Berita Salatiga
Storyteller Mengupas Danau Rawapening di Tanasurga Resto Salatiga, Begini Cara Mereka
Berlokasi di Tanasurga Resto Salatiga, para storyteller menyajikan Rawapening secara utuh dalam pameran bertajuk Rawapening Masa Gini.
Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Berbagai macam potensi di Danau Rawapening tak pernah selesai dikupas tuntas.
Potensi tersebut merupakan daya tarik tersendiri terhadap rawapening seperti kekayaan alam, perekonomian warga sekitar, perkembangan danau, hingga revitalisasi yang saat ini dikerjakan.
Berlokasi di Tanasurga Resto Salatiga, para storyteller menyajikan Rawapening secara utuh dalam pameran bertajuk Rawapening Masa Gini.
Baca juga: Polres Salatiga Siap Terjunkan Personil untuk Membantu Bencana Cianjur
Ada empat storyteller yang menceritakan kisah tentang Rawapening yakni Chandra Firmansyah, Lutfi Akmal, Ratu Haiu Dianee, dan Tri Wahyu Prasetyo.
Chandra Firmansyah mengatakan, berlatarbelakang fotografi, dia tak membatasi berbagai macam medium untuk bercerita tentang Danau Rawapening.
“Jadi dalam pameran kali ini, kami menggunakan mixed media mulai dari zine, lukisan, jurnal, dan foto untuk menyampaikan kisah yang ada di Rawapning."
"Terutama yang berhubungan dengan lingkungan,” kata Candra kepada Tribunjateng.com, Senin (28/11/2022).
Dengan diadakan pameran ini, dapat mengajak pengunjung untuk lebih peka terhadap lingkungan.

Baca juga: Pasang Surut Terap Kretek di Salatiga, Turun Temurun Hingga Pernah Layani Secara Door to Door
Dalam pameran ini juga diisi diskusi yang melibatkan Titi Permata (aktivis lingkungan), Firman Setyaji dari Bengok Craft, dan Budiman warga yang hidup di pinggiran Danau Rawapening.
Selain itu, Titi Permata menambahkan, Rawapening masuk ke dalam 15 danau prioritas di Indonesia, membuat berbagai kebijakan revitalisasi yang saat ini dilakukan dan dicermati.
“Jangan hanya berpikir manusianya, ada banyak ekosistem yang terbangun di Rawapening,” kata Titi kepada Tribunjateng.com, Senin (28/11/2022).
Menurutnya, jika Rawapening hanya terfokus pada pembangunan fisik, revitalisasi menjadi tidak perhatian dengan makhluk lainnya.
“Ini berbahaya bagi lingkungan Rawapening, bisa terjadi ketidakseimbangan,” ujarnya.
Baca juga: ASN Salatiga Ikuti Doa dan Sholat Gaib Bersama untuk Para Korban Bencana Cianjur
Ketidakseimbangan tersebut adalah ketiadaan hewan endemik yang biasa muncul.
“Dari laporan beberapa nelayan, saat ini yang mulai tidak terlihat adalah ikan jenis wader pari."
"Ini kan berarti ada masalah seputar hewan endemik,” ungkapnya.
Dia berharap, revitalisasi dilakukan dengan riset serta observasi yang mendalam, sehingga di Rawapening tercipta perairan yang sehat.
“Sehat untuk ekosistemnya, juga sehat untuk masyarakatnya sehingga bisa berdampak secara ekonomi yang menyejahterakan mereka,” ungkapnya. (*)
Baca juga: Wajib Tiap Rabu, ASN Pemkab Kudus Gunakan Seragam Tenun Glagahwaru
Baca juga: Usulan UMK 2023 Karanganyar Belum Diserahkan ke Provinsi, Ini Penyebab Utamanya
Baca juga: Hari Menanam Pohon Indonesia, LDII Ajak Masyarakat Ibadah dengan Tanam Pohon
Baca juga: Polisi Temukan Identitas Jenazah Pria Di Pinggir Jalan Arteri Yos Sudarso, Inilah Identitasnya
tribunjateng.com
Tanasurga Resto Salatiga
feature
Salatiga
Rawapening
Chandra Firmansyah
Titi Permata
Kompetisi Liga 2 Dihentikan, Nusantara United Resmi Pilih Membubarkan Tim |
![]() |
---|
Harga Beras di Salatiga Naik, Pedagang: Kalau Stok Cukup |
![]() |
---|
Program Tilik Kampung Dianggap Pencitraan Ini Tanggapan Sinoeng |
![]() |
---|
Program Tilik Kampung Kena Nyinyir Netizen, Pj Walikota Salatiga Sinoeng Tanggapi Santai |
![]() |
---|
Buka Pameran Damalung Blueprint, Taj Yasin Apresiasi Anak Muda Lestarikan Budaya |
![]() |
---|