Berita Semarang
Upaya Wujudkan Kedaulatan Pangan di Jawa Tengah, DPRD Jateng Tekankan 3 Pilar Pangan
Kedaulatan pangan di Jawa Tengah terus diupayakan berbagai pihak agar bisa terwujud.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kedaulatan pangan di Jawa Tengah terus diupayakan berbagai pihak agar bisa terwujud. Hal itu di antaranya melalui Focus Discussion Group (FGD) yang diinisiasi DPRD Jateng bersama Kadin Jateng di Hotel Grasia Semarang, Selasa (5/12/2022).
Wakil Ketua DPRD Jateng Drs H Heri Pudyatmoko pada kesempatan itu mengatakan, permasalahan pangan adalah permasalahan yang strategis.
Menurutnya, tidak ada negara yang berhasil dalam pembangunan perekonomiannya tanpa menuntaskan dulu persoalan pangannya.
Sehingga, kata dia, pembahasan serta perumusan strategi perlu dilakukan agar permasalahan ini dapat diantisipasi dan disikapi dengan baik oleh berbagai pihak.
"Kadin Jateng bersama stakeholder di Jawa Tengah, penting untuk sedari dini menyiapkan konsepsi dan langkah strategis sebagai bentuk menghadapi ancaman krisis pangan dan saya berharap bisa menciptakan kedaulatan pangan di Jawa Tengah," kata Heri yang hadir secara virtual dalam diskusi bertema "Strategi Kadin Jateng Bersama Stakeholder dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Jawa Tengah" tersebut.
Dalam topik ini, Heri lebih lanjut menekankan, ada tiga pilar pangan sebagai upaya berdaulat di bidang pangan.
Pertama yakni ketersediaan, kedua baik secara fisik maupun ekonomi, dan ketiga stabilitas yang harus tersedia dan terjangkau setiap saat dan setiap tempat.
"Tiga pilar tersebut menjadi acuan Kadin dan stakeholder untuk mendalami permasalahan pangan ini. Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan komunikasi, penyamaan persepsi, serta melahirkan inovasi-inovasi yang mendukung target untuk bisa berdaulat di bidang pangan karena isu-isu yang sangat strategis," tambahnya.
Hadir dalam Diskusi mewakili Kadin Jateng, Wakil Ketua Umum Bidang Pertanian dan Perkebunan, Sumanto menyatakan perlu adanya upaya untuk mensejahterakan petani di Jawa Tengah. Sebab kata dia, petani selama ini terus dikorbankan terutama dalam menekan laju inflasi.
"Masak petani dikorbankan terus? Penghasilan mereka tidak pernah naik. Ini minimal bisa didengar," ungkapnya.
Sumanto lebih lanjut mengatakan, agar petani sejahtera, petani gurem harus ditingkatkan pengendaliannya minimal sama dengan UMR.
Selain itu, tata Kelola harus disamakan dengan tata Kelola BBM; pemerintah harus menghentikan impor beras; serta mewujudkan swasembada.
Adapun kegiatan itu juga dihadiri langsung oleh Koordinator Wakil Ketua Umum Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Jateng Edward Sofiananda; Dosen fakultas peternakan dan pertahanan universitas diponegoro Ir Joko Mariyono; Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Supriyanto; Wakil Ketua Umum Bidang Pertanian dan Perkebunan Kadin Jateng Sumanto; dan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Jawa Tengah Maulin Niam.
Joko Mariyono, di antaranya, memaparkan terkait strategi meningkatkan produksi pangan Jawa Tengah.
Dikatakan, Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah penyangga pangan nasional.
Namun, produksi pangan di Jawa Tengah sendiri disebutkan belum efisien sehingga perlu adanya berbagai upaya untuk meningkatkan efisiensinya.
"Masih boros. Strategi yang perlu dilakukan di antaranya yaitu meningkatkan efisiensi. Kalau sudah efisien, produk luar negeri tidak akan masuk. Produk luar negeri murah karena efisiensinya sudah tinggi," jelasnya. (*)
Baca juga: Upayanya Jaga Kedaulatan Pangan Berhasil, 3 Petani Milenial Ini Bikin Ganjar Bangga
Baca juga: Panen Anggur di Halaman Balai Kota Semarang, Mbak Ita: Urban Farming Wujudkan Kedaulatan Pangan
Baca juga: Irjen Pol Ahmad Luthfi Sebut Demak Sebagai Penyangga Ketahanan Pangan di Jateng