Diklaim Sudah 80 % , Koalisi Partai Nasdem-Demokrat-PKS Masih Alot
Kelanjutan koalisi Nasdem dengan Demokrat dan PKS diduga tersendat karena masalah nama cawapres, di mana Nasdem ingin ada kesetaraan.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Rencana koalisi tiga partai politik (parpol) yang akan mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres), masih alot, meski sejumlah pihak menyebut koordinasi terus berjalan, bahkan prosesnya diyakini sudah mencapai 80 persen mendekati kata sepakat.
Seperti diketahui, ketiga parpol itu adalah Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Alotnya kesepakatan koalisi itu terkait dengan penentuan calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem, Ahmad Ali mengatakan, koalisi yang diharapkan partainya tak terbatas hanya membicarakan capres 2024. Kelanjutan koalisi dengan Partai Demokrat dan PKS diduga tersendat karena masalah nama cawapres.
Nasdem ingin ada kesetaraan dalam penentuan nama cawapres itu. "Berkoalisi ini tidak hanya sekadar untuk mendeklarasikan nama capres, kemudian kami ribut di belakang hari karena kami tidak sepakat dengan cawapres," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/10).
Nama Anies Baswedan sebagai capres 2024 yang diusulkan Nasdem, menurut dia, diyakini juga disepakati PKS dan Demokrat. Namun, untuk urusan nama cawapres, Ali mengakui bahwa membuat masing-masing partai untuk meredam ego cukup sulit.
Apalagi, dia menambahkan, hanya ada satu cawapres, sementara yang mengusungnya tiga partai. Apabila posisi itu diisi oleh kader satu partai, maka kemungkinan partai lain bakal ribut.
"Kami optimistis bahwa koalisi yang sedang dirancang oleh Partai Nasdem ini akan terlaksana. Kami optimistis bahwa Anies akan tetap maju sebagai capres di 2024," tuturnya.
"Kami tidak mau kemudian koalisi kami umumkan bahwa semua sepakat dengan Anies, tiga-tiganya umpamanya deklarasi koalisi, tapi di ujungnya nanti ribut," sambungnya.
Maka dari itu, dalam pembentukan koalisi, Nasdem terlebih dahulu menyatukan pikiran antara ketiga partai. Ali menekankan soal koalisi yang setara. "Setara, tidak ada yang merasa berkuasa, dan kemudian merasa ada yang di bawah," ucapnya.
Ia berujar, kesetaraan dan kesamaan pikiran penting dibicarakan sejak pembentukan koalisi, dan akan menjadi aspek penting dari keberlangsungan koalisi Nasdem-Demokrat-PKS, apabila sudah resmi terbentuk.
"Tapi sekali lagi, manusia itu hanya boleh berencana, Tuhan yang menentukan. Nasdem sadar betul keputusan untuk mencalonkan Anies itu tidak utuh di tangan Nasdem. Itu ada ketergantungan dengan partai lain. Komunikasi-komunikasi itu yang sedang kami bangun hari ini," imbuhnya.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai NasDem Hermawi Taslim mengeklaim, koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS hampir mencapai 80 persen.
Sambil menunggu dinamika partai masing-masing, dia menambahkan, koalisi tiga partai tersebut telah membuat tim kecil.
“Koalisi kami itu sudah sekitar 80 persen, sambil menunggu dan menghormati otonomitas partai masing-masing yang punya dinamika sendiri-sendiri. Kami mulai dengan tim kecil untuk menyusun tema-tema kampanye,” ucapnya, pada diskusi bertajuk 'Ngopi dari Sebrang Istana Utak-atik Tiket Capres', di Jakarta Pusat, Minggu (23/10).
Tidak adil