Persebaya Surabaya
Persebaya Surabaya Peringkat Ketiga Tim dengan Penguasaan Bola Terefektif
Skuat Bajul Ijo menempati peringkat ketiga dengan penguasaan bola terefektif selama berlaga di kandang.
TRIBUNJATENG.COM - Dalam hal penguasaan bola di lapangan, Persebaya Surabaya dinilai efektif.
Demikian dilansir Surya.co.id dari akun Instagram @lapangbolacom.
Skuat Bajul Ijo menempati peringkat ketiga dengan penguasaan bola terefektif selama berlaga di kandang.
Baca juga: Persebaya Surabaya Pamer Skema Tiki-Taka, Unggah Video Proses Gol Silvio Junior
Persebaya Surabaya mencatatkan 22 pass per shot.
Sementara, Bhayangkara FC dan PSM Makassar mencatat 19 pass per shot.
"Pada BRI Liga 1 2022/2023, ada enam tim dengan penguasaan bola paling efektif ketika bermain di kandang sejauh ini, tentu tujuannya adalah untuk bisa melepaskan shot ke gawang lawan. Bahkan, tim The Guardian dan Juku Eja menjadi tim yang paling efektif dan hanya membutuhkan 20 kali operan saja untuk melepaskan shot ke gawang lawan," tulis caption dalam unggahan tersebut.
Penguasaan bola ini bisa jadi merupakan hasil dari latihan yang kerap digelar oleh Persebaya.
Bahkan, selama libur kompetisi Liga 1 2022 seperti sekarang ini, Persebaya Surabaya tak hanya menggelar latihan saja namun juga uji coba dnegan tim di Liga 3.
Paling baru, Persebaya berhasil mengamankan tujuh skor saat melawan Persekabpas.
Menjadi uji coba ketiga yang dilakukan Persebaya Surabaya selama masa penundaan kompetisi.
Ada dua uji coba sebelumnya, Hadapi Persinga Ngawi, Jumat (21/10/2022) berakhir 9-0 untuk Persebaya.
Hadapi Gresik United, Jumat (28/10/2022) yang berakhir dengan skor 3-3.
"Supaya menciptakan situasi anak-anak tidak jenuh, kedua supaya sentuhan-sentuhan pemain tidak turun terlalu drastis karena dengan tidak adanya kompetisi pasti akan ada sedikit penurunan," ungkap Aji Santoso seusai uji coba.
Aksi Sho Yamamoto saat berhasil menceploskan bola di laga uji coba Persebaya vs Persekabpas (Persebaya)
Aji Santoso akui bahwa dari tiga uji coba yang dilakukan ada sedikit penurunan imbas tidak adanya kompetisi.
"Masih cukup terjaga, artinya kalaupun memang ada sedikit penurunan tapi tidak signifikan, menurut saya masih normal. Jadi nanti yang terpenting kondisi anak-anak masih stabil, ketika nanti kami mendapatkan informasi kejelasan kompetisi, baru kami akan meningkatkan supaya sentuhan anak-anak normal seperti semula," pungkasnya.