Liputan Khusus

Liputan Khusus : Guru Kesulitan Awasi Pelajar Merokok di Luar Sekolah

Prevalensi perokok usia 10-18 tahun terus meningkat. Kondisi ini mengkhawatirkan dan memprihatinkan.

DAILY MAIL
Ilustrasi merokok membatalkan puasa baik puasa Ramadhan maupun sunnah 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Prevalensi perokok usia 10-18 tahun terus meningkat. Kondisi ini mengkhawatirkan dan memprihatinkan.

Meski sudah ada larangan di sekolah-sekolah, bahwa pelajar dilarang merokok. Tetap saja anak-anak usia sekolah bisa merokok bareng teman sebanya, di luar rumah maupun di luar sekolah.

Andi dan Rangga seorang pelajar SMA di Kota Semarang menuturkan, awalnya merokok hanya coba-coba dan penasaran.

Lama-lama keseringan dan ketagihan. Diakuinya, beli rokok ketengan/eceran lebih praktis.

Selain terjangkau harganya sesuai uang saku, tak perlu lagi mengantongi bungkus rokok dibawa ke rumah. Karena bila ketahuan orangtua di rumah, juga dilarang merokok.

"Ya awalnya coba-coba seperti teman-teman. Kalau nggak merokok dibilang ini itu dan lainnya. Kan malu kalau beda sendiri dengan teman.

Pertama dikasih teman, akhirnya lama-lama beli sendiri rokok ketengan," kata Rangga yang mengaku sudah setahun merokok.

Sepulang sekolah kadang tidak langsung ke rumah. Tapi nongkrong bersama teman.

Biar tidak ketahuan berseragam, mereka pakai jaket atau bawa baju ganti. Kadang mereka juga urunan/iuran beberapa teman untuk beli rokok sebungkus dirokok bersama. Andi menambahkan, siapa yang urun uang terbanyak, dia yang bawa bungkus rokok. Terutama teman yang tidak diawasi oleh orangtuanya.

Merokok Bersama

Pengawasan terhadap pelajar merokok memang tidak mudah. Perlu adanya sinergitas antara sekolah, keluarga dan lingkungan sekitar agar mengawasi anak dalam pergaulan terutama tentang bahaya merokok.

"Selama ini belum pernah ada laporan serius terkait merokok di lingkungan sekolah. Pihak sekolah masih bisa mengendalikan berupa pembinaan.

Kita sudah menginfokan pada sekolah selama liburan anak-anak juga harus dipantau," ujar Kepala Disdikbud Kabupaten Banyumas Joko Wiyono melalui Kabid Pembinaan SMP Enas Hindasah, kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (1/1/2023).

Pihaknya mengatakan keingintahuan anak-anak yang begitu tinggi menjadi pemicu terceburnya mereka mencoba merokok. Enas Hindasah khawatir apabila pelajar juga merokok jenis vape atau lintingan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved