Berita Pati

Kesaksian Para Korban Banjir Bandang di Tambakromo Pati, Air Datang seperti Gelombang Laut

Banjir Bandang Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, merupakan salah satu yang terdampak paling parah.

Istimewa
Kolase foto amatir mengenai kondisi banjir di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (30/11/2022) malam. 

TRIBUNJATENG.COM, PATI -- Banjir Bandang Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, merupakan salah satu yang terdampak paling parah.

Ketinggian air mencapai 2,5 meter, menyentuh genting rumah warga. Bagaimana kesaksian para warga?

Kamis (1/12) pagi, warga dengan bantuan para relawan dan personel TNI-Polri serta BPBD dan Damkar mulai membersihkan rumah dan jalanan desa dari endapan lumpur yang ditinggalkan air bah.

Endang, warga Desa Sinomwidodo RT 6 RW 2, mengatakan bahwa semalam (Rabu malam, Red) ketinggian air di rumahnya mencapai di atas kepala, hampir 2 meter.

"Tembok samping kanan-kiri dan belakang rumah jebol. Arus air sangat deras. Perabotan juga hilang semua, tidak bisa diselamatkan. Yang dibutuhkan sekarang air bersih," kata dia.

Suparto, Ketua RT 6 RW 2 Desa Sinomwidodo, mengatakan bahwa kemarin air bah mulai masuk ke rumah warga sekira pukul 17.00 WIB. Air terus menderas dan meninggi. Pukul 22.30 baru mulai surut dan sekira pukul 02.00 dini hari tadi baru surut total.

"Kemarin air naik seperti gelombang laut, naik dan terus meninggi. Dinding samping rumah saya jebol dan saya sempat terdorong air.

Kemudian saya, istri, ibu, dan adik saya lari ke rumah tetangga yang agak tinggi pondasinya. Di rumah tetangga air masih masuk, tapi cuma sepinggang," kata Suparto.

Ia mengatakan, seluruh warga diminta untuk mengungsi ke masjid. Namun ia memilih bertahan di rumah tetangga.

Menurut dia, semua surat berharga, perabotan rumah tangga, perangkat elektronik miliknya hanyut terbawa banjir bandang. Bahkan, banyak warga yang kehilangan hewan ternak.

Liswati, warga lainnya, mengaku trauma dengan banjir semalam.

Seumur hidupnya, perempuan berusia 45 tahun ini mengaku belum pernah merasakan banjir separah ini.

"Banjir semalam bikin saya trauma. Biasanya paling tinggi cuma sepinggang. Semalam kenceng banget airnya, jadi kayak sungai, deras. Saya lari ke genting menyelamatkan diri," kata dia.

Liswati berharap hutan di pegunungan wilayah selatan Pati jangan sampai gundul.

"Sebab, kalau hutan gundul, kami yang di bawah yang terkena dampak banjir," tandas dia.

Camat Tambakromo, Mirza Nur Hidayat mengatakan, terdapat 632 rumah yang terkena banjir tadi malam. Tiga di antaranya ambruk, rata dengan tanah. Kemudian 212 rumah rusak sedang dengan kerusakan di tembok.

"Lalu 417 rumah rusak ringan. Bangunannya masih utuh tetapi di dalam kocar-kacir,” ujar Mirza saat diwawancarai TribunMuria.com, Kamis (1/12) siang.

Adapun korban meninggal dunia ialah Suwami dan Sumirah. Keduanya merupakan perempuan lanjut usia berusia 60 tahun.

Suwami meninggal di rumah sakit, sementara Sumirah meninggal di lokasi banjir.

Masjid Jami' Miftahul Huda Dukuh Krajan dan Masjid Dukuh Cengklik dijadikan posko pengungsian. Sekira 200-an keluarga mengungsi ke dua masjid tersebut. Adapun saat ini tinggal tersisa sekira 50 warga.

Selebihnya kembali ke rumah untuk membersihkan rumah dari endapan lumpur sisa banjir.

”Ada 200 KK yang mengungsi. Namun pagi ini bapak-bapak meninggalkan tempat pengungsian di Masjid Krajan sama Masjid Cengklek. Yang masih mengungsi ibu-ibu dan anak-anak yang rumahnya rusak lumayan parah,” jelas dia.

Mirza mengungkapkan, banjir yang menerjang Desa Sinomwidodo merupakan yang terparah selama ini. Desa ini memang kerap dilanda banjir, tapi belum pernah separah ini.

Biasanya ketinggian air hanya sekira 50 cm hingga 1 meter-an. Kali ini air mencapai 2 meter hingga 2,5 meter.

Bahkan beberapa warga terpaksa memanjat naik ke genting rumah untuk menyelamatkan diri saat banjir bandang terjadi.

”Banjir bandang tadi malam itu cukup berbeda dibandingkan sebelumnya. Perlu diketahui mulai 15 Oktober kemarin, di sini sudah ada banjir bandang, kedalamnya satu meter lebih. Kejadian banjir tahun ini sudah keempat kalinya, namun yang paling parah kejadian tadi malam itu dengan ketinggian air 2 hingga 2,5 meter,” jelas Mirza.

Menurut dia, banjir bandang ini dipicu hujan lebat yang terjadi di Pegunungan Kendeng. Hutan di Pegunungan Kendeng yang mulai gundul membuat area serapan air di sana tidak lagi memadai.

”Kalau di atas hujan deras bisa dipastikan banjir. Yang terdampak Kecamatan Winong dan Kecamatan Tambakromo,” pungkas dia. (mzk)

Baca juga: Kunjungi Korban Banjir Rob di Tambaklorok Semarang, Mbak Ita : BTT Segera Dicairkan

Baca juga: Chord Gitar Lagu Cigarettes of Ours Ardhito Pramono, Take It Easy For a Little While

Baca juga: Chord Gitar Lagu Yang Terlupakan Iwan Fals, Rasa Sesal di Dasar Hati

Baca juga: Aplikasi Penghasil Uang Sose Master Membayar ke PayPal, Kumpulkan Koin Sebanyak-banyaknya

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved