Berita Semarang
Pengakuan Pengemis Dalam 2 Jam dapat Rp200 Ribu, Tak Heran di Semarang Ada Ratusan Pengemis
Sub Koordinator Tuna Susila dan Perdagangan Orang (TSPO) Dinas Sosial Kota Semarang, Bambang Sumedi, mengaku sepakat
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Sub Koordinator Tuna Susila dan Perdagangan Orang (TSPO) Dinas Sosial Kota Semarang, Bambang Sumedi, mengaku sepakat dengan penyematan Indonesia sebagai negara paling dermawan se-Dunia oleh lembaga amal dari London, Charities Aid Foundation (CAF).
Sebab, untuk di Kota Semarang saja , para pengemis bisa sejahtera hanya dengan terjun ke jalan.
Berapa tidak, bermodal muka lemas, para pengemis mampu mengumpulkan Rp200 ribu hanya dalam dua jam.
"Satpol PP belum lama ini berhasil menangkap pengemis di dekat Wonderia Semarang, saya interogasi ternyata mereka nekat mengemis karena dua jam bisa dapat Rp200 ribu," katanya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (22/10/2022).
Maka dari itu, pihaknya gencar melakukan gebrakan untuk mempersempit ruang gerak pengemis di jalanan.
Apalagi angka pengemis di jalanan Semarang sudah mencapai ratusan.
Angka itu belum dihitung yang berada di area permukiman , tempat wisata dan lainnya.
"Ya kira-kira ada 200an pengemis di jalanan protokol Semarang.
Angka itu belum termasuk pengemis yang mangkal di tempat religi seperti makam Bergota," jelasnya.
Ia mengatakan, hampir dipastikan sebesar 99 persen pengemis di Semarang adalah sebuah pekerjaan bukan karena tidak mampu secara ekonomi.
Padahal sejauh ini orang telantar saja yang pernah ditemuinya banyak yang tidak mengemis.
Mereka sebenarnya bisa melakukan itu tapi tidak melakukan.
"Jadi mengemis itu murni pekerjaan. Misal orang tidak mampu sejauh punya malu pastinya larinya ke pekerjaan lain bukan ngemis," ungkapnya.
Pekerjaan pengemis kadang pula disembunyikan dari pihak keluarga.
Dinsos pernah menemukan orangtua yang mengemis di jalan.