Bulog Masih Nego Importir soal Harga Kedelai
Meski belum mendapatkan penugasan resmi untuk melakukan impor, Bulog diberi tugas untuk memastikan stok kedelai dalam negeri aman.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pemerintah telah menjanjikan penurunan harga kedelai menjadi Rp 10.000/kg pada Desember 2022 melalui impor yang dilakukan Perum Bulog.
Namun, Bulog mengeklaim belum mendapatkan penugasan resmi untuk melakukan impor kedelai langsung.
Hal itu diungkapkan Kepala Divisi Pengadaan Komoditas Perum Bulog, Budi Cahyanto. Menurut dia, hal itu karena kedelai tidak lagi menjadi komoditas yang diimpor menggunakan persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan.
Meski demikian, ia membenarkan jika Bulog diberi tugas untuk memastikan stok kedelai dalam negeri aman. Saat ini, Bulog bekerjasama dengan importir, dan tengah melakukan negosiasi harga dengan para importir.
"Saat ini kami sediakan kedelai bekerjasama dengan importir yang punya stok, termasuk untuk bulan Oktober-Desember tahun ini," katanya, kepada Kontan, Rabu (9/11).
Terkait dengan stok yang harus disediakan, Budi menuturkan, sesuai dengan permintaan Mendag Zulkifli Hasan yaitu sekitar 300 ribu ton.
Namun, penyerapan tidak akan dilakukan secara langsung, melainkan secara bertahap. Pasalnya, dia menambahkan, kedelai merupakan komoditas yang rentan turun mutu saat disimpan dan butuh perawatan tinggi.
"Impor akan dilakukan secara bertahap menyesuaikan dengan jumlah kedelai yang nanti didistribusikan," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut harga kedelai akan turun ke angka Rp 10.000-11.000 per kg pada Desember.
Hal itu sejalan dengan aktivitas impor kedelai sebanyak 350 ribu ton yang telah diputuskan dalam Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami sudah Ratas dipimpin Pak Presiden, diperintahkan kepada Bulog. Bulog akan impor 50 ribu ton plus 300 ribu ton, jadi 350 ribu ton. Ada subsidi nanti 350 ribu itu, harga belinya Bulog itu Rp 11 ribu-Rp 12 ribu, tapi dijual Rp 10 ribu," jelasnya. (Kontan.co.id/Lailatul Anisah)