Berita Jateng
Awas, Tiga Titik Aquaplaning di Tol Semarang Bahayakan Pengemudi Kendaraan
Pengguna jalan tol Semarang patut mewaspadai fenomena aquaplaning saat berkendara.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Pengguna jalan tol Semarang patut mewaspadai fenomena
aquaplaning saat berkendara.
Sebab, di jalur tol tersebut terdapat tiga titik aquaplaning meliputi tol Tembalang, Krapyak dan Muktiharjo.
"Iya, ada tiga titik aquaplaning di ruas jalan tol kota Semarang," kata Operation and Maintenance Senior Manager Representative Office PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), Amat Basuni kepada Tribunjateng.com, Selasa (18/10/2022).
Aquaplaning merupakan peristiwa roda mobil melayang karena pengaruh kecepatan dan genangan air di permukaan jalan.
Meski ada tiga titik aquaplaning di Jalan tol Semarang, Basuni klaim kondisi itu tidak terlalu mengkhawatirkan.
Lantaran letaknya berada di bahu dalam bukan di jalur kendaraan.
Namun pihaknya mengaku, bakal memperbaiki titik aquplaing di jalan tol tersebut.
Seperti di Tembalang dan Muktiharjo akan ditambal pakai aspal.
"Sedangkan di titik Krapyak perlu dilakukan penelitian drainasenya terlebih dahulu untuk mengetahui arah air," ungkapnya.
Ia menyebut, setiap ruas tol Trans Jawa memang ada titik aquaplaning.
Kendati tak menyebutkan secara rinci, ia mencontohkan titik aquaplaning lainnya yang berada di sekitar KM 248 atau sebelum Jalan Tol Semarang-Batang (JSB).
"Saya yakin sih di musim penghujan ini di setiap ruas (jalan tol) ada aquaplaning," paparnya.
Menurutnya, kondisi titik aquaplaning di tol Trans Jawa tidak terlalu luas dan panjang hanya segmen atau titik tertentu saja.
Maka penanganannya pada titik aquaplaning yang tidak luas cukup dilakukan leveling atau diratakan.
Sebaliknya semisal cakupan luas baru dioverlay alias peningkatan atau memberi lapisan tambahan jalan.
"Artinya, aquaplaning terjadi lantaran jalannya tidak rata, kemudian drainase berfungsi tidak optimal," katanya.
Disamping itu, untuk menghilangkan aquaplaning perlu juga membuat drainase dengan kemiringan tepat supaya air mengalir ke samping.
Selain itu, dapat pula dilakukan penyempurnaan geometrik atau permukaan jalannya disempurnakan.
"Misal titik aquaplaning di median jalan kita cek median itu sudah ada saluran existing tidak. Kalau ada berarti belum konek jadi tinggal sambungkan ke saluran yang sudah ada," tuturnya.
Ia mengatakan, angka kecelakaan disebabkan oleh faktor aquaplaning di ruas tol Semarang ABC terakhir terjadi tiga tahun lalu.
Namun sebelumnya memang ada kecelakaan yang disebabkan faktor aquaplaning itu pun hanya kecelakaan tunggal tak sampai memakan korban jiwa.
Minimnya penyebab kecelakaan di Jalan Tol Semarang disebut karena karakter pengguna jalan tol Semarang itu komuter artinya penduduk sekitar yang pulang pergi kerja.
"Mereka akhirnya lama-lama hafal lokasi sehingga akan berhati-hati bila ada genangan," bebernya.
Kendati begitu, ia mengimbau ke pengguna jalan tol saat hujan deras hendaknya untuk mengurangi kecepatan.
Kecepatan yang disarankan maksimal 60 sampai 70 kilometer perjam.
Tak lupa harus menjaga jarak aman dengan kendaraan lain, apalagi hujan deras pandangan terbatas sehingga jaraknya perlu lebih diantisipasi.
"Kendaraan besar gunakan lajur kiri sebab lajur kanan digunakan untuk mendahului," tandasnya. (Iwn)
Baca juga: Audisi Umum PB Djarum Kudus Dibanjiri Peserta Setelah Dua Tahun Vakum
Baca juga: Temuan Verifikasi Faktual KPU Kota Tegal, Anggota Parpol Belum Punya KTA
Baca juga: Tanggul Sungai yang Jebol di Desa Tambahagung Tambakromo Pati Mulai Diperbaiki
Baca juga: Relawan Tandai Jalan Rusak di Jalur Wisata Ngargoyoso Karanganyar, Antisipasi Kecelakaan Lalu Lintas