Berita Pati
Terendam Banjir Empat Hari, Warga Mintobasuki Pati Mulai Diserang Penyakit Gatal
Berdasarkan data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, enam kecamatan di Pati terendam banjir sejak 30 November 2022 lalu.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Berdasarkan data yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, enam kecamatan di Pati terendam banjir sejak 30 November 2022 lalu.
Keenam kecamatan tersebut ialah Winong, Tambakromo, Gabus, Juwana, Jakenan, dan Sukolilo.
Hujan dengan intensitas tinggi dan durasi cukup lama yang mengakibatkan Sungai Godo meluap disebut jadi pemicu banjir yang menggenangi keenam wilayah kecamatan tersebut.
Hari ini, Sabtu (3/12/2022), sebut Kepala BPBD Pati Martinus Budi Prasetya, banjir di sejumlah wilayah sudah surut. Di antaranya di Winong dan Tambakromo yang tinggal menyisakan endapan lumpur.
Adapun di sejumlah titik wilayah Kecamatan Gabus, air masih menggenang dengan ketinggian berkisar antara 20 hingga 50 cm.
Di Desa Mintobasuki, Kecamatan Gabus, air juga masih menggenang.
"Selain rumah warga, area sawah juga masih terendam banjir. Luas area yang tergenang 50 hektare sawah padi muda. Tinggi air sekitar 100-150 cm," kata Martinus dalam rilis tertulis, Sabtu (3/12/2022).
Sementara, di area permukiman, warga Desa Mintobasuki mulai mengeluh gatal-gatal.
Mereka memang memilih untuk tidak mengungsi. Mereka bertahan di rumah meski ketinggian air di dalam rumah mencapai 50 sentimeter.
Warga membuat semacam panggung di dalam rumah untuk mengantisipasi jika ketinggian air naik.
Seorang warga, Sukar (67), mengaku mulai terjangkit gatal-gatal.
"Kaki tangan mulai gatal-gatal. Bantuan yang datang baru makanan saja, yang lain belum," ungkap dia, Sabtu siang.
Warga lainnya, Karmo, mengatakan banjir di desa belum juga surut hingga empat hari ini.
Dia juga mengaku kulitnya mulai gatal-gatal.
"Saya gatal-gatal di kaki, saya kasih obat sendiri," ucap Karmo.
Dia berharap agar ada bantuan pelayanan kesehatan untuk warga korban banjir di desanya.
Kepala Dusun Koripansambi, Desa Mintobasuki, Karmin, mengamini bahwa memang sudah mulai banyak warga yang mengeluh gatal-gatal.
Ia menyebut, selain bantuan makanan yang sudah mulai berdatangan, warga juga butuh bantuan obat-obatan.
Sebab, akibat beraktivitas dengan kaki terendam air banjir selama berhari-hari, penyakit gatal pun menghampiri.
"Di sini disebut rangen (gatal karena kutu air). Karena itu warga butuh (bantuan layanan) kesehatan," ucap Karmin. (mzk)
Baca juga: Mantan Pembalap Tewas Kecelakaan Motor Tabrak Pikap Berlogo PLN
Baca juga: Pendakwah Kang Rashied Meninggal Dunia, Teuku Wisnu: Terima Kasih Atas Ilmu dan Nasihatnya
Baca juga: Ditetapkan Rp 2,2 Triliun, Infrastruktur Masih Jadi Dominasi APBD 2023
Baca juga: Telur & Minyak Goreng Merangkak Naik Jelang Nataru Semarang , Dinas Perdagangan Pastikan Stok Cukup