Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Hadapi Ancaman Krisis Global, Ganjar Optimalkan Gerakan Cocok Tanam di Pekarangan 

Ancaman krisis pangan global akan merebak hingga Indonesia bukan isapan jempol. Setidaknya, pengaruh itu tampak pada kenaikan harga bahan kebutuhan po

Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Hermawan Endra
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menandatangani MoU bersama dalam acara dialog kebangsaan yang digelar Pengda Kagama Sumsel di Hotel Swiss Bell Makassar, Minggu (9/10/2022). 

“Sekarang lagi saya operasi ini beberapa distributor pengecer untuk kita bisa tahu berapa kuantitasnya dan jangan dipersulit petaninya untuk bisa membeli,” ujarnya.

Ganjar masih optimis Jateng bisa menghadapi ancaman krisis pangan 2023 dengan baik. Pengembangan pangan alternatif serta optimalisasi produk dalam negeri terus digencarkannya.

"Kita pantau dari potensi-potensi yang kita miliki termasuk kenapa kemarin dengan BI, IPB, kita mengembangkan learning center untuk bawang putih itu dukungan kita," tandasnya.

Stok Beras Aman

Di tengah ancaman krisis pangan, harga beras sebagai komoditas utama mengalami kenaikan dalam sebulan terakhir.

Sejak September, harga beras di pasaran per kilonya rata-rata mengalami kenaikan Rp 500 hingga Rp 1.000.

Kepala Disperindag Jateng Arif Sambodo memastikan ketersediaan beras masih aman hingga Januari 2023. Hal ini diketahui setelah berkoordinasi dan mengecek langsung ketersediaan di Perum Bulog.

"Stok beras sekarang aman, saya tahu aman karena sudah komunikasi dengan Bulog. Bahwa paling tidak sampai awal Januari aman ketersediaannya di gudang-gudangnya dan kami akan tetap menjaga kestabilan," ujarnya.

Selain itu, pada bulan Oktober ini Disperindag Jateng bersama pemerintah daerah di kabupaten/kota juga mulai gencar melakukan operasi pasar atau program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).

Program KPSH ini nantinya untuk memantau dan memonitoring stabilitas harga dan ketersedian beras yang dijual di pasar-pasar.

Selain itu, operasi pasar juga untuk menjaga kestabilan harga beras agar tetap berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Pengawasan akan dilakukan hingga ke titik-titik yang ditengarai harganya tinggi.

Memasuki masa musim tanam padi pada bulan ini dan panen pada tiga bulan mendatang juga turut membantu menjaga ketersediaan beras ke depannya. Meskipun diprediksi harganya akan naik.

"Karena ini sudah memasuki musim tanam nanti ketersediaan bahan pokok relatif terjaga. Nanti bulan November, Desember pas panen nanti naik lagi harganya, yang jelas tapi masih di bawah HET (harga eceran tertinggi)," lanjutnya.

Adapun pengurangan dan pembatasan pupuk bersubsidi yang diberlakukan pemerintah sejak Juli lalu dinilai tidak berpengaruh pada produksi dan ketersediaan bahan pangan di Jawa Tengah.

Meskipun pemerintah mencabut beberapa jenis pupuk bersubsidi dan hanya menyisakan pupuk Urea dan Nitrogen Fosfor dan Kalium (NPK), para petani tetap dapat melanjutkan aktivitas pertanian dan ketersediaan pangan di Jateng.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved