Berita Nasional
Begitu Lihat TKP Penembakan Brigadir J, Bripka Danu Tahu Ada Kejanggalan, Apalagi Saat Jasad Dibalik
Begitu melihat kondisi TKP penembakan Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Bripka Danu sudah tahu ada yang tak beres
"Waktu pakai masker sempat curiga, kok aneh, kok pakai masker.
Pas itu saya ada Kasat Reskrim saya bilang: Ndan mohon izin, korban pakai masker," aku Danu.
Namun, temuan Danu itu tidak ditanggapi Ridwan Soplanit dan petugas lain.
"Pada saat itu pada diem semua gak ada yang ngomong," ungkap Danu.
Ketua majelis hakim, Wahyu Iman Santoso lalu menanyakan pangkat Danu, dan dijawab Bripka.
Setelah mengetahui pangkat Danu Bripka, hakim pun memaklumi jika Danu tidak bisa mengungkapkan kejanggalan itu karena pada kesaksian AKBP RIdwan Soplanit sebelumnya pun merasakan terintervensi.
Karena merasa tidak direspons, Danu pun hanya menyimpan kejanggalan itu tanpa berani mengungkapkan pada orang lain.
"Hanya pas mengolah mayat, dibantu dua orang hanya berbincang berdua.
Saya sempat ngomong ada yanng aneh, tapi tidak berani melakukan apapun," ungkap Danu.
Meski tidak merasa ada tekanan, Danu juga tidak berani mengungkap kejanggalan itu dalam berita acara identifikasi jenazah yang dilakukan.
Di berita acara, dia hanya menulis data apa yang terjadi dan dilihat di TKP saja.
AKBP Ridwan Soplanit Merasa jadi Korban Prank
Di persidangan yang sama, AKBP Ridwan Soplanit, Mantan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan mengaku menjadi korban prank Ferdy Sambo terkait kasus pembunuhan Brigadir J.
Awalnya AKBP Ridwan Soplanit ditanya tentang posisi Kuat Maruf saat dia masuk ke rumah Ferdy Sambo, seusai penembakan Brigadir J.
Diakui AKBP Ridwan saat itu dia hanya melihat Kuat Maruf bersama tiga ajudan Ferdy Sambo lain, Bharada E, Adzan Romer dan Prayogi tengah di garasi.