OPINI
OPINI Mukhamad Zulfa : Nabi Muhammad Manusia Luar Biasa
BULAN Rabiul Awwal menjadi bulan penuh kebahagiaan bagi umat muslim. Setiap malam hingga tanggal 12 (rolasan) pembacaan al-Barzanji, al-Diba’i, Simtud
Oleh Mukhamad Zulfa
ekretaris RMI (Asosiasi Pesantren) NU Kota Semarang
BULAN Rabiul Awwal menjadi bulan penuh kebahagiaan bagi umat muslim. Setiap malam hingga tanggal 12 (rolasan) pembacaan al-Barzanji, al-Diba’i, Simtudduror dan syair-syair lain yang mengagungkan kebesaran Nabi Muhammad bergema di masjid-masjid, musala, pesantren dan langgar-langar desa.
Bahkan di sejumlah daerah, perayaan Maulid Nabi sebulan penuh. Hal ini dilakukan karena Nabi Muhammad lahir pada 12 Rabiul Awwal.
Abu Lahab (saudara kandung Abdullah) paman Nabi ini mendengar kelahiran Nabi gembira bukan kepalang.
Saking bergembira, budaknya bernama Tsuwaibah dimerdekakan. Walaupun ketika Nabi menyampaikan risalahnya Abu Lahab ini menjadi salah satu orang yang memusuhi Nabi.
Muhammad sebagai utusan Allah berasal dari kalangan manusia. Bukan malaikat, jin atau makhluk lain yang bisa berkomunikasi dengan manusia.
Putra dari Abdullah ini berasal dari manusia biasa yang masih memiliki kebiasaan sebagaimana manusia pada umumnya. Yang membedakan, Muhammad mendapatkan wahyu (risalah) untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sebagai rahmat untuk semesta alam.
Manusia dengan dibekali penalaran menggunakan akal memiliki peran penting dalam beragama Islam. Akal sebagai tools (alat) berfungsi untuk memahami pesan dari Tuhan.
Hal ini menunjukkan betapa pokok akal menerjemahkan syariat agar bisa dikerjakan. Agama menjaga penuh kewarasan akal, jiwa raga, harta, kehormatan hingga agama itu sendiri.
Nilai Universal
Dengan melihat berbagai referensi tentang perjalanan hidup (siratun nabi) bahwa kerja-kerja yang dilakukan Nabi untuk kemajuan peradaban manusia. Michael H. Hart (1978) menuliskan bahwa panutan utama umat Muslim ini menjadi top rank dari 100 tokoh yang dipilih.
Pemilihan Muhammad karena merupakan orang Arab biasa namun, memiliki pengaruh dengan efek besar di dunia yang masih terus bertahan hingga sekarang.
Islam mendorong adanya pengangkatan derajat dan martabat manusia, semua berlaku sama di hadapan Tuhan.
Terdapat juga persaudaraan sesama manusia (ukhwah insaniyyah) yang tak memandang suku, agama, ras dan antar golongan. Universalitas ini menjadi kunci bahwa Islam tak akan lekang oleh zaman.
Mengutip QS. Al-Hujurat:13 bahwa "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan.