Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Hadapi Ancaman Krisis Global, Ganjar Optimalkan Gerakan Cocok Tanam di Pekarangan 

Ancaman krisis pangan global akan merebak hingga Indonesia bukan isapan jempol. Setidaknya, pengaruh itu tampak pada kenaikan harga bahan kebutuhan po

Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Hermawan Endra
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menandatangani MoU bersama dalam acara dialog kebangsaan yang digelar Pengda Kagama Sumsel di Hotel Swiss Bell Makassar, Minggu (9/10/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ancaman krisis pangan global akan merebak hingga Indonesia bukan isapan jempol. Setidaknya, pengaruh itu tampak pada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok. Selain itu, produk impor dirasa makin mahal.

Krisis pangan dipicu oleh beberapa faktor antara lain resesi ekonomi global, perang Rusia-Ukrainia, produksi pangan menurun karena perubahan iklim, degradasi lingkungan, dampak lanjutan pandemi Covid-19 dan kenaikan harga BBM.

Presiden Jokowi telah mewanti-wanti hal itu sejak jauh hari. Indonesia mengantisipasi dengan mengamankan stok pangan nasional.

Pemerintah mengimbau masyarakat menerapkan pola konsumsi beragam bergizi seimbang dan aman.

Mengonsumsi pangan lokal kaya gizi, telur misalnya. Meski Indonesia punya stok pangan cukup, tapi tetap waspada.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo punya tiga strategi dalam menghadapi prediksi ancaman krisis pangan di tahun 2023.

Mulai dari subsidi pupuk, pengembangan varietas Kedelai Grobogan hingga kampanye tanami pekarangan.

Hal itu disampaikan Ganjar usai menerima kunjungan Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, Gandhi Sulistiyanto di rumah dinasnya, Minggu (23/10).

Ganjar mengatakan luasan lahan pekarangan jauh lebih banyak daripada luas lahan pertanian. Maka optimalisasi bisa dilakukan dengan gerakan menanami pekarangan.

"Sekarang beberapa produk, khususnya yang dioperasi oleh pusat sampai daerah yaitu padi jagung kedelai, dan ini kedelainya saja yang masih kurang. Ini mesti kita genjot," kata Ganjar Pranowo.

Untuk itu, Ganjar juga mendorong Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) untuk kolaborasi dengan BRIN. Pelibatan lembaga riset lain juga dilakukan untuk melihat produk apa yang sudah bagus di Jateng.

"Umpama kedelai, itu di Jawa Tengah punya varietas Grobogan itu disebut khusus ya. Kalau itu bisa kita kembangkan maka sebenarnya ini bisa menjadi kontribusi Jawa Tengah soal kedelai," ujarnya.

Di sisi lain, pengembangan kedelai itu perlu dibarengi dengan adanya off taker.

"Pemerintah mesti hadir memberikan insentif kepada petani kedelai. Kalau perlu offtakernya kita dari pemerintah. Sehingga petani merasa mendapatkan keuntungan yang wajar ya, ini yang mesti kita dorong," ujar Ganjar.

Strategi selanjutnya adalah dengan subsidi pupuk. Tak dimungkiri subsidi pupuk jumlahnya terbatas dan secara kuantitas juga kurang. Ganjar mengatakan, pemerintah saat ini coba dampingi dengan pupuk organik.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved