Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Puisi

Puisi Mantel Hujan Dua Kota Afrizal Malna

Puisi Mantel Hujan Dua Kota Afrizal Malna Berikut puisi Afrizal Malna: MANTEL HUJAN DUA KOTA Kota itu telah jadi Semarang sejak air laut ingin

Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
YOUTUBE
Puisi Mantel Hujan Dua Kota Afrizal Malna 

telah banjir di lapangan kerja dan kenaikan gaji

pegawai negeri. Para arsitek yang membuat desain

kota bersama air laut dan hujan.

Biarlah aku sampai ke batas tepi ini, untuk jejak yang

membuat lubangnya sendiri.

Kereta keluar dari mulut stasiun Yogyakarta, bau

tembakau dari pesta seni rupa dan sapi goreng. Aku

kembali bernapas setelah ribuan billboard kota

adalah mataku yang terus berputar, waktu yang

terasa perih. Rel kereta api masih menyimpan saham-

saham VOC sampai Semarang. Tanah keraton yang

menyimpan telur ayam, mantel biru masih

menyanyikan keroncong Portugis. Bau tebu, bau padi,

bata merah yang dibakar. Aku telah Yogyakarta

setelah berhasil menjadi orang sibuk tidak mandi 2

hari, menggunakan excel untuk agenda-agenda

padat. Dan bir dingin di antara janji-janji.

Aku telah dua kota dalam perjalanan dua jam

bersambung sepeda 6 jam pagi. Biarlah aku sampai

ke batas tepi ini. Sebuah kota yang terbuat dari jam

6 pagi, dan aku mempercayainya seperti genta yang

berbunyi tanpa berbunyi, bayangan gunung sebelum

biru dan sebelum kelabu dan sebelum di sini.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved