Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

SMP Muhammadiyah 8 Kebakkramat

Menelaah dan Memecahkan Problem Pembelajaran Sastra

Strategi pembelajaran harus mampu membuat para peserta didik tertarik, nyaman, dan tidak bosan.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
Istimewa
Kegiatan pembelajaran siswa SMP Muhammadiyah 8 Kebakramat 

TRIBUNJATENG.COM - Setiap proses pembelajaran tentunya tak lepas dari permasalahan. Begitupula dalam pembelajaran sastra, permasalahan acapkali muncul.

Beberapa permasalahan ditemui penulis sewaktu melangsungkan pembelajaran sastra di tingkat sekolah menengah atas.

Problem yang dijumpai mulai dari hal yang bersifat elementer sampai dengan problem yang bersifat serius.

Kedua problem ini (elementer dan serius) sama-sama cukup memprihatinkan.

Problem elementer adalah minimnya pengetahuan materi sastra yang dimiliki para peserta didik.

Misalnya, banyak peserta didik tidak mengetahui jenis-jenis karya sastra dan contoh-contoh karya sastra yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat.

Selain itu, banyak peserta didik juga tidak mengenali tokoh-tokoh sastra yang memberi dampak besar pada pola pikir dan peradaban masyarakat.

Persoalan mendasar ini  sekaligus menjadi penanda rendahnya literasi sastra masih terjadi di kalangan para peserta didik.  

Problem elementer yang dijumpai penulis sudah cukup menggelisahkan. Hal ini belum lagi ditambah beberapa problem serius lainnya dalam pembelajaran sastra.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis, problem bersifat serius yang banyak dijumpai dalam pembelajaran sastra  adalah rendahnya kemampuan apresiasi sastra, rendahnya kemampuan menulis teks sastra, dan rendahnya minat peserta didik terhadap bacaan  karya sastra.

Selain itu, pembelajaran sastra terkadang membuat  peserta didik  terjebak pada pembelajaran sastra yang bersifat “pragmatis”.

Artinya,  banyak peserta didik yang menghabiskan waktunya dalam pembelajaran sastra untuk sekadar mengerjakan tugas dan mendapat nilai tetapi gagal untuk menginternalisasi nilai dan substansi dari karya sastra.

 Selain, persoalan di atas menjadikan sebuah refleksi untuk semua pihak.  

Penulis meyakini senarai persoalan dalam pembelajaran sastra yang dipaparkan tidak menutup kemungkinan juga dialami para pendidik lainnya. 

Sebagai pendidik tentunya kita perlu mencari solusi dan jalan keluar terkait masalah yang terjadi.

Hal ini bertujuan agar pembelajaran sastra dapat dilaksanakan secara optimal.  Pembelajaran sastra secara optimal sangat penting bagi peserta didik.

Nilai estetika, nilai dulce et utile, nilai moral, dan nilai intelektual yang terkandung dalam karya sastra dapat terdistribusikan secara baik apabila pembelajaran sastra berhasil diterapkan secara efektif.  

Penulis menguraikan beberapa solusi  yang dapat digunakan  untuk memecahkan  problem  yang terjadi dalam pembelajaran sastra.

Pertama, para pendidik sangat perlu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta   didik terkait dengan materi sejarah sastra Indonesia.

Hal ini merupakan poin  esensial yang perlu diperhatikan oleh para pendidik.

Peningkatan  materi sejarah sastra Indonesia ibaratnya mengajak para peserta didik untuk masuk dalam perpustakaan sastra Indonesia. 

Sejarah sastra merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluk beluk sastra sejak zaman dahulu hingga sekarang dan pengaruh-pengaruh yang timbul di dalamnya (Rismawati, 2017 :1). 

Dengan demikian, penguatan dan peningkatan konten materi sejarah sastra akan menjadi sebuah upaya mengatasi problem elementer peserta didik dalam pembelajaran sastra.

Penguatan dan penanaman konten materi sejarah sastra Indonesia selain bertujuan untuk mengatasi problem elementer peserta didik dalam pembelajaran sastra, sekaligus berfungsi untuk memperluas kekayaan intelektual peserta didik.

Hal ini dilatarbelakangi bahwa dalam konten materi sejarah sastra Indonesia memuat segenap pemikiran penyair, segenap problem masyarakat Indonesia, dan segenap kemajemukan bangsa.

Para pendidik yang berkecimpung dalam pembelajaran sastra harus berjibaku untuk menyajikan materi sejarah sastra secara utuh dan mendalam tidak sekadar sebatas pengetahuan hafalan.

Problem berikutnya yang perlu dipecahkan adalah masalah serius yang dialami peserta didik dalam pembelajaran sastra sehingga membuat para peserta didik kesulitan mengembangkan kompetensi sastra sekaligus kesulitan untuk mendapatkan pengalaman batin dari karya sastra.  

Akar masalah para peserta didik yang kesulitan dalam menyusun apresiasi sastra, menuangkan ide-ide kreatif, dan kesulitan mengalami persentuhan batin dengan karya sastra  terletak pada penyajian strategi  pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang teramat standar terkadang membuat para peserta didik kurang mendapat manfaat dalam pembelajaran.

Strategi pembelajaran harus mampu membuat para peserta didik tertarik, nyaman, dan tidak bosan. Dari penjelasan tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa strategi pembelajaran yang tepat dan matang akan memberikan hasil pembelajaran ideal.

Penulis sendiri pernah menerapkan strategi pembelajaran sastra berbasis pendekatan teori psikologi sastra. Hal ini bermula dari hasil tes diagnostik awal untuk memahami konteks peserta didik.

Konteks peserta didik yang ditemui penulis adalah peserta didik dengan latar belakang remaja akhir menuju dewasa awal. Hal ini menyiratkan bahwa para peserta didik perlu penguatan karakter dan kematangan emosional. 

Berangkat dari konteks tersebut, penulis merencanakan pembelajaran sastra yang diharapkan mampu membangun karakter menuju kedewasaan dan kematangan emosi. Dengan demikian, pendekatan teori psikologi sastra dirasa cocok untuk dipilih dalam pembelajaran.

Langkah berikutnya, penulis memilih bahan ajar yang sesuai dengan rencana pembelajaran. Tujuannya agar dalam proses pelaksanaan pembelajaran semua berjalan dengan baik.

Salah satu cerita pendek yang digunakan sebagai bahan ajar kala itu adalah Bangku Belakang  karya Sofie Dewayani.

Cerita pendek tersebut berisi tentang kemajuan teknologi yang membuat tokoh utama Sam berbohong dengan berpura-pura kaya. Latar dalam cerita tersebut adalah reuni SMA.

Dengan demikian, cerita pendek tersebut dirasa sesuai dengan perencanaan pembelajaran.

Selanjutnya, penulis mengajak para peserta didik untuk mendalami sedikit terkait teori psikologi sastra yaitu Id, Ego, Superego untuk membedah psikologi tokoh.  Selain itu, aspek Id, Ego, dan Superego juga bertujuan untuk mengajak peserta didik merefleksikan keadaan dirinya.

Hasil yang didapatkan penulis melalui  strategi pembelajaran sastra dengan teori psikologi sastra rupanya membuat peserta didik merasa tersentuh.

Hal ini tertuang dalam kegiatan apresiasi karya sastra hingga kritik sastra yang dilakukan.

Bahkan, para peserta didik juga mampu merefleksikan keseimbangan psikologinya melalui konsep Id, Ego, dan Superego. Kesadaran untuk menyeimbangkan antara keinginan, norma, dan realitas tumbuh dengan sendirinya setelah proses pembelajaran. Artinya, ketepatan strategi pembelajaran sastra akan membuat tercapainya tujuan pembelajaran sastra secara optimal.

Pembelajaran sastra yang ideal akan membuat proses pendistribusian nilai-nilai dalam karya sastra menjadi lebih optimal. Selain itu, para peserta didik kian memahami aneka ragam karya sastra yang kaya nuansa intelektual dan penuh kemajemukan dalam sastra Indonesia.

Para pendidik sebagai tonggak utama dalam pembelajaran perlu untuk mengoptimalkan denga baik penguatan konten materi sejarah sastra Indonesia dan memilih strategi pembelajaran sastra secara tepat dan efektif.

Pembelajaran sastra secara ideal juga menjadi sumbangsih penting dalam rangka penguatan profil pelajar Pancasila yang digagas oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  dalam Kurikulum Merdeka.

  

Sumber Referensi :

Rismawati. (2017).  Perkembangan Sejarah Sastra Indonesia. Banda Aceh : Bina Karya Akademika.

Iskandarwassid dan Dadang Iskandar . (2011).  Strategi Pembelajaran Bahasa.  Bandung : Rosda Karya.

BIODATA PENULIS

Andy Rachmat Setiawan, lahir 18 Oktober 1995 di kota Surakarta. Penulis tinggal di Palugunan RT 01/RW 01, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Penulis telah menempuh jenjang pendidikan di antaranya : TK Aisiyah Surakarta (2001-2002), Sekolah Dasar Negeri Yosodipuran (2002-2008), Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Surakarta, (2008-2011), Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Surakarta (2011-2014). Penulis juga telah menyelesaikan program Strata-1 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) pada Agustus 2018 lalu. Penulis mengajar di SMP Muhammadiyah 8 Kebakkramat. Kontak Penulis: 081214840806 (WA/ Telefon). Email: andisolo95@gmail.com.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved