Berita Semarang
Melihat Peran Energi Masa Depan di Pujasera Energi Tambakharjo Semarang
Pujasera Energi Tambakharjo, Semarang Barat, siang itu tampak ramai, Selasa (8/11).
Penulis: iwan Arifianto | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) Energi Tambakharjo, Semarang Barat, siang itu tampak ramai, Selasa (8/11/2022).
Belasan pembeli tampak sedang asyik menyantap olahan kuliner di pujasera tersebut.
Di tengah Pujasera, ada tiang kincir angin setinggi sekira 10 meter yang bergerak ditiup angin pesisir.
Di bawah kincir angin terdapat tujuh lapak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjual berbagai makanan khas pesisir seperti ikan kepala manyung , mangut hingga jajanan sehat lainnya.
Di sudut Pujasera, ada Musarofah (60) yang sedang sibuk mengolah masakan pecel pesanan konsumen.
Mantan asisten rumah tangga (ART) itu tampak sumringah lantaran warungnya ramai.
"Ya lumayan dari warung ini bisa aktivitas mengisi hari tua," katanya kepada Tribunjateng.com.
Ia menyebut, hasil berjualan di pujasera lebih dari cukup untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
"Sehari sampai dapat Rp300 ribu, kan tiap hari ramai, ada lapangan sepakbola juga dekat lokasi jadi sampai sore ramai," katanya.
Jualannya semakin ramai ketika ada acara yang dilakukan di pujasera. Ketika ada event ia mampu kantongi uang hingga lebih dari Rp1 juta.
Kendati demikian, ia berharap Pujasera Energi terus dikembangkan supaya mampu menjadi magnet bagi para pengunjung khususnya di wilayah Semarang Barat.
"Masih perlu dipromosikan, ini loh di Tambakharjo ada Pujasera Energi yang ada kincir anginnya," bebernya.
Di depan kincir angin terdapat tulisan Kampung Kuliner beserta patung ikan yang menjadi ikonik kampung Tambakharjo.
Pujasera Energi Tambakharjo, menggunakan pembangkit listrik tenaga matahari dan angin untuk kebutuhan listriknya seperti untuk penerangan lampu.
"Iya, lampu warung pakai listrik hasil kincir angin dan tenaga matahari," ucap pedagang Pujasera Energi Tambakharjo, Kuswati (40).
Ia mengaku, sudah enam bulan berjualan di pujasera yang berdekatan dengan kantor kelurahan Tambakharjo tersebut.
Ia berjualan kepala manyung dan teriyaki.
Selama berjualan antusias pembeli cukup bagus apalagi ada kincir angin dan panel surya sebagai magnet tersendiri bagi pengunjung.
Baginya, kampung kuliner binaan Pertamina itu sangat membantu perekonomian keluarganya.
"Alhamdulillah nambah pendapatan, kalau hasil lumayan, cukup lah untuk jajan anak," ungkapnya.
Penjual di Pujasera Energi, Komsatun (44) menjelaskan, berjualan di Pujasera Energi sejak bulan Mei 2022.
Hasilnya, ia dapat mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp100 ribu perhari.
Hasil lebih besar diperolehnya ketika ada event di lokasi tersebut karena dapat mengantongi hasil dari Rp500 ribu hingga Rp1 juta.
"Ya enak di sini dagang dekat rumah, dulu jualan di pasar, hasilnya lumayan untuk kebutuhan sehari-hari," kata penjual kuliner seperti bakso dan soto itu.
Ia menyebut, fasilitas di Pujasera Energi sudah bagus karena ada WiFi, kamar mandi, tempat duduk, dan fasilitas penunjang lainnya.
"Kalau pendapat saya tinggal promosi saja, ini kan ada ikon kincir angin sama ikan jadi bisa jadi bahan promosi khususnya kepada anak-anak sekolah biar mereka pada berkunjung ke sini belajar energi listrik dari kincir angin sambil jajan," ungkap warga RT 3 RW 1 Tambakharjo itu.
UMKM Naik Kelas
Sementara itu, koordinator Kampung Pujasera Energi Mursid mengatakan, sumber energi listrik di pujasera menggunakan sinar matahari dan kincir angin bantuan CSR Pertamina.
"Sangat membantu kebutuhan listrik di Pujasera terutama untuk kebutuhan lampu," paparnya kepada Tribunjateng.com.
Lampu itu dipasang untuk menyinari tujuh shelter UMKM yang berjualan di tempat tersebut.
UMKM tersebut berjualan makanan khas seperti petis mangut, kepala manyung dan lainnya.
"Pakai energi terbarukan sangat membantu para pedagang untuk lebih hemat listrik," katanya.
Pihaknya menyebut, dengan fasilitas tersebut akan menggelar event-event kegiatan supaya untuk merangsang para pelaku UMKM.
"Iya biar ramai nanti diadakan lagi event terutama saat malam hari karena suasana Pujasera Energi lebih asyik saat malam hari, " ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang Agus Wuryanto mengatakan, mendorong para pelaku UMKM untuk terus meningkatkan kualitas produk dan membantu pemasaran produknya.
Menurutnya, data hingga akhir bulan Oktober 2022, tercatat ada 29.152 UMKM di kota Semarang.
Mayoritas dari puluhan ribu UMKM tersebut didominasi usaha kuliner dan kerajinan tangan.
"Maka kami terus bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan UMKM di Kota Semarang supaya UMKM naik kelas dan sejahtera. Begitupun kami mengapresiasi semua pihak yang ikut menggerakkan UMKM di Kota Semarang," jelasnya.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengatakan, pujasera energi di Tambakharjo menjadi satu-satunya pujasera yang menerapkan energi baru terbarukan.
Penggunaan energi baru terbarukan pada pujasera tersebut bertujuan untuk menekan biaya operasional pujasera yang semula menggunakan energi listrik konvensional.
"Sehingga pengeluaran kelompok UMKM di pujasera tersebut bisa ditekan," katanya kepada Tribun, Rabu (9/11/2022).
Tekan Biaya
Keberadaan tenaga panel Surya dan kincir angin mampu menekan biaya kebutuhan listrik pujasera energi hingga sebesar 34,3 persen.
Brasto merinci, panel surya menghasilkan daya sebesar 2.4 KWH perhari, sementara kincir angin menghasilkan 86,4 watt.
Daya listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (angin dan matahari) sebesar 12.95 KWH dalam 1 Minggu. Apabila dirupiahkan sebesar Rp. 17.157.
"Kemudian Kampung Kuliner Pujasera Energi menghabiskan pulsa listrik dalam 1 Minggu sebesar 31 KWH. Apabila dirupiahkan sebesar Rp. 50.000," paparnya.
Ia melanjutkan, panel surya berfungsi untuk menghasilkan energi dari cahaya matahari, sementara kincir angin berfungsi menangkap energi dari angin.
Energi yang dihasilkan dari kedua media tersebut akan tersimpan pada baterai yang apabila baterai tersebut sudah penuh akan otomatis terputus alirannya begitu pun ketika baterai tidak penuh akan otomatis teraliri cadangan listrik ke baterai tersebut.
"Estimasi usia kincir angin dan panel Surya di tempat itu kurang lebih 5 tahun ," katanya.
Ia menambahkan, kelurahan Tambakharjo merupakan wilayah yang ada di sekitar salah satu unit operasi Pertamina, yaitu Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Achmad Yani di Kota Semarang.
Untuk itu program Tanjung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan pihaknya sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat yang ada di sekitar, berdasarkan permasalahan dan potensi sosial yang ada.
"Kami temukan pada kajian pemetaan sosial sebelum program TJSL kami jalankan," jelasnya.
Selain itu Pertamina juga ingin memberikan edukasi kepada masyarakat untuk dapat berinovasi mengembangkan energi baru terbarukan di lingkungan sekitar.
"Nah, salah satunya melalui fasilitas yang ada di pujasera tersebut," bebernya. (*)
			