Berita Viral
Keris, Karya Seni dengan Pesan Perdamaian
Pameran akan menyuguhkan 150 keris karya para empu nusantara yang berasal dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Madura, Bali, Lombok
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM - Komunitas Cinta Budaya (KCB) didukung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Bentara Budaya akan menyelenggarakan pameran Keris Kasepuhan dan Keris Kamardikan dengan tajuk:
“KERIS FOR PEACE AND HUMANITY”
Zaman boleh berubah. Namun, keris, pusaka Nusantara itu, masih lekat di hati sebagian besar masyarakat Indonesia.
Memang tak lagi digunakan sebagai senjata dalam pertarungan seperti zaman dulu, kini keris tetap bernilai sebagai karya seni dengan estetika tinggi.
Estetika bentuk (dhapur)-nya terlihat dari keindahan anatomi keris.
Jika pedang atau golong cenderung lurus, maka sebagian bilah (wilah) keris didesain berkelak-kelok (luk) luwes, mirip liukan ular yang melata.
Ada banyak jenis luk dengan jumlah lekukan bervariasi.
Semua anasir visual keris (mencakup luk, bilah, ricikan, pegangan, warangka) mencerminkan kebudayaan masyarakat.
Setiap desain keris menggambarkan lapisan sejarah kebudayaan dari masa-masa produksinya.
Dalam setiap kebudayaan, terkandung nilai, perilaku/adat, dan material khas.
Apalagi, banyak keris yang memiliki "dongeng", seperti terkait usia, sejarah asal-usul, atau keterlibatan keris itu dalam momen-momen penting.
Lebih dari itu, sebagian keris diyakini memiliki energi spiritual tertentu.
Bagi bangsa Indonesia, keris menjadi salah satu identitas penting yang merangkum kearifan budaya Nusantara.
Keris semakin mendunia pada tahun 2005.
Saat itu, lembaga kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia (UNESCO) menganggap keris sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia yang berasal dari Indonesia. “A Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.”
Untuk memperingati_ 17 tahun Keris Indonesia diakui UNESCO sebagai warisan dunia, Komunitas Cinta Budaya (KCB) didukung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Bentara Budaya menggelar pameran “KERIS FOR PEACE AND HUMANITY”.
Tema ini menunjukkan semangat komunitas pecinta keris untuk menempatkan keris dalam konteks kekinian.
Tak lagi berfungsi sebagai senjata tajam untuk bertarung, kini keris menjadi karya seni yang memperkuat hubungan persahabatan antarmanusia. Bukan lagi untuk mengobarkan perang, keris sekarang justru untuk menyemai perdamaian.
Pameran akan menyuguhkan 150 keris karya para empu nusantara yang berasal dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Madura, Bali, Lombok.
Pameran dibuka pada Selasa, 22 November 2022, dan berlangsung sampai 27 November 2022. Selama pameran, berlangsung juga Keris Mart (bursa keris) dan Talk Show (diskusi tentang keris).
Khusus pada 24 November 2022, digelar doa perdamaian bertajuk “Puja Rahayuning Rat” untuk ketentraman dunia.
Acara ini merujuk pada upacara tradisional Sidikara Pusaka dari era Majapahit di abad ke-14.
Doa dipanjatkan sambil menyajikan berbagai senjata tradisional dengan dipimpin oleh Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Purwohadiningrat, sesepuh Keraton Surakarta.
Pada upacara ini, akan didoakan pula tombak Tombak Pataka Cakrawala Mandala yang khusus dirancang untuk event ini.
Tombak berbentuk Cakra, dengan tiga arah mata tombak berupa daun sirih di paruh burung merpati.
Ada lambang “perdamaian” di bagian tengah. Karya ini dirancang oleh Ferry F Mangkoeredjo, dan ditempa serta diselesaikan oleh empu asli Madura, Misyanto di besalen Sumenep.
Pameran yang akan diramaikan dengan Kerismart – atau bursa pusaka keris baik kuna maupun keris-keris baru.
Ada juga sebuah maskot keris, yang juga khusus didisain serta dibuat untuk pameran di Bentara Budaya, yang bertemakan perdamaian dunia dan ketenteraman jagat.
Keris berbentuk unik dan kontemporer ini didesain oleh seniman perupa, Toni Junus Kanjeng ngGung.
Keris yang berkelok dengan ujung kepala wayang bermahkota dari Batara Kresna ini terinspirasi motif pada relief candi, Wisnu Garudeya. Pusaka ini dinamai Kyai Bawana Amerta. Kata Bawana artinya alam semesta dan Amerta adalah tidak mati, keabadian. Maknanya, dunia yang penuh keabadian.
Pameran yang akan digelar di Bentara Budaya Jakarta November ini adalah pameran yang ke-6 bertema keris.
Kelima pameran keris sebelumnya adalah Pameran Seni Tosan Aji (1996), Pameran Keris Nusantara dan Lomba Membentuk Keris (2006), Pameran keris Kamardikan (2008), Pameran Keris Bugis dan Serumpun (2011), Pameran Keris dan Senjata Pusaka Bahari (2015).
Pameran Keris for Peace and Humanity kali ini juga ditandai dengan peluncuran 5 (lima) buku tentang keris.
Salah satunya, buku “Pray for the World Peace” berupa Bunga Rampai Keris yang ditulis oleh sejumlah penulis keris masa kini disertai gambar keris, setebal 360 halaman.
Ada juga buku “Melacak Jejak Keris Pasundan, The World of Balinese Keris, Keris Serumpun – Kunci Menuju Kekuasaan,” serta buku “Penguasa Indramayu Abad ke-17 Wiralodra.”
(*)
Viky Pingsan di Jalan Hanya Konten? Sosok Omnya Muncul di Video, Disebut pernah Ketus ke Pak Lurah |
![]() |
---|
Sebut Wakapolres Binjai Kirim Chat Mesum dan Foto Organ Intim ke Istrinya, Joni Kini Beda Pengakuan |
![]() |
---|
Mantan Rektor Unila Sebut Uang Suap Mahasiwa Baru Buat Bangun Masjid, Hakim Kutip Hadis Nabi |
![]() |
---|
Tak Dapat Jatah Hubungan Intim, Muksin Robek Kemaluan Istri Pakai Tangan |
![]() |
---|
Inilah Sosok Salsabila Syaira, Presenter yang Ramai Dibicarakan di Twitter |
![]() |
---|