Tribun Jateng
Hari Disabilitas Internasional, Komunitas Budaya Karangjati Ngawiji Gelar Pentas Seni Siswa Difabel
Menjelang Hari Disabilitas Internasional, Komunitas Budaya Karangjati Ngawiji menggelar pentas seni dan karya siswa difabel se-Kabupaten Semarang.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Menjelang Hari Disabilitas Internasional, Komunitas Budaya Karangjati Ngawiji menggelar pentas seni dan karya siswa difabel se-Kabupaten Semarang di aula Kantor Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kamis (1/12/2022).
Pentas seni itu diikuti oleh 75 siswa mulai tingkat sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah pertama (SMP) dari sembilan sekolah luar biasa (SLB) dan dua homeschooling yang tersebat di wilayah Kabupaten Semarang.
Para peserta menampilkan berbagai kebolehannya, misalnya tari tradisional, menyanyi, pantomim, melukis dan lain-lain.
Untuk dekorasi panggung sendiri, diramaikan dengan puluhan kardus yang digambari dan dibentuk sesuai kreasi para siswa yang ikut.
Berdasarkan penuturan Ketua Komunitas Budaya Karangjati Ngawiji, Muhtar Widiyanto, dia menggelar acara tersebut untuk memberi ruang dan wadah berkreasi bagi anak-anak penyandang difabilitas di Kabupaten Semarang.
Kardus-kardus kreasi anak-anak itu juga merupakan inisiasinya.
“Agar bisa dipamerkan dan bangga ini karya mereka, maka sebelum acara ini kami minta sekolah-sekolah yang agar siswa-siswi membuat kreasi di kardus-kardus untuk dekorasi panggung, satu sekolah sepuluh kardus,” katanya kepada Tribunjateng.com.
Acara pentas dan seni itu juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen.
Pria yang kerap dipanggil Gus Yasin tersebut menyapa dan berinteraksi dengan anak-anak penyandang difabilitas di sana.
Wagub juga mengajak anak-anak disabilitas itu untuk menonton film layar lebar berjudul “Tegar”. Film tersebut mengisahkan anak disabilitas yang punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan, di tengah orang tuanya yang tidak mengizinkannya kemana-mana.
Ajakan Gus Yasin pun disambut antusias anak-anak.
Wagub berharap, film Tegar yang mereka tonton nanti bisa diinformasikan kepada masyarakat secara lebih luas, khususnya bagi keluarga yang memiliki anak disabilitas.
“Supaya kita bisa menceritakan kepada masyarakat yang lain, karena di sekeliling kita ternyata masih banyak orang tua atau masyarakat yang memiliki famili disabilitas, tidak mau membuka keluarganya,
Keluarga tidak perlu menyembunyikan, jika memiliki anak berkebutuhan khusus karena justru akan merugikan masa depan anak tersebut,” ujar Gus Yasin. (*)