Berita Sragen
Jadi Central of Gravity, 10.000 Kendaraan Diperkirakan Lakukan Mobilitas Saat Libur Nataru di Sragen
Secara Nasional, prediksi dari Kemenhub ada lonjakan jumlah kendaraan 44,17 juta.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Secara Nasional, prediksi dari Kementerian Perhubungan ada lonjakan jumlah kendaraan sebesar 44,17 juta yang mobilitas pada saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Khusus Kabupaten Sragen, kurang lebih 10.000 unit kendaraan diprediksi akan mobilitas pada Nataru. Dalam hal ini Jawa Tengah akan menjadi central of gravity atau daerah tujuan liburan.
Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama mengatakan meski akan banyak kendaraan yang melintas, dirinya tak mau ada kemacetan di Sragen.Â
Yang berpotensi penumpukan, kata Kapolres kira-kira di Kecamatan Masaran yang berdekatan dengan exit tol.
Selain itu, menurut atensi pimpinan batasan dengan kabupaten sebelah juga bener-benar diberikan pengamanan.
"Paling penting disaat tahun baru bertepatan dengan libur anak sekolah ada prediksi dari kementerian perhubungan ada lonjakan arus lalulintas kita juga antisipasi itu."
"Kita tidak ingin di wilayah Sragen macet kemudian stag. Kita akan antisipasi dengan cara seperti mengurai kendaraan," kata Kapolres ditemui usai apel gelar pasukan, Kamis (22/12/2022).
Termasuk obyek wisata, Kapolres mengaku akan menjadi atensi pihaknya. Dia mengatakan ramai boleh tapi tidak boleh padat akan mengarah ke desakan-desakan.
Sementara itu, Jawa Tengah salah satu central gravity artinya tujuan kedatangan untuk liburan baik dari Jakarta, Sumatera dan kota-kota lainnya sehingga menjadi fokus antisipasi.
Dia memastikan obyek wisata di Sragen akan mengalami kenaikan dibandingkan hari biasa. Untuk menjaga keamanan, pihaknya menempatkan personil ke sejumlah wisata.
"Kegiatan masyarakat kita buka seluas -luasnya. Doakan mudah-mudahan nataru berjalan lancar dan demi Sragen yang kondusif dan aman," harapnya.
Izin keramaian
Selain itu, Kapolres Sragen menyampaikan harus ada izin keramaian jelang pergantian tahun 2023. Izin akan di assessment terlebih dahulu sebelum dilakukan.
Assessment izin keramaian ini berdasarkan luas tempat dengan peserta yang akan hadir.
"(Izin keramaian) sesuai dengan arahan Kapolri harus dilakukan assessmen terlebih dahulu. Yang perlu diasessment adalah luasnya tempat tersebut dengan jumlah peserta yang akan hadir."
"Kalau ternyata kapasitas misalnya 200 orang tapi undangannya 500 orang atau 1000 maka itu perlu diasement," tambahnya
Kapolres Piter melanjutkan, jika hal tersebut dibiarkan atau dilonggarkan maka akan terjadi penumpukan atau terjadi desa-desakan antar masyarakat.
Piter mengatakan kegiatan masyarakat sudah dibuka selebar-lebarnya, namun jika ada keramaian atau kegiatan harus izin terlebih dahulu dan dilakukan assessment. Termasuk acara pergantian tahun di alun-alun Sragen.
Terlepas dari itu, Kapolres mengatakan pihaknya akan melakukan pemantauan dan monitoring di wilayah-wilayah yang berpotensi terjadinya kerumunan. (*)
Penculikan Anak Terungkap di Sragen, Ternyata Dibawa ODGJ |
![]() |
---|
Pengunjung di Museum Purba Sangiran Kalijambe Sragen Menurun Lima Tahun Terakhir |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut : Adu Banteng Honda GL dengan Jupiter Z1 di Sragen, Satu Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Anak Yatim-piatu di 4 Kecamatan di Sragen Terima Bantuan RP 600 Ribu dari Kemensos |
![]() |
---|
Atap los di Barat Pasar Blimbing Sambirejo Sragen Roboh, Kayu Lapuk Termakan Usia |
![]() |
---|