Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Ekonomi

BI Imbau Waspadai Multi Krisis Tahun 2023: Bukan Kondisi yang Baik-baik Saja

Dody Budi Waluyo mengatakan, sektor keuangan di beberapa negara termasuk yang sudah terkena dampaknya, sehingga disebut multi krisis

Editor: muslimah
centralfutures.com
Ilustrasi Inflasi 

TRIBUNJATENG.COM - Bank Indonesia (BI) menyatakan, pembangunan ekonomi dunia berkelanjutan dan inklusif mendapatkan persolan akibat konflik geopolitik yang berdampak terhadap perekonomian.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, sektor keuangan di beberapa negara termasuk yang sudah terkena dampaknya, sehingga disebut multi krisis.

"Bagaimana kita mengatasi konteks geopolitik berdampak kepada ekonomi, sektor keuangan, sekarang sudah menimbulkan yang disebut sebagai multi krisis.

Tidak saja pandemi yang yang belum berakhir, ditambah lagi konteks bagaimana krisis ekonomi menuju resesi yang sudah dinyatakan oleh beberapa negara," ujarnya dalam webinar, Jumat (18/11).

Karena itu, diperkirakan ekonomi dunia menutup akhir 2022 ini dengan tekanan yang masih cukup besar, hingga pada tahun 2023.

"Bukan kondisi yang baik-baik saja, artinya memang dalam hal ini konteksnya sudah terjadi fragmentation dari sisi perdagangan ekonomi.

Kemudian di sektor keuangan, kebijakan yang diambil semua berdampak tentunya pada tekanan di jangka pendek, khususnya dari sisi inflasi," kata Dody.

Inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lambat, semuanya berdampak terhadap sektor keuangan, hingga sudah menimbulkan peringatan dari lembaga-lembaga dunia.

"Mungkin Bapak Ibu yang hadir dari sektor keuangan di sini juga tentunya harus dipandang sebagai satu di antara yang harus kita waspadai di tahun depan.

Lalu, kalau ekonominya melambat, kalau suku bunga terus meningkat, kalau inflasi masih stabil tinggi, mungkin ini akan menjadi ancaman juga terhadap sektor-sektor lain," ujarnya.

Dody juga mengatakan, modal pertama Indonesia yakni pertumbuhan ekonomi menembus 5,72 persen secara tahunan di kuartal III 2022.

"Kita punya pertumbuhan di atas ekspektasi, bahkan di dalam G20 kita termasuk tiga negara tertinggi dari sisi pertumbuhan ekonomi untuk kuartal III. Kita juga punya inflasi meningkat, tapi dalam tren yang sebenarnya puncaknya sudah mulai tercapai di bulan ini," ujarnya.

Bahkan, angka inflasi dalam hitungan survei Bank Indonesia sudah menuju ke level 5,5 persen di November 2022 atau menurun dari 5,7 persen di Oktober 2022.

"Dari 5,9 persen (September), turun ke 5,7 persen (Oktober). Mungkin kita akan menuju ke 5,5 persen (November)" kata Dody.

Kendati demikian, menurutnya angka inflasi tersebut masih tinggi, sehingga tetap diperlukan kebijakan untuk mengatasinya.

"Tetapi, ini sebenarnya dalam tatanan yang relatif kita lebih baik dan negara lain," pungkasnya.(Tribun Network/van/wly)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved