Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Balita yang Meninggal Gagal Ginjal Akut di Bantul Tak Pernah Konsumsi Obat, Ini Penjelasan Dokter

Di Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, seorang balita meninggal dunia setelah mengalami gagal ginjal akut.

Wartakota/Ilustrasi
ilustrasi bayi 

TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA - Di Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, seorang balita meninggal dunia setelah mengalami gagal ginjal akut.

Balita tersebut mengembuskan nafas terakhir pada 25 September 2022.

Menurut keterangan sang ayah, anak tersebut tidak pernah mengkonsumsi obat.

Baca juga: Kemenkes: Gangguan Ginjal Akut pada Anak, Total 269 Kasus, Meninggal 157, Terbanyak di DKI Jakarta

Putrinya yang berusia 7 bulan lebih 2 hari tersebut hanya mengonsumsi air susu ibu (ASI) dan makanan pendamping ASI.

MPASI yang dikonsumsi pun merek umum dan buatan sendiri.

Sedangkan sang ibu memang sempat mengkonsumsi obat, itu pun beberapa hari sebelum putrinya mengalami demam.

Terkait kasus tersebut, Ketua Cabang Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tunjung Wibowo mengatakan, ada banyak penyebab gagal ginjal.

Bahkan, kekurangan cairan pun bisa menyebabkan gagal ginjal.

"Semakin kecil individunya itu semakin mudah gagal ginjal, semakin muda usianya semakin sensitif ginjal itu.

Saya dokter bayi, sehingga bayi-bayi itu kalau kita merawatnya nggak benar ada infeksi dan sebaginya mudah juga terjadi gagal ginjal," ujar Ketua Cabang IDAI DIY Tunjung Wibowo dalam jumpa pers di RSUP dr Sardjito Yogyakarta, Selasa (25/10/2022).

Tunjung Wibowo menjelaskan, tubuh memiliki mekanisme "pertahanan" sehingga zat-zat tertentu yang dikonsumsi ibu, tidak serta merta akan masuk ke ASI.

"Jadi ada mekanisme penyaringan, di mana obat-obat tertentu pun, itu kan dia tidak akan masuk banyak, hanya sedikit sekali kadang masuknya," ucapnya.

Sehingga, kalau misalnya ibunya yang minum sirupnya atau meminum obat yang mengandung etilen glikol, lanjut Tunjung Wibowo, harusnya ibunya dahulu yang gagal ginjal sebelum ke bayinya.

"Karena untuk masuk ke bayinya itu kan perlu kadar yang tinggi sekali itu di dalam darahnya, karena ada penyaringan itu tadi sebelum menjadi ASI," urainya.

Tunjung Wibowo mengungkapkan dalam kasus ini tidak terbukti ibu dari anak tersebut minum yang mengandung etilen glikol.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved