Banyak Orang Indonesia Kurang Piknik

Rata-rata penduduk Indonesia hanya 2,6 kali setahun berpergian, jauh dari penduduk di negara-negara seperti Malaysia, China, dan Jepang.

Editor: Vito
Tribun Jateng/Desta Leila Kartika
ilustrasi - Suasana di area Objek Wisata Waduk Cacaban, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal yang terlihat dipadati pengunjung terutama di bagian gardu pandang, Minggu (20/11/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Holding BUMN Pariwisata InJourney menyebut masyarakat Indonesia tergolong masyarakat yang kurang piknik.

Hal itu didasari data UNWTO yang mencatat bahwa orang Indonesia rata-rata hanya piknik 2,6 kali dalam setahun.

"Indonesia itu penduduknya termasuk yang jarang piknik. Rata-rata penduduk Indonesia hanya 2,6 kali setahun berpergian (piknik-Red), jika dibandingkan dengan negara lain," kata Direktur Utama SDM InJourney, Herdy Harman, di Kementerian BUMN, Senin (12/12).

Jumlah tersebut dinilai jauh dari negara-negara seperti Malaysia, China, dan Jepang. Adapun, orang Malaysia tercatat berpergian 10,3 kali dalam setahun, orang China 5,7 kali, dan orang Jepang 4,7 kali setahun.

Padahal, dia menambahkan, Indonesia memiliki pariwisata yang potensial untuk dikunjungi.

Oleh sebab itu, InJourney bersama Kementerian Pariwisata terus mendorong agar wisatawan domestik bisa dimaksimalkan hingga mendekati 5 kali setahun.

"Potensial wisatawan nusantara dapat dimaksimalkan hingga 5 kali mendekati China. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan hingga 5 kali akan mendorong dampak ekononi langsung pada kisaran Rp 3.281,7 triliun, atau setara 18,4 persen dari PDB," jelasnya.

Herdy menuturkan, target tersebut bisa terus didorong di 2023. Apalagi, Indonesia memiliki potensi pariwisata kreatif yang beragam dan bisa dikembangkan lebih maksimal, seperti gelaran event-event international yang dikemas secara lebih menarik.

"Salah satunya dengan mengintegrasikan event-event yang ada di Indonesia, sehingga masyarakat bisa melihat setiap bulannya, event-event mana yang menarik," ujarnya.

Dalam kaitannya dengan persiapan Natal dan Tahun Baru, InJourney memastikan tersedianya akomodasi dan infrastriktur yang memadai bagi masyarakat untuk liburan, seperti ketersediaan 30 hotel dengan 3.629 kamar. Kemudian, lokasi-lokasi pariwisata seperti TMII hingga Borobudur.

"Total pemesanan (hotel-Red) untuk tahun baru sudah mencapai 50 persen, dan ini diharapkan bisa terus bertambah," ucap Herdy.

Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria menyebut, terdapat dua parameter yang ingin dicapai pada sektor pariwisata, yakni pemerataan ekonomi dan perolehan devisa di sektor pariwisata.

Ia berujar, pihaknya bersama Kemenparekraf terus berupaya mendorong pariwisata domestik, baik dari wisatawan domestik maupun luar negeri. Bagi wisatawan domestik, berwisata di Indonesia diharapkan dapat mendorong pemerataan ekonomi.

"Kalau orang berwisata, terjadi spending yang efeknya adalah pemerataan ekonomi di daerah wisata, dan mengurangi terjadinya devisa outflow. Bagitupun kami ajak orang luar negeri ke Indonesia, untuk meningkatkan pendapatan devisa kita di sektor pariwisata," tuturnya. (Kompas.com/Kiki Safitri)

Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved