Tragedi Kanjuruhan Malang

UPDATE Tragedi Kanjuruhan : Aremania Tuntut BRIN Terbuka

Arema nia menuntut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memberikan penjelasan terbuka

Tribun Jateng/Rezanda Akbar D
Suasana duka para supporter sepakbola di Kudus melaksanakan Aksi Seribu Lilin sebagai bentuk solidaritas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. 

TRIBUNJATENG.COM, MALANG  - Arema nia menuntut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memberikan penjelasan terbuka terkait kandungan gas air mata yang ditembakkan polisi dalam Tragedi Kanjuruhan.

Tuntutan pada BRIN terkait gas air mataTragedi Kanjuruhan itu menjadi salah satu tuntutan yang disuarakan pendukung Arema,Aremania dalam aksi damai di Balaikota pada Kamis (27/10/2022).

"Menuntut BRIN merilis kandungan zat dalam gas air mata yang telah expired yang digunakan dalam tragedi kanjuruhan." demikian isi tuntan bagi BRIN yang disuarakan Aremania.

Seperti diketahui, BRIN menjadi lembaga negara yang dipercaya untuk meneliti kandungan bahan dalam gas air mata yang ditembakkan di stadion Kanjuruhan saat Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.

Menko Polhukam, Mahfud MD yang juga Ketua Tim Gabungan Independepen Pencari Fakta (TGIPF) dalam pernyataan resminya beberapa waktu lalu menyatakan jika penelitian kandungan gas air mata dalam Tragedi Kanjuruhan dilakukan oleh BRIN.

Mahfud MD, menegaskan gas air mata yang ditembakan petugas keamanan saat peristiwa di Stadion Kanjuruhan menjadi penyebab banyaknya korban meninggal.

Ia mengatakan,gas air mata memang tak menyebabkan kematian langsung.

Namun, penembakan gas air mata itu mengakibatkan banyak orang panik dan sesak nafas ketika di Kanjuruhan.

"Kesimpulan TGIPF, PSSI wajib bertanggung jawab, itu kesimpulan nomor satu."

"Kesimpulan kedua kematian massal sebanyak 133 orang ketika itu disebabkan oleh gas air mata," kata Mahfud MD dalam diskusi daring dengan LSI, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Lembaga Survei Indonesia LSI_Lembaga, Jumat (21/10/2022).

Kesimpulan tersebut, kata Mahfud, juga menjadi bagian dari hasil investigasi tim TGIPF.

Lebih lanjut, Mahfud MD menyebut, dirinya tak peduli tentang kandungan zat kimia gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata itulah yang membuat suporter panik dan berlari ke tempat yang sama hingga berdesak-desakan.

"Mungkin gas air matanya sendiri tidak menyebabkan kematian langsung."

"Tetapi penyemprotan ke tempat-tempat tertentu menyebabkan orang panik, nafasnya sesak, lalu lari di tempat yang sama, desak-desakan, sehingga menyebabkan kematian," ungkap Mahfud MD.

Kandungan gas air mata menjadi salah satu poin yang disoroti banyak pihak karena dinilai sebagai penyebab utama yang menimbulkan banyak korban jiwa.

Masyarakat, khususnyaAremania menilai kandungan gas air mata yang ditembakkan ke arah penonton pertandingan laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya itu sangat berbahaya bahkan dianggap mematikan.

 Hal itu tidak terlepas dari kesaksian banyak korban selamat yang turut merasakan efek gas air mata saat itu dan melihat bagaimana kondisi teman, saudara dan anggota keluarganya yang meregang nyawa di tribune stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.

Terlebih diketahui ada penggunaan gas air mata kedaluwarsa oleh polisi. dalam tragedi Kanjuruhan itu.

Ketua PanpelAremaFC, Abdul Haris yang ditetapkan sebagai tersangka, dlam konferensi pers menyatakan kesaksiannya, bagaimana ia tidak bisa menolongAremania yang terpapargas air matasaat 1 Oktober 2022.

Ia menduga ada kandungangas air matayang berbeda dan bisa mematikan, mengingat ia pernah punya pengalaman menolongAremania yang jadi korban paparangas air matadi tahun 2018 di stadion Kanjuruhan.

Selain hasil penelitian dariBRIN, penelitian kandungangas air mataTragedi Kanjuruhan sejatinya juga perlu ditunjang oleh hasil autopsi korban meninggal.

Hasil autopsi setidaknya bisa mengungkap apakah kandungan gas air matasaat itu benar-benar jadi penyebab kematianAremania atau tidak.

 Tapi sayangnya, hingga saat ini belum ada satupun jenazah korban Tragedi Kanjuruhan yang diautopsi.

Seperti diberitakan sebelumnya,Aremania kembali menggelar aksi hari ini dengan membawa sembilan tuntutan.

Selain tuntutan bagi BRIN untuk terbuka menyampaikan hasil penelitian gas air mata,Aremania juga menuntut pertanggung jawaban moral seluruh jajaranPSSI(mundur dari jabatan saat ini).

PSSI juga dituntut harus merevisi regulasi keselamatan dan keamanan penyelanggaran Liga di Indonesia sesuai dengan statuta FIFA. Dan juga merevolusi menyeluruh terhadap sepak bola nasional

Aksi Aremania ini diawali dengan melakukan long march, dari Alun-Alun Merdeka menuju depan Balaikota Malang. (Mochammad Rifky/tribunmalang)

Baca juga: Atlet NPCI Purbalingga Sumbangkan 3 Medali Emas dan 2 Perak di Ajang Kejurprov Jateng 2022

Baca juga: Sebentar Lagi Main, Ini Link Live Streaming Duel Persahabatan PSIS Semarang Vs Persijap Jepara

Baca juga: Buah Bibir : Raisa Konser Tunggal di GBK

Baca juga: Hasil Undian Piala Asia U20 2023, Timnas U19 Indonesia Gabung Tuan Rumah, Vietnam Lawan Australia

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved