Mantan Pegawai Pertashop Dibegal Saat Nongkrong di Jalan Raya Manyaran Gunungpati, Semarang
Danang Putu Wijaya (19) mantan karyawan Pertashop 4P 50203 Gunung Pati, ditusuk oleh orang tidak dikenal saat nonkrong di pingir jalan.
Penulis: Muhammad Fajar Syafiq Aufa | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Danang Putu Wijaya (19) mantan karyawan Pertashop 4P 50203 Gunung Pati, ditusuk oleh orang tidak dikenal saat nonkrong di pingir jalan, akibatnya, tubuh korban mengalami luka sayatan.
Pelaku yang berjumlah dua orang juga menyikat HP dan uang gajian milik korban.
Kejadian pembegalan ini berlangsung di depan Pertashop 4P 50203, Jalan Raya Manyaran Gunungpati, Nongkosawit, Pongangan, Gunung Pati, Kota Semarang Sabtu 10 Desember 2022. Pukul 23:53 WIB.
Sebelum peristiwa pembegalan, sekitar pukul 11:00 WIB, Danang dan satu orang temanya, sedang nonkrong di depan Pertashop, karena menunggu kunci kamar, yang dibawa oleh salah satu karyawan Pertashop.
Selang beberapa menit, kemudian ada dua orang yang tidak dikenal berboncengan megendarai motor metic dari arah Gunung Pati menuju Mayaran.
"(Begal awalnya) tanya alamat, Sadeng mana mas, tunjukin teman saya arah ke Semarang," ujar teman korban yang juga pegawai Pertashop, Arya Dwi Kuncoro kepada Tribunjateng.com, Selasa (13/12/2022).
Setelah bertanya, kemudian dua orang tersebut pergi, namun selang beberapa menit dua orang tersebut balik lagi.
Menurut Arya dua orang tersebut kembali lagi dan menuduh korban memberikan informasi alamat palsu.
"Sambil ngomong ngapusi we mas (bohong kamu mas), dua orang itu posisi mabuk, langsung ditusuk itu teman saya," ungkapnya.
Korban disabet oleh satu pelaku mengunakan senjata tajam pisau belati sebanyak empat kali namun kata Arya, yang melukai tubuh korban hanya tiga kali
Teman korban yang saat itu berada di sisihya
"Pertama teman saya duduk ditusuk, teman saya berdiri, sobek (baju) sininya
"Setelah teman saya berdiri ditusuk langsung sobek segini,"
"Yang kedua bolong sedikit, terus HP nya di kasih," jelasnya
Korban yang tak berdaya dan panik juga tak mampu untuk melawan. Begitu juga rekan korban yang duduk nongkrong bersama juga tak berani melakukan perlawanan. Hingga akhirnya, pelaku berhasil membawa hand phone yang di dalamnya ada saldo uang jutaan rupiah.
"HP nya, merek Vivo diminta paksa. Terus dua orang itu kabur ke arah Manyaran. Ciri-cirinya yang bonceng agak gemuk, yang satunya kurus, naik motor matic, tidak ada plat nomornya," jelasnya.
Usai kejadian perampasan disertai dengan penganiayaan yang menimpa temanya tersebut, Arya yang saat itu sedang nonton pertandingan Piala Dunia sepak bola antara Portugal dengan Maroco, mengaku mendapatkan telfon dari rekanya yang sudah ada di Pertashop.
"Teman saya yang itu telfon saya angkat, ngomonya, Mas. Mas danang kena alat, itu udah terkapar di belakang," ucapnya
Setelah itu dirinya mengaku membawa korban ke kantor polsek setempat untuk membuat laporan.
"Suruh buat surat visum, (terus korban) saya bawa ke RS Ungaran," katanya
Sebelum keluar, korban bekerja di tempat tersebut kurang lebih berlangsung satu tahun. Setiap harinya, tidak dalam mess tempat kerjanya bersama rekannya. Namun, terkadang juga pulang ke tempat kos orangtuanya masih satu wilayah di Gunungpati. (*)