Piala Dunia 2022
Ironi Paulo Bento di Laga Korea Selatan vs Portugal Piala Dunia 2022 Malam Ini
20 tahun lalu lalu pada Piala Dunia 2002, Paulo Bento membela timnas Portugal untuk terakhir kalinya saat disingkirkan tuan rumah Korea Selatan
TRIBUNJATENG.COM, DOHA -- 20 tahun lalu lalu pada Piala Dunia 2002, Paulo Bento membela timnas Portugal untuk terakhir kalinya saat disingkirkan tuan rumah Korea Selatan di babak penyisihan grup.
20 tahun kemudian, Paulo Bento ironisnya berpotensi bertemu dengan takdir yang sama. Namun berada di tim yang berbeda. Kali ini, dia menukangi Korea Selatan yang akan melawan Portugal dalam laga terakhir Grup H di Stadion Education City, Ar-Rayyan, Jumat (2/12).
Pada Piala Dunia 2002 kala itu, Korea Selatan terus berlari kencang sampai semifinal, yang jadi prestasi terbaik mereka sepanjang hajatan besar sepak bola empat tahunan ini.
Setelahnya, tim "ksatria Taeguk" ini lolos di empat pentas Piala Dunia dengan tiga kali kandas di penyisihan grup, dan sekali terhenti di babak 16 besar.
Kali ini, mereka terancam kembali kandas. Dalam drama di Ar-Rayaan tiga hari lalu, Korsel dengan gagah berani sempat bangkit menyamakan kedudukan 2-2 setelah tertinggal 0-2.
Dua gol dari Cho Gue-sung dalam durasi empat menit sempat membangkitkan harapan. Namun, gol Mohamed Kudus di menit ke-68 membuat Ghana unggul 3-2, dan mematikan harapan yang sempat mekar.
Son-Heung Min pun terlihat mengucurkan air mata di balik topengnya. Pelatih Fernando Bento mencak-mencak, dan protes ke wasit hingga mendapat kartu merah.
Peluang tim Ksatria Taeguk untuk lolos ke babak 16 besar memang jadi semakin sulit setelah hanya meraup satu poin hasil imbang 0-0 kontra Uruguay.
Saat ini, Portugal sudah pasti lolos, dan memuncaki grup H dengan enam poin. Ghana di peringkat dua dengan tiga poin, diikuti Korea Selatan di peringkat tiga, dan Uruguay juru kunci masing-masing dengan satu poin.
Untuk bisa lolos, Korsel harus mengalahkan Portugal, sembari berharap Uruguay mengalahkan Ghana dengan skor tipis. Di luar skenario itu, tim Ginseng bakal tersingkir.
Situasi makin sulit lantaran Pelatih Bento tak bisa hadir di bench menyusul kartu merah yang diterima. Posisinya diganti ssisten pelatih, Sergio Costa.
"Kami akan bertarung dengan semangat, dan keberanian serupa. Strategi kami tak akan berubah. Kami hanya menatap kemenangan, dan tak melihat ke pertandingan tim lain," kata sang asisten.
Kubu Portugal pastinya sudah melupakan dendam kekalahan 20 tahun lalu. Tapi, mereka tak mau mengambil risiko berbaik hati memberi kekalahan kepada tim Ginseng.
Pasalnya, A Selecao tak mau mengambil risiko disalip Ghana dari takhta Grup H untuk lengser menjadi runner-up. Mereka menghindari risiko kemungkinan bertemu favorit juara, Brasil -- yang kemungkinan besar jadi kampiun grup G--, pada babak 16 besar.
"Kami akan mengincar posisi teratas, dan bukan hanya karena (menghindari) Brasil. Kami hanya ingin selalu menang," kata pelatih Portugal, Fernando Santos.