OJK Dorong Penyehatan Industri Asuransi dengan Penerapan Standar Akuntansi PSAK 74

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Potensi masyarakat Indonesia untuk memiliki asuransi masih sangat besar, di tengah kasus gagal bayar sejumlah perusahaan asuransi terkemuka dalam beberapa waktu terakhir.

Hal itu diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono.

Meski demikian, untuk dapat menangkap potensi tersebut, menurut dia, perlu adanya penguatan ekosistem dalam industri asuransi.

Ia menyebut, perbaikan ekosistem perusahaan asuransi satu di antaranya adalah penerapan standar akuntansi PSAK 74.

"Selain itu, dilakukan juga penguatan aktuaris yang menghitung kewajiban aktuaris, kemudian manajemen dari portofolio investasinya, risk manajemen, dan tata kelola," katanya, Senin (24/10).

Selain itu, Ogi berpesan kepada masyarakat tentang pentingnya memiliki produk asuransi sebagai perlindungan.

Ia berujar, perusahaan asuransi bertujuan melindungi risiko dari para pemegang polis terhadap kesehatan, kecelakaan, kematian, kehilangan pekerjaan, dan risiko lainnya.

Demi menumbuhkan kembali industri asuransi, OJK saat ini terus memperbaiki industri asuransi dari sisi perusahaan asuransi, lembaga penunjang, dan asosiasi.

Selain itu, OJK juga akan terus meningkatkan pengawasan terhadap industri agar dapat memenuhi kewajibannya kepada masyarakat.

"Kami berharap masyarkat dapat membeli produk-produk asuransi untuk kebutuhan penutupan pertanggungan risiko yang dihadapi," ucapnya.

Sebagai informasi, beberapa perusahaan asuransi misalnya Bumiputera, Kresna Life, dan Wanaartha Life saat ini dinyatakan gagal membayar kewajibannya kepada masyarakat.

Sementara, OJK masih menanti rencana penyehatan keuangan (RPK) perusahaan asuransi yang bermasalah tersebut. (Kompas.com/Agustinus Rangga Respati/ tribun jateng cetak)