Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fokus

FOKUS: G20, Ajang Pembuktian Indonesia Mampu

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-17 G20 akan diselenggarakan pada 15-16 November 2022 mendatang  dengan Indonesia sebagai presidensi.

Penulis: m nur huda | Editor: m nur huda
Dok
Tajuk Ditulis Oleh Jurnalis Tribun Jateng, M Nur Huda. 

Tajuk Ditulis Oleh Jurnalis Tribun Jateng, M Nur Huda

TRIBUNJATENG.COM - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-17 G20 akan diselenggarakan pada 15-16 November 2022 mendatang  dengan Indonesia sebagai presidensi.

Sebagai presidensi G20, Indonesia mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger", ingin mengajak seluruh dunia bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

KTT G20 di Bali nanti akan menjadi puncak dari proses dan usaha yang intensif dari seluruh alur kerja G20 selama Indonesia menjadi presidensi.

G20 atau Group of Twenty merupakan forum kerjasama multirateral strategis yang diikuti Indonesia sekaligus Negara berkembang pertama yang menjadi tuan rumah.

G20 memiliki 19 negara anggota ditambah Uni Eropa (EU). Antaralain Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, Afrika Selatan, dan Uni Eropa.

Forum ini menghubungkan Negara ekonomi maju atau terkuat di dunia dan negara berkembang yang merepresentasikan ekonomi utama dunia. Secara kolektif mewakili sekitar 65 persen penduduk dunia, 79 persen perdagangan global, dan 85 persen perekonomian dunia.

Sehingga, dapat dikatakan, ketika ketika G20 bilang ke kiri maka dunia akan ke kiri, ketika bilang ke kanan maka dunia akan ke kanan. Artinya, hasil dari forum ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat dunia.

Namun, KTT G20 kali ini digelar di tengah situasi yang tidak normal. Dunia sedang berupaya bangkit dari dampak pandemi covid-19, adanya perang Rusia dan Ukraina, tensi geopolitik yang kian tajam, krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan.

Adanya dinamika yang kompleks, menjadikan pelaksanaan KTT G20 kali ini tidak mudah. Jangankan menemukan sebuah kesepakatan dalam pembahasan isu-isu strategis, menghadirkan seluruh anggota saja menjadi tugas tak mudah bagi Indonesia sebagai presidensi. Diperlukan inovasi dan cara baru dalam bernegosiasi yang terus menerus untuk menjaga dinamika tetap dapat dikelola dengan baik.

KTT G20 kali ini juga bakal menentukan nasib penduduk dunia. Di sinilah dibutuhkan komitmen dari negara anggota untuk bersama-sama bertanggungjawab jika ingin disebut sebagai Negara besar.

Sebagai Presidensi, sebagaimana disampaikan Menlu RI Retno Marsudi, Indonesia berkomitmen berupaya menghasilkan kerjasama konkret yang berguna tidak hanya bagi Negara anggota namun juga Negara berkembang lainnya di dunia.

Maka, kesuksesan KTT G20 di Bali menjadi ajang pertaruhan bagi Indonesia sekaligus ajang kesempatan pembuktian bahwa Indonesia mampu memimpin di kancah internasional, khususnya dalam diplomasi dan pemulihan ekonomi global. Terlebih, Indonesia merupakan satu-satunya negara anggota G20 di ASEAN.

Kesuksesan KTT ini juga akan menjadi legacy status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, sekaligus representasi bagi Negara-negara berkembang.

Indonesia juga akan menjadi pusat perhatian dunia, maka ini kesempatan memberikan keyakinan bagi para pelaku ekonomi dan keuangan internasional. Tak hanya itu, KTT jadi sarana memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia di mata dunia dengan harapan mampu menggerakkan ekonomi dalam negeri.

Ingat, momentum presidensi hanya terjadi satu kali setiap generasi (+ 20 tahun sekali). Maka harus dimanfaatkan secara maksimal untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari aspek ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.(*tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved