LDII
Sambut Bonus Demografi, LDII Helat Diklat Kader Kesehatan dan Manajemen Poskestren
Sekitar 40 pondok pesantren (Ponpes) di lingkungan LDII memiliki Pos Kesehatan Pesantren (Posketren), yang merupakan bantuan dari Kementerian Kesehata
TRIBUNJATENG.COM, KEDIRI -- Sekitar 40 pondok pesantren (Ponpes) di lingkungan LDII memiliki Pos Kesehatan Pesantren (Posketren), yang merupakan bantuan dari Kementerian Kesehatan, yang saat itu dipimpin Menkes Siti Fadilah Supari.
Untuk meningkatkan manajemen dan SDM Posketren, DPP LDII bekerja sama dengan Ponpes Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur menghelat “Diklat Kader Kesehatan dan Manajemen Poskestren”, di ponpes tersebut pada Minggu (27/11).
Dalam sambutannya, Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso menekankan fungsi strategis pondok pesantren.
Chriswanto mengungkapkan, LDII menaungi ponpes, baik salafiyah (tradisional) maupun modern, seperti boarding school, Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM), serta Pondok Pesantren Pelajar dan Mahasiswa (PPPM).
“Di situ, ketika banyak orang berkumpul dan harus ada upaya meningkatkan kesehatan pribadi dan masyarakat,” ujarnya.
Untuk itu, perlu ditindaklanjuti dengan menyiapkan kader kesehatan dan manajemen pengelolaan Poskestren yang baik.
“Melalui peningkatan kualitas kader kesehatan, perbaikan sistem rujukan poskestren, peningkatan standar pelayanan dan pemberdayaan tenaga medis,” ujarnya.
Selanjutnya ia menegaskan, untuk menyambut bonus demografi 2035 dan Indonesia Emas 2045, LDII fokus menyiapkan generasi penerus profesional religius. Hal tersebut berarti, harus menyiapkan kader dengan wawasan dan kualitas kesehatan yang baik.
“Muaranya adalah sumber daya manusia (SDM) yang dipersiapkan LDII, menuju kualitas manusia seutuhnya. Pondok pesantren menjadi mitra strategis DPP LDII dalam menyiapkan generasi muda yang profesional religius. Untuk itu aspek kesehatan para santri menjadi bagian penting,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso.

Pada kesempatan itu, Ketua Ponpes Wali Barokah KH. Sunarto mengatakan diklat kader Kesehatan dan manajemen Posketren sangat penting.
Menurutnya, diklat tersebut merupakan upaya koordinasi DPP LDII dengan pihak ponpes yang dinaunginya, untuk meningkatkan kualitas SDM dan manajemen Posketren,
“SDM Posketren memiliki pengetahuan yang tidak merata butuh standarisasi pengetahuan. Pelatihan ini sangat penting, untuk diseminasi atau percontohan di luar Ponpes Wali Barokah,” ujarnya.
Selain itu, lingkungan ponpes yang terdiri dari beragam santri berlatar budaya yang berbeda-beda, bisa memahami masalah Kesehatan secara pribadi,
“Dengan demikian bisa meminimalkan penyebaran penyakit di kalangan santri, bila terjadi wabah atau ada santri yang sakit,” tutur KH. Sunarto.
Kajari Nganjuk Apresiasi Dukungan Ponpes Al Ubaidah, Jaksa Mucal Bab Hukum Dateng Santri Milenial |
![]() |
---|
DPP LDII: Seabad NU Menjadi Inspirasi Ormas Islam dalam Membangun Peradaban Baru |
![]() |
---|
Ponpes Al Ubaidah dan UT Kolaborasi : LDII: “Sarjana yang Muballigh dan Muballigh yang Sarjana”. |
![]() |
---|
Protes Pembakaran Kitab Suci di Swedia, LDII : Kebebasan Berekspresi Ugal-ugalan dan tak Hormati HAM |
![]() |
---|
LPOI & LDII Ingatkan Isu yang Merusak Persaudaraan, KH Imam Pituduh: Umat Islam itu Bersaudara |
![]() |
---|