Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

BI Fokus Kendalikan Inflasi, Suku Bunga Acuan Naik Menjadi 4,75 %

keputusan BI menaikkan suku bunga acuan itu sebagai langkah front-loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam menurunkan ekspektasi inflasi

Editor: Vito
kontan.coi.id
Gubernur BI Perry Warjiyo 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur BI Oktober 2022. Kali ini, BI mengerek BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.

Selain mengerek suku bunga acuan, BI juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 4 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 5,5 persen.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, keputusan BI menaikkan suku bunga acuan itu sebagai langkah front-loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi, dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran lebih cepat dari target.

“Kami ingin memastikan inflasi inti kembali ke kisaran sasaran, yaitu 3 persen plus minus 1 persen pada paruh pertama tahun 2023," katanya, dalam pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur BI Oktober 2022, Kamis (20/10).

Meski demikian, BI memprediksi indeks harga konsumen (IHK) Oktober 2022 secara bulanan (month to month/mtm) bakal lebih terkendali dibandingkan dengan tingkat inflasi September 2022.

Seperti diketahui, dalam kurun waktu 2 bulan terakhir, inflasi mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sebagai dampak dari adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak subsidi.

BI mengungkapkan, terkendalinya inflasi Oktober 2022 disebabkan adanya sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah, seperti intensifnya koordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah, dan adanya bantalan sosial yang menyasar penduduk atau penerima manfaat.

"Itulah yang menyebabkan kenapa inflasi bulan ini akan lebih rendah dari sebelumnya. Untuk keseluruhan tahun ini juga akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya," ucapnya.

Seperti diketahui, pada periode September 2022, inflasi tercatat sebesar 1,17 persen (mtm), dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 112,87.

Namun secara tahunan, inflasi September 2022 tercatat sebesar 5,95 persen (year on year/yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,69 persen (yoy), didorong oleh penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari prakiraan sebelumnya, sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) dan inflasi kelompok harga diatur pemerintah (administered prices) yang tidak sebesar prakiraan awal.

Sementara itu, inflasi inti tetap terjaga rendah yaitu sebesar 3,21 persen (yoy), sejalan dengan lebih rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM, dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.

Perry mengungkapkan, dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memandang inflasi 2022 akan lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan awal, meski masih di atas sasaran 3 persen plus minus 1 persen.

"Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi agar segera kembali ke sasaran yang telah ditetapkan," tandasnya. (Kontan.co.id/Bidara Pink)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved