Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

KPTS Semarang Ajak Naik Kendaraan Umum Sambil Kunjungi Tempat Bersejarah

Komunitas Peduli Transportasi Kota Semarang (KPTS) terus mengajak masyarakat untuk naik kendaraan umum.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Capt foto / dok KPTS.
KPTS melalukan kegiatan Dolan Sejarah KPTS Wisata dengan mengunjungi beberapa tempat bersejarah di Kota Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Komunitas Peduli Transportasi Kota Semarang (KPTS) terus mengajak masyarakat untuk naik kendaraan umum.

Supaya kegiatan itu lebih mengasyikan, KPTS mengemasnya  dalam kegiatan Dolan Sejarah KPTS Wisata.

Founder Komunitas Peduli Transportasi Kota Semarang (KPTS), Theresia Tarigan, mengatakan, kegiatan Dolan Sejarah KPTS Wisata tujuannya sebagai edukasi menggunakan transportasi publik sekaligus membumikan kebiasaan berjalan kaki yang menyehatkan.

"Tak kalah penting,  rekreasi bersama dengan murah namun teman baru bertambah," kata wanita yang akrab disapa Tere itu kepada tribunjateng.com, Kamis (10/11/2022).

Baca juga: Viral Pria Berkaos Gegana Todongkan Pistol saat Ribut Lawan Warga Sipil, Ini Penjelasan Polisi

Baca juga: Kronologi WNI Tewas Ditembak di AS, Diduga Sudah Jadi Target Pelaku

Baca juga: Pemerintah Kaji Insentif Industri Padat Karya untuk Cegah PHK

KPTS dalam kegiatan tersebut mengajak Lelie Agustin sebagai relawan yang menceritakan sejarah dari tempat yang dikunjungi.

Menurut Tere, belasan peserta mengikuti kegiatan itu untuk mengunjungi beberapa lokasi yang telah ditentukan.

Di antaranya menuju ke Kota Lama dan Kampung Melayu.

Sejarah Kampung Melayu menjadi pilihan topik pertama Dolan Sejarah lantaran ada program revitalisasi fasilitas pejalan  kaki.

"Selain itu ada prasarana seperti penanda lokasi, kelengkapan info sejarah yang dibangun dengan megah di sana," ungkap dia.

Selain terkait revitalisasi fasilitas pejalan kaki, tempat yang dikunjungi selanjutnya berupa  lokasi yang mengajarkan soal toleransi di kampung Melayu.

Tere mengungkapkan, toleransi sudah lama terjadi di Kota Semarang dengan dimulainya banyak orang datang karena pindahnya pelabuhan dari Mangkang ke dekat Benteng menambah  ramai kedatangan orang kapal maupun pedagang yang datang ke Kampung Melayu.

Mereka dominan orang dari pulau seberang yang berbahasa Melayu selain orang dari etnis Hadramaut Etnis ini menikah dengan suku Jawa dan juga pendatang.

Di sekitar Kampung Melayu juga muncul kampung-kampung lain yaitu Kampung  Darat, Kampung Ngilir atau Ngeli, Kampung Kali Cilik, Kampung Pencikan, Kampung Geni, Kampung Cerbonan, Kampung Banjar, Kampung Peranakan, dan Kampung Baru.

Baca juga: Projo bakal Dukung Prabowo Jika Jokowi Mendukung

Baca juga: Nasdem Siap Tampung Ganjar Jadi Cawapres Anies

Baca juga: Kecelakaan Maut di Kediri Pasangan Suami Istri yang Tidur di Warung Dihantam Truk, Seorang Tewas

"Banyaknya kampung ini menunjukkan kota Semarang sejarahnya penduduknya berasal dari banyak etnis yang membentuk kampung kecil namun berdampingan secara rukun," jelasnya.

Ia menambah, KPTS nantinya akan mengunjungi tempat  sejarah lainnya agar warganya semakin memahami sejarah sebagai akar kotanya.

Kemudian semakin meningkatkan jejaring sosialnya karena bertemu teman baru di KPTS.

"Kegiatan ini tentu menarik dan perlu bagi warga memahami sejarah kotanya," tandasnya. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved