Wonosobo Hebat

Bupati Afif Nurhidayat Genjot Pembangunan Infrastruktur, Apa Kabar Proyek Stadion Wonosobo?

Tribun Jateng/Imah Masitoh
Bupati Kabupaten Wonosobo, H. Afif Nur Hidayat, S.Ag., Kamis (17/11/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Eksekutif dan Legislatif Wonosobo serius wujudkan keinginan masyarakat Wonosobo untuk memiliki Stadion Sepakbola yang membanggakan.

Tahun 2022 mulai dibangun lapangan. Dan 2024 ditargetkan selesai pembangunan stadion ini.

Bagaimana tahapan dan anggarannya?

Simak  penjelasan Bupati Afif, ketua DPRD Eko Prasetyo, Kepala Bappeda dan Kepala DPUPR ini.

Terkait dengan pembangunan stadion yang saat ini mash dalam proses, akhirnya terjawab di Wonosobo. Bagaimana perkembangan GOR Wonolelo yang digadang-gadang akan menjadi jadi stadion yang megah dan representatif. Apakah benar ini akan selesai pada tahun 2024? 

H. Afif Nur Hidayat, S.Ag (Bupati Kab.Wonosobo)

Jadi setiap pemimpin biasanya selain mewujudkan apa yang menjadi tujuan, tetapi juga mewujudkan apa yang menjadi hobi. Kebetulan Saya salah satu hobinya sejak kecil main bola. Kegiatan olah raga saya juga main bola. Setelah saya diberi amanah masyarakat kabupaten Wonosobo. Saya melihat geliat olah raga di Wonosobo luar biasa. Klub-klub bola di wonosobo sudah tertata dengan rapi dan baik. Terlebih kepengurusan Askab di bawah kepemimpinan Wahyu Nugroho yang notabennya adalah Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Wonosobo, ini juga sudah semangat luar biasa, strukturnya sudah tersusun dengan baik. Kemudian masyarakat tentu punya harapan besar. Karena potensi yang besar ini tidak terkelola dengan baik. Anak-anak kita kalau main, mainnya di luar kota. Mengapa kita belum punya stadion representatif, yang layak, yang sesuai dengan PSSI. 


Akhirnya nyambung antara hobi saya dengan hobinya masyarakat, antara keinginan saya dengan keinginan seluruh pemuda Kabupaten Wonosobo. Kalau begitu yuk bareng-bareng kita wujudkan tahun 2022 kita mulai. Karena tanahnya sudah ada, kita wujudkan bersama-sama. Dengan ketua DPRD, semua anggota DPRD begitu memberi support kepada kami eksekutif saya bersama pak wakil beserta jajarannya, ngeklop keinginan kami, keinginan pimpinan,dan anggota DPRD, dan keinginan seluruh masyarakat. Alhamdulilah tahun 2022, kita bisa mengalokasikan anggaran 5 miliar.

Memang bukan anggaran yang besar, bagi kami yang terpenting tahun 2022 sudah bisa membangun lapangannya. Nanti bisa terlihat, tampak keseriusan pemerintah tidak jadi belaka. Kan jadi masyarakat alah momong doang, misalkan pak Bupati ngapusi. Setelah kita wujudkan angka 5 miliar kita wujudkan selesai di akhir tahun ini maka tentunya kita sudah bisa menjawab apa yang menjadi pertanyaan masyarakat. Dan masyarakat akan berharap besar, tidak hanya lapangannya saja. Nanti tribunnya, ini berlanjut tahun 2023, dan di tahun 2024 selesai.

Tahun 2022 InsyaAllah lapangan selesai, tadi kami teman-teman monitoring, seminggu yang lalu kami Monev dengan pak Kajari, dengan teman-teman anggota dewan, alhamdulillah prosesnya cukup baik. Sehingga saya optimis, stadion ini selesai pada waktunya, sesuai dengan schedule yang ada. Harapan kita maksimal, karena ini yang pertama paling ngga kita tetap mengedepankan kualitas. 

Lantas bagaiman animo masyarkat mendengar hal ini pak? 

H. Afif Nur Hidayat, S.Ag (Bupati Kab.Wonosobo)

Ya insyaallah pasti gayung bersambut. Karena ini keinginan kami, keinginan anggota dewan, keinginan masyarakat. Jadi sudah saatnya bersama-sama. Pasti begitu kita serius, saat nanti selesai, saya akan ajak klub bola di Wonosobo untuk cek lokasi, kita syukuran bareng-bareng. Ini bagian wujud rasa syukur kita, keseriusan Pemerintah Kabupaten Wonosobo menjawab tuntutan dan aspirasi masyarakat yang ingin sepak bola di Kabupaten Wonosobo itu tumbuh, berkembang lebih baik. 

Ini sudah mulai Liga 3. Harusnya mainnya di Banjarnegara karena kita belum punya stadion, kita pinjam di Banjarnegara. Sudah pinjam akhirnya gagal karena kasus Kanjuruhan, tapi sementara, insyaAllah kita main. Butuh sinergi, dukungan, untuk mencetak pemain profesional harus di mulai dari kecil. 

Dengan sendirinya, hari ini setiap hari minggu pagi di Alun-alun banyak anak-anak main bola. Sekolah-sekolah bola tumbuh subur di Kabupaten Wonosobo 
Artinya ini para eks veteran pemain bola, mereka belajar menjadi pelatih, melatih anak-anak kita. Ada sebagian eks pemain PSSI, sudah beberapa kali ke Wonosobo, melihat semangatnya luar biasa pemerintah Kabupaten Wonosobo, dan masyarakat. 

Bagaimana sudut pandang DPRD menanggapi infrastruktur pembangunan di Wonosobo? 

Eko Prasetyo Heru Wibowo, S.H (Ketua DPRD Kab. Wonosobo)

Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo, Eko Prasetyo Heru Wibowo, S.H., Kamis (17/11/2022).
Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo, Eko Prasetyo Heru Wibowo, S.H., Kamis (17/11/2022). (Tribun Jateng/Imah Masitoh)

DPRD sebagai legislasi dari pada pemerintah. Pemerintah sudah interes pembangunan, walaupun kita tidak bisa meninggalkan apa yang ditinggal pemerintah yang dulu baik satu, dua, sampai sekarang. 

Tetapi visi misi Bupati sekarang di pemerintahan ini, menurut kami, selama ini adalah good government, apalagi olah raga. GOR itu obsesi karena di Wonosobo, indoor ngga punya. Padahal bibit di Wonosobo baik, baik di tenis, sepak bola. Tapi tidak terfasilitasi. 


Kebetulan Bupati baru ini yang dilantik pada tanggal 26 februari 2021, kami support memang dalam kepemerintahannya. Sesuai tupoksi kita, pengawasan support penuh dari pemerintah. 


Bagaimana dengan pencapaian infrastruktur di jalan? 


Nurudin Ardiyanto, S.T, M.T (Kepala DPUPR Kab.Wonosobo)

Kepala DPUPR Kabupaten Wonosobo, Nurudin Ardiyanto, S.T, M.T., Kamis (17/11/2022).
Kepala DPUPR Kabupaten Wonosobo, Nurudin Ardiyanto, S.T, M.T., Kamis (17/11/2022). (Tribun Jateng/Imah Masitoh)

Jadi pemerintahan Bupati Afif Nurhidayat dan Wakil Bupati Muhammad Albar ini, mengawali tugas dengan kondisi infrastruktur tidak baik-baik amat. Di startnya kondisi jalan 58 persen kondisi baik. Artinya yang 42 persen dalam kondisi rusak. 


Ini PR besar bagi pemerintah Bupati, dan kami yang berada di DPUPR diberi amanah untuk melakukan akselerasi dalam peningkatan infrastruktur khususnya jalan kabupaten. Ini misi yang tidak ringan tetapi dengan kepemimpinan Bupati, yang selalu mendampingi, mensuport dalam berbagai aktivitas, ditambah lagi dengan dukungan masyarakat dan partisipasi masyarakat yang besar, alhamdulillah dalam kurun waktu 2 tahun ini sudah mengalami peningkatkan yang cukup signifikan yakni 5 persen angkanya. Hampir 1000 kilometer sudah meningkat kondisinya. 


Karena itu ini juga di support oleh pembiayaan yang meningkat cukup besar di pemerintahan Pak Bupati. Dari angka 99 miliar, meningkat menjadi 130 miliar, 180 miliar, yang insyaallah tahun depan meningkat lagi menjadi di atas 200 miliar. Sehingga upaya percepatan pembangunan infrastruktur jalan bisa dicapai dalam waktu yang tidak terlalu lama. 

Bagaimana upaya penanganan kemiskinan yang selama ini sudah dilakukan Kabupaten Wonosobo? 


Jaelan, M.Kes (Kepala Bappeda Kab.Wonosobo) 

Jadi pandemi 2 tahun terkahir di tahun 2020-2021, menyebabkan banyak PR yang harus ditanggung oleh Bupati dan Wakil Bupati. Di samping kondisi infrastruktur yang tidak baik-baik saja, ini juga ikut meningkatkan angka kemiskinan kita. 


Sebelumnya selama 10 tahun terakhir trendnya terus menurun dari 24 persen menjadi 16 persen di tahun 2019. Di tahun 2019-2020 naik menjadi 17,63 persen. Kemudian 2021 naik lagi menjadi 17,67 persen. Ini menjadi menjadi kondisi PR yang harus diatasi.

Infrastruktur jadi satu kata kunci untuk meningkatkan pendapatan masyarakat memperbaiki tingkat kemampuan mereka untuk membayar, menutup kebutuhan dasar  mereka baik makanan maupun non makanan. 

Kepala Bappeda Kabupaten Wonosobo, Jaelan, M.Kes., Kamis (17/11/2022).
Kepala Bappeda Kabupaten Wonosobo, Jaelan, M.Kes., Kamis (17/11/2022). (Tribun Jateng/Imah Masitoh)

Bappeda memiliki tugas untuk membantu Pak Bupati dan Wabup untuk mengkawal tujuan RPJMD. Untuk yang kemiskinan, satu infrastruktur jadi hal yang sangat strategis,  kedua pertanian dan pariwisata, perdagangan, UMKM, perindustrian, ini bidang-bidang yang langsung berkaitan dengan potensi pendapatan masyarakat. 

Bupati punya PR yang berat terkait dengan kapasitas fiskal daerah kita yang kondisinya juga sangat minim dan tidak baik-baik saja.  Sehingga harapan beliau, bagaimana kita untuk meningkatkan pembiayaan, untuk meningkatkan infrastruktur terutama bidang-bidang yang sangat penting. 

Berbagai kita lakukan untuk mendapatkan dana transfer dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi juga dari himbau. Bappeda mengkawal, melakukan coba menyajikan data, dan juga menunjukkan korelasi kebutuhan pemerintah pusat, dan hasilnya sangat signifikan. 

Di tahun 2021 ada peningkatan, 2022 juga ada peningkatan. InsyaAllah tahun 2023 kita mendapatkan biaya infrastruktur yang sangat signifikan. Di angka fisik misalnya di tahun 2023, porsi kita tertinggi di Jawa Tengah. Ini adalah upaya kita yang dilakukan dalam rangka mengamankan pembiayaan infrastruktur, dan juga pembangunan di Kabupaten Wonosobo. 

Untuk meminimalisir kemiskinan di Kabupaten Wonosobo dan menjadi jadi  fokus pemerintah dalam hal percepatan peningkatan pemulihan ekonomi 

H. Afif Nur Hidayat, S.Ag (Bupati Kab.Wonosobo) 

Memandang kemiskinan kita selama ini fokus kita di bidang sosialnya, bukan pada pemberdayaan. Bidang sosial apa? Kalau kita sudah punya data kemiskinan maka yang kita pikirkan adalah bagaimana kita membangun si miskin. Mulai dari RTLH, BLT, jamban, sanitasi, dan sebagainya. Selama ini kita pandang apa yang kita berikan untuk keluarga miskin ini agar dapat cepat keluar dari kemiskinan. 

Di tahun 2023 saya ingin merubah. Data base penahanan bulan ini selesai, insyallah yang akan kita kirim kementrian pusat. 
Di Wonosobo 17,64 persen itu ada dimana saja, ada di kecamatan mana, kelurahan mana, siapa orangnya. By name, by address kita punya datanya. Kemudian yang bersangkutan persoalan apa yang menjadikan miskin. 

Kalau tadi sosialnya rumah kita temukan misal rumahnya bagus tapi tidak punya jamban, atau rumahnya tidak layak tapi punya jamban. Jadi intervensi sosialnya jelas. 

Di tahun 2023 kita akan rubah dengan pola pemberdayaan ekonomi. Setelah kita ketemu dengan keluarga miskin itu, data kan sudah ada, aktivitas keluarga jelas, pekerjaannya apa. Dari situlah kita akan menggerakkan semua OPD yang ada di lingkungan Wonosobo untuk royong bareng, di gorong bareng. 

Fokus 2023 dinas perdagangan misalkan kegiatannya apa yang bisa dilakukan untuk mengangkat keluarga miskin ini. Misalnya dengan melakukan pelatihan, misalnya menjahit, membuat UMKM, sampai dengan marketingnya dan dinas-dinas lain juga sama. Sehingga keluarga miskin punya keahlian berdaya, bisa menghidupi keluarga sendiri. 

Ke depan tugas pemerintah tinggal mendampingi mereka. Setelah mereka dilatih untuk berusaha, mereka punya keahlian wirausaha. Kita kerjasama pemerintah dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), dengan Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (Ispi), dan lain sebagainya. Sehingga nanti kita dampingi. 

Yang terakhir nanti kita dengan Bank Jateng, BRI, Bank Wonosobo, nanti untuk bantu. Kita selama ini dengan KUR daerah. Kita subsidi bunganya dengan pelaku UMKM. 

Nanti ke depan untuk keluarga yang masuk dalam daftar miskin kita lakukan intervensi secara menyeluruh, secara konvergensi, InsyaAllah berdaya. 

Jadi sosialnya di belakang jangan di depan. Karena kegiatan DPUPR ini terus berlanjut setiap tahunnya. Setiap tahun kita dapat alokasi anggaran dari DAK untuk bidang air minum, sanitasi ini terus jalan, dan kecenderungannya setiap tahun kita meningkat. 

Saya berfikir begini, kalau kita menunggu Kabupaten Wonosobo PDF itu lama sekali. Kalau kita menunggu, kita bisa memberi stimulasi kepada keluarga yang tidak mampu itu lama sekali. Kalau kita menunggu untuk mengcover keluarga miskin, jaminan kesehatan, pendidikan, seluruh Wonosobo butuh anggaran yang tidak sedikit dan besar. Saya berfikir ini yang harus dirubah. 

Jangan kita pendekatan keluarga miskin dengan bantuan sosial tapi coba dengan pemberdayaan ekonomi. Saya melihat satu potensi yang menggembirakan di saat kita dilancarkan covid 19 nilai IPM menurun, tapi luar biasanya perekonomian kita naik cukup tahan dan kuat. Karena pelaku usaha UMKM di Wonosobo yang cukup kuat. 

Kalau APBD kita masih menggantungkan dari pusat. Tapi seiring dengan berjalannya waktu dituntut untuk banyak menyelesaikan persoalan-persoalan yang tidak sedikit, tapi persoalan yang cukup besar. Memang uang itu tidak menjadi tujuan, tapi untuk tercapai suatu tujuan untuk tercapainya suatu visi misi butuh sarana. Anggaran ini kita tujukan untuk mencapai sarana untuk mencapai sebuah tujuan. Jangan hanya melihat alokasi anggaran yang digunakan. 

Kalau tadi kita melihat DPUPR, bagaimana partisipasi masyarakat, saya mengangkat sebuah tema untuk sesarengan mbangun Kabupaten Wonosobo. Untuk membangun Kabupaten Wonosobo tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Tapi harus ada dukungan penuh DPRD, Forkopimda, dukungan seluruh masyarakat. 

Dan luar biasanya setiap kegiatan saya datang ke RW, untuk melihat spirit masyarakatnya untuk bergotong-royong. Pernah datang ke sebuah kerja bakti, dan yang hadir ribuan. Ini yang tidak bisa diukur dengan uang, partisipasi masyarakat.

Oleh sebab itu sekalipun dengan anggaran APBD kita yang sangat terbatas kami punya optimisme menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi seiring dengan berjalannya waktu kamipun harus terus melakukan pembenahan dari segi sektor pendapatan asli daerah. 

Karena ke depan ini akan menjadi kekuatan. Hari ini BUMD kami dorong. Kita buat BUMD untuk profit, ya sosial. Karena profitnya best nanti mau ke pendapatan daerah. Pendapatan daerah nanti kembalinya ke masyarakat yang merasakan manfaat itu. 

Sehingga saya optimis tahun 2023 pendapatan asli daerah kita meningkat, anggaran dari pusat mudah-mudahan bertambah, sehingga berapapun masalah yang kita hadapi dengan penuh optimis dan semangat. 

Saya ingin di waktu yang pendek 3 tahun setengah bisa jadi waktu yang berkualitas. Sehingga masyarakat bisa merasakan manfaatnya. Ini bentuk dari rasa syukur saya karena Pilkada itu besar, 50 miliar lebih. Kalau sudah dibiayai dengan sangat mahal kemudian kepala daerah tidak bekerja dengan maksimal ini nanti mengkhianati rakyat. 

Ini wujud tanggungjawab saya kepada rakyat, wujud rasa syukur saya kepada Allah SWT, dan juga kepada masyarakat Kabupaten Wonosobo yang sudah memberikan dukungan penuh, saya akan bekerja secara maksimal dan totalitas untuk memajukan Kabupaten Wonosobo. 

Suara rakyat apa yang mendominasi di Kabupaten Wonosobo? 

Eko Prasetyo Heru Wibowo, S.H (Ketua DPRD Kab. Wonosobo)

Dimasyarakat yang mendominasi, pertama tahun 2021 itu infrastruktur, kemiskinan. Tapi faktanya, di data memang Wonosobo nomor 2 di Jawa Tengah dari bawah. Tetapi faktanya contohnya di daerah saya saja punya rumah 2 miliar, punya mobil pajero tapi termasuk miskin, karena tidak punya jamban. 

Contohnya ada Armada Town di Magelang, Rita Purwokerto, tapi konsumsi pengunjung kebanyakan di Wonosobo. Pengusaha luar daerah penginnya di Wonosobo.

Suara masyarakat untuk pemerintahan selalu klasik. Contohnya, jalan rusak sedikit, walaupun itu bukan kewenangan kami yang disalahkan Bupati. 

Kami mendorong jalan Dieng Borobudur, lapangan terbang Kulon Progo itu satu kesatuan kita serahkan pak Bupati untuk didorong jadi jalan nasional. 

Dalam tanda kutip APBD di wonosobo sekarang 2,1 triliun tapi kurang untuk membiayai apapun di situ. Karena untuk menggaji pegawai saja sudah sekitar 7 miliar. 

Bagaimana menanggapi terkait keluhannya masyarakat yang sebenarnya bukan wewenang Pemerintah Kabupaten? 

Eko Prasetyo Heru Wibowo, S.H (Ketua DPRD Kab. Wonosobo)

Bupati melalui kepala DPUPR ataupun piranti Bappeda yang lain menyurati gubernur dengan surat, tapi juga cepat . Walaupun kadang-kadang di peliharaan itu tidak maksimal untuk membangunkan. Karena tahapan APBD itu tahapan penetapan, perubahan, tetapi ada juga pemeliharaan.

H. Afif Nur Hidayat, S.Ag (Bupati Kab.Wonosobo)

Kami ada kanal Lapor Bupati. Info media komunikasi kami dengan masyarakat secara langsung. Sebagaimana tadi disinggung oleh ketua DPRD, masyarakat ingin langsung cepat dateng terkait permasalahan seperti jalan rusak. Ada yang tidak perlu datang langsung. Bisa dari rumah malah lebih cepat lagi. 

Kami selalu memberikan apresiasi kepada semua yang memberikan masukan kepada kami secara langsung melalui dinas teknis hari itu juga, langsung kita berikan jawaban-jawaban saat itu juga kepada masyarakat sehingga masyarakat akan merasa nyaman dan puas. Ini memberikan layanan kepada masyarakat.

Kalaupun kita belum action tapi kita harus sudah ada jawaban yang menggembirakan kepada masyarakat. Ini menjadi bukti Pemerintah Kabupaten serius menindaklanjuti keluhan-keluhan dari masyarakat. Tidak usah menunggu lama, tapi langsung kehadiran. 

Saya ingin menyampaikan negara harus selalu hadir di tengah masyarakat. Kami sebagai pemimpin ingin untuk selalu hadir di masyarakat. Ini tercermin pada saat masyarakat membutuhkan pelayanan tadi.
 
Bagaimana meningkatkan kemantapan jalan yang 57,67 persen pada tahun 2020, dan menjadi 59,49 persen pada 2021. Lantas bagaimana di tahun 2023? 

Nurudin Ardiyanto, S.T, M.T (Kepala DPUPR Kab.Wonosobo)

Di akhir tahun 2022 ini sudah di angka 63 persen ini ada akselerasi. Ini tadi Bappeda berkolaborasi untuk bisa menyusun rencana strategis tidak terbatas pada kemampuan daerah, tetapi peluang yang ada, seperti komunikasi dengan pemerintah pusat,  maupun provinsi. 

Hari ini koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan desa ini menjadi kekuatan yang luar biasa. Hal ini yang menjadi percepatan capaian jadi lebih dari sebelumnya. Karena partisipasi masyarakat, sharing pemerintah desa, tidak hanya terkait jalan tapi di beberapa kegiatan infrastruktur lain seperti air minum, sanitasi, ini menunjukkan partisipasi yang luar biasa. 

Hari ini kami didukung oleh masyarakat di pelebaran jalan. Jadi kalau di kabupaten lain pelebaran jalan itu ganti rugi. Tapi di Wonosobo punya modal kekuatan sosial luar biasa, pelebaran jalan atas wakaf masyarakat. 

Itu yang membuat kami merasa semangat dan merasa lebih bertanggungjawab. Jadi kami malu kalau masyarakat saja sudah mewakafkan, kami bekerja asal-asalan. 

Jangan sampai ada jalan rusak di medsos. Kalau ada di Lapor Bupati pemerintah harus segera hadir di tengah masyarakat untuk melakukan langkah-langkah cepat penanganan darurat dan pembuatan jalan yang baru. Mantapnya karena di dilakukan dengan cepat, InsyaAllah hasilnya juga lebih baik. 

Bicara terkait dengan upaya yang dijelaskan  terus menerus, bagaimana menjaga kemitraan eksekutif dan legislatif dari DPRD Kabupaten, dan bagaimana upaya mengahadapi tantangan menghadapi keterbatasan anggaran? 

Eko Prasetyo Heru Wibowo, S.H (Ketua DPRD Kab. Wonosobo)

Kebetulan Bupati ini diusung oleh partai lian dan calon tunggal. Dengan demikian biasanya berembug itu akan mudah, karena tidak ada kawan-kawan yang notabennya seperti kabupaten/kota lainnya. Ini kemarin calon tunggal. 

Jadi diusung sebagian besar oleh Parpol yang ada di sini dan sebagian besar pula ada 86 persen lebih duduk di legislatif. Jadi berembug dan visi misi RPJMD maupun RPJM Pemda Wonosobo kita dukung sepenuhnya. Dikarenakan kita juga lihat kinerja OPD sudah menurut kami tidak perlu dipecut-pecut. Kita mitra untuk kemajuan masyarakat, untuk menanggulangi miskin, stunting, dan sebagainya kita dukung penuh, kita support penuh untuk pemerintah daerah. 

Bagaimana kemudian dengan pembangunan yang sudah diterapkan? 

H. Afif Nur Hidayat, S.Ag (Bupati Kab.Wonosobo)

Inikan 26 Februari kami dilantik sekarang sudah 1 tahun setengah lebih karena memang kita berangkat dari kondisi yang sudah disampaikan tadi. Saya selalu melihat masalah dengan optimisme. Sepanjang kita mau berbuat sesuatu dengan kesungguhan pasti Tuhan akan kasih jalan keluar. 

Bagaimana anggaran kita sangat terbatas, komunikasi dengan DPRD kita bahas, kita selesaikan, kita bahas bersama-sama dan DPRD menaruh kepercayaan kepada kami. Kalau ada kesulitan kita cari solusi bersama-sama sehingga nikmat, terlebih nikmat saat sudah datang ke masyarakat. Saya hampir setiap hari datang ke desa. Saya bersyukur sekali hampir saya tidak pernah mendengarkan keluhan masyarakat. Tapi sambutan luar biasa mereka mengucapkan syukur dan terima kasih. 

Saya pernah ke suatu desa yang sangat jauh, belum sampai datang di sana sudah ada pedagang yang bilang WA saya. Kalau ada event banyak pedagang yang datang. Pak alhamdulillah jalan masuk ke desa sudah halus, kita para pedagang lancar. Ini bagian dari motivasi, bagian dari penyemangat dan bagian dari doa.

Begitu Saya dateng masyarakat menyambut dengan kegembiraan. Itulah barang kali hal-hal yang saya rasakan, suasana kebatinan saya sudah menyatu dengan kebatinan masyarakat. Saya harus merasakan kondisi yang dihadapi masyarakat. Masyarakat begitu memberikan dukungan penuh kepada kami untuk berbuat lebih baik ke depan. 

Kepuasan sebagai seorang pemimpin manakala saat bisa hadir saat melayani masyarakat, tapi juga sebaliknya. Berat bagi saya manakala masyarakat mengeluh kami tidak mampu memberikan pelayanan yang baik. 

Hal menarik di Wonosobo terkait dengan pariwisatanya? 

H. Afif Nur Hidayat, S.Ag (Bupati Kab.Wonosobo)

Wonosobo itu kan sangat terkenal, sebelum saya lahir Wonosobo sudah lebih dulu terkenal. Orang kenal Wonosobo karena Dieng, orang kenal Wonosobo karena ada pabrik jamur yang besar. 

Apalagi sekarang inovasi yang dilakukan Pokdarwis yang dibimbing oleh Dinas Pariwisata sehingga kepercayaan para wisatawan yang datang ke Wonosobo sangat luar biasa disambut dengan gembira. Kami akan menjaga kepercayaan ini menjadi tuan rumah yang baik. 

Harapan kita terus kita kembangkan destinasi wisata yang baru di Kabupaten Wonosobo. Kita susun 5 Dieng baru, sehingga nanti para wisatawan tinggal di Wonosobo tidak hanya semalam syukur bisa 2 malam. Jadi mereka bisa punya cerita menarik. Cerita tentang kenyamanan, cerita tentang keasrian, cerita tentang kesejukan, datang ke Wonosobo tidak putus-putus. Terus kita lakukan inovasi pengembangan. Sehingga ke depan bisa dikembangkan kota wisata. 

Perkembangan pesat yang dilakukan Bappeda sendiri terkait dengan pariwisata seperti apa? 

Jaelan, M.Kes (Kepala Bappeda Kab.Wonosobo) 

Pariwisata kita jadi salah satu bidang yang menopang pendapatan masyarakat, selain pertanian. Pariwisata kita tumbuh setelah pandemi di tahun 2021-2022 ini bisa kita rasakan, kunjungan ke Kabupaten Wonosobo. 5 Dieng baru selain Dieng sebagai salah satu tujuan wisata kita kembangkan wisata Kalianget, Waduk Wadaslintang, Gunung Lanang, koridor Keseneng-Candiyasan, dan juga Telaga Menjer. 

Kita kembangkan sesuai dengan kemampuan kita. Tahun 2023 Kalianget jadi prioritas kita. Sesuai dengan rencana tahun 2024 yang sudah kita mulai susun akan dikembangan Waduk Wadaslintang. Wisata ini menjadi salah satu fokus pembangunan kita diharapkan nanti akan menimbulkan efek domino ke belakang terkait dengan pemasaran hasil pertanian kita, terkait dengan produk-produk UMKM, makanan, minuman. Kita miliki potensi luar biasa.

Itu spesifikasi tidak ada di luar Wonosobo. Seperti kita punya carica, yang tidak ada di tempat lain hanya ada di Wonosobo. Sekarang ini carica ini tidak hanya kita jual hanya dengan bentuk sirup carica tapi dengan macam olahannya. Kita punya Purwaceng, tumbuhan yang khas di dataran tinggi Dieng. Memberikan manfaat stamina menjadi andalan Wonosobo. Juga kuliner-kuliner kita seperti Mie Ongklok dll. 

Termasuk juga di peternakan, kita memiliki Domba Wonosobo. Tidak hanya kita kembangkan untuk di ambil dagingnya saja tapi bulunya juga. Sudah kita dorong melalui inovasi yang kita lakukan ini akan menjadi nilai tambah pendapatan juga. 

Di perindustrian juga akan mengikuti. Sehingga apa yang dikatakan pak Bupati tadi paradigma kita untuk mengatasi kemiskinan yang menjadi paradigma didepannya bukan lagi bantuan sosial tapi kepariwisataan, pertanian, perdagangan, perindustrian, dan UMKM. 

Warga yang memiliki keterbatasan pemenuhan kebutuhan dasar makan ataupun non makanan itu yang akan dibantu oleh pemerintah kabupaten.

Harapan dari Bappeda sendiri untuk kepariwisataan, SDM untuk kemajuan Kabupaten Wonosobo seperti apa? 

Jaelan, M.Kes (Kepala Bappeda Kab.Wonosobo) 

Kita mendorong berharap akan berkembang di 2 tahun terakhir ini terkait dengan inovasi daerah-daerah yang itu berkorelasi dengan baiknya bupati Wonosobo yang berdaya masuk, bersaing,dan sejahtera . Pemerintah kabupaten melalui bappeda mendorong Warga masyarakat kita untuk terus berinovasi. 

Misalnya melalui lomba kreasi inovasi masyarakat kemarin yang baru saja kita laksanakan. Dari lomba ini tidak terhenti sampai munculnya juara saja. Kita fasilitasi hasil dati lomba produk-produk yang dikembangkan. Berdasarkan riset bisa menembus pasar, komersialisasi hasil dari inovasi. Kita laksanakan workshop untuk mereka seperti inkubator sederhana untuk mengembangkan mereka agar produk-produk ini bisa menembus pasar bisa dikomersialisasikan. 

Kita juga membantu masyarakat bagaimana hasil ini diakui dan menjadi kekayaan intelektual mereka. Pemerintah kabupaten memfasilitasi mereka untuk pengurusan hak kekayaan intelektual. Sehingga kreasi-kreasi, inovasi yang kita harapkan dari masyarakat ini difasilitasi oleh pemerintah kabupaten. Dan harapan ke depan bisa meningkatkan kemakmuran, kesejahteraan. Ada hal baru, inovasi yang terus dikembangkan dan itu nanti arahnya bagaimana daya saing daerah kita akan terus meningkat. 

Harapan dan pesan dari DPUPR untuk infrastruktur pembangunan di Wonosobo? 

Nurudin Ardiyanto, S.T, M.T (Kepala DPUPR Kab.Wonosobo)

Harapan tentunya apa yang sudah dicapai bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat sendiri antara kolaborasinya. Kalau tadi Bappeda pariwisata dan pertanian akan menjadi prioritas, maka tugas kami penyediaan infrastruktur kepada titik-titik sentra pertanian, atau destinasi wisata sehingga kolaborasi pemerintah kabupaten ini semakin ke depan makin baik. Tentunya tujuannya semata-mata bagaimana untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat melalui penyediaan infrastruktur yang mana mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dan menyelesaikan masalah kemiskinan. Sekali lagi harapannya sampai lama semakin naik. 

Harapan dan pesan ketua DPRD masyarakat untuk kemajuan infrastruktur? 

Eko Prasetyo Heru Wibowo, S.H (Ketua DPRD Kab. Wonosobo)

Dengan perencanaan pemerintah kita tetap optimis. Walaupun tidak memungkiri ada kelemahan itu pasti. Tapi kita support bareng untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang urgen kita penuhi. 

Harapan dan pesan Bupati untuk masyarakat?

H. Afif Nur Hidayat, S.Ag (Bupati Kab.Wonosobo)

Karena saya Bupati dan Wakil Bupati lahir di era Covid, di saat masyarakat mengalami tekanan persoalan yang begitu berat oleh sebab itu saya selalu membangun kemajuan yang apik, cepat deng keramahan. Harapannya kita bangun Wonosobo dengan optimisme. Akan ada harapan, kita rengkuh bersama, nyengkuyung bersama, bangun bersama.

Ayo kita bangun ke depan dengan  kacamata yang terang benderang, dengan pikiran yang jernih penuh optimisme. Jadi Wonosobo optimis jangan melihat ke belakang tapi ke depan. Nanti kalau lihat ke belakang terlalu jauh. Lihat ke depan ada sebuah harapan kami dengan kinerja yang baik, teman-teman OPD yang hari ini kita lakukan percepatan. Saya selaku yang dituakan di depan selalu hadir menemani kawan-kawan, OPD bersama dengan seluruh elemen masyarakat Kabupaten Wonosobo. Masyarakat Wonosobo tetap semangat dan optimis. 


Tiga kata terakhir untuk Kabupaten Wonosobo:


Bappeda : Optimis, semangat, dan kerjakeras
DPUPR : Tata, bangun, jaga sesarengan
DPRD : Global krisis, Wonosobo tetap optimis
Bupati : Aman, sehat, maer (*)