Berita Semarang
16 KK Warga Jateng yang Ikut Transmigrasi Diberangkatkan, Diharap Mampu Olah Lahan yang Diberikan
Sebanyak 16 KK warga Jawa Tengah yang ikut program transmigrasitelah diberangkatkan.
Penulis: Muhammad Fajar Syafiq Aufa | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebanyak 16 KK warga Jawa Tengah yang ikut program transmigrasi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertras) Jawa Tengah telah diberangkatkan, Kamis (22/12/2022).
Mereka yang berjumlah 59 jiwa diberangkatkan dari Kota Semarang dengan tujuan di tiga provinsi sesuai penempatan masing-masing.
"Penempatan yang pertama di Kabupten Mamuju Tengah, Sulawasi Barat, berangkatnya jam 02:00 WIB, dini hari, yang kedua, ke Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, berangkat jam 09:00 WIB, dan yang ke tiga ke Kabupaten Pali, Sulawesi Selatan, berangkat jam 5 tadi," ujar Orang Disnakertrans Jateng, Ika kepada Tribunjateng.com, Kamis (22/12/2022).
Para transmigran yang telah diberikan rumah dengan lahan seluas dua hektare secara gratis itu diharapkan mampu mengolah lahan tersebut agar dapat meningkatkan penghasilan.
Melalui hal itu, Ika mengatakan, supaya taraf hidup mereka lebih meningkat.
"Intinya memang para transmigran itu harus mengolah lahan, karena dikasih lahan dari yang disini tidak punya lahan dan tidak punya rumah dia punya rumah dan lahan," jelasnya.
Ika mengatakan Rabu (21/12) mereka telah diberi bantuan dan dilepas oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Trasmigrasi (Kadis) Jawa Tengah Sakina Rosellasari di BLK Semarang 2.
"(Kadis) memberikan bantuan, ada tiga macam (yaitu) sandang, isinya baju sragam transmigran, kulot, sepatu bot, ikat pinggang, dan (pakaian) training," lanjutnya.
"Yang kedua diberikan bekal obat-obatan. Yang ketiga kita berikan bibit tanaman, untuk mengolah lahan pekaranganya, seperti cabai, tomat dan kangkung," ujarnya.
Ia menambahkan bibit tanaman tersebut diberikan agar nantinya dapat ditanam di pekarangan rumah disana. Hal itu dimaksudkan supaya dapat menambah perekonmian ataupun yang lainya.
Berita sebelumnya, wajah sumringah tampak terlihat ketika Tribunjateng.com menemui Triyono (44) di tempat karantina Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Balai Latihan Kerja 2 Semarang, Rabu (21/12/2022).
Pasalnya warga Kabupaten Grobogan tersebut bersama delapan anggota kepala keluarga lainya akan diberangkatkan ke Kalimantan Tengah. Mereka ikuti program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah.
Dengan mengikuti transmigrasi, menurut bapak empat orang anak itu, dapat mengubah masa depan keluarganya.
Kendati harus bersusah payah diawal, karena harus mengolah lahan sebanyak dua hektare, yang katanya diberikan oleh pemerintah.
Dirinya tertarik ikut program transmigrasi ke Desa Kanie, Kecamatan Belantikan Raya, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah lantaran persaingan di Pulau Jawa makin ketat.
Triyono yang sebelumnya berprofesi sebagai penjual mi tek-tek di Kabupaten Grobogan mengaku penghasilan di Jawa hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Sedangkan prospek perkembangan masa depan untuk anak, kurang menjanjikan.
"Kalau di transmigrasi, istilahnya kan bisa pertanian atau apa, memang untuk sementara ini, perjuangannya kan harus (menunggu) empat tahun atau lima tahun," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (21/12/2022).
"Memang sulit, tapi lama kelamaan kalau sudah di jalani, bisa adaptasi disana (masa depan) anak-anak bisa lebih cerah," imbuhnya.
Lebih dalam, Triyono mengungkapkan saat berada disana, ia akan menjadi petani kopi robusta. Pasalnya program yang diberikan pemerintah Kabupaten Lamando pertanian tersebut.
"Kalau potensi disana, harapan kita cuman sawit, cuman disana itu diprogramkan dari Kabupaten Lamado itu kopi robusta," jelasnya.
Tak hanya itu, kata dia, dalam masa bimbingan pemerintah, semua keperluan para transmigrasi ini disediakan oleh pemerintah.
"Sebetulnya tidak dijanjikan, cuman istilahnya, kayak anggaran 2022 itu, semua kebutuhan hidup itu di penuhi. Rumah di kasih, lahan dikasih dua hektar, per KK," ungkapnya.
Sebelum diberangkatkan, para calon warga transmigrasi ini juga telah mendapatkan pelatihan kerja, selama empat hari di Balai Latihan Kerja, tiap daerah masing-masing.
"Pelatihannya untuk laki-laki pertukangan, perajin rotan, sama pertanian,"
"Kalau yang ibu rumah tangga, bikin tempe, susu kedelai, kripik pisang dan kue," tutupnya. (*)