lantaran baru saja bergabung ia belum pernah merasakan uangnya kembali.  

Hingga akhirnya pelaku ketahuan melakukan penipuan saat para korban tidak mendapatkan setoran profit investasi.

Pelaku ketika itu menjelaskan di grup Whatsapp (WA) investasi bahwa telat setoran profit dengan alasan dana limit.

Kemudian keesokan harinya pelaku menghilang dari grup WA tersebut.

"Terduga pelaku tidak langsung kabur tapi menunggu di rumahnya pada 10 Oktober 2022," bebernya.

Selepas itu, para korban membuat grup WA dengan nama grup "Korban Tannya". 

Di grup itu berisi 300 orang yang semuanya adalah korban.

"Korban terkecil Rp500 ribu, yang terbesar setahu saya Rp190 juta," katanya.

Ia mengatakan, korban yang terjerat sampai ratusan lantaran telah  mengikuti program itu sudah lama.

Berdasarkan pembuatan grup WA para investasi yang diikutinya grup dibuat pada tahun 2018 sehingga bisa saja investasi itu sudah berlangsung dari tahun tersebut.

"Nama investasinya titip dana," ucapnya.

Dari kejadian itu, ia tak berharap uang kembali. Keputusan realistis itu diambil selepas  melihat kondisi keluarga terduga pelaku.

"Kami hanya butuh keadilan supaya pelaku dapat mendekam di penjara bersama para sindikat-sindikatnya," katanya.

Tribun mendatangi ke rumah terduga pelaku namun rumahnya dalam kondisi kosong.

Tribun juga berupaya menghubungi Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan.

Namun hingga berita ini ditulis, upaya konfirmasi Tribun belum direspon. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved