Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Tongkat Sakti Nabi Musa yang Membelah Laut Merah, Cerita 25 Nabi

Inilah cerita 25 nabi dan rasul untuk anak, kisah Nabi Musa AS saat memberlah laut merah.

Penulis: non | Editor: galih permadi
pinterest
Kisah Tongkat Sakti Nabi Musa yang Membelah Laut Merah, Cerita 25 Nabi 

Kisah Tongkat Sakti Nabi Musa yang Membelah Laut Merah, Cerita 25 Nabi

TRIBUNJATENG.COM - Inilah cerita 25 nabi dan rasul untuk anak, kisah Nabi Musa AS saat memberlah laut merah.

Nabi Musa a.s. adalah nabi yang berasal dari kaum Bani Israil.

Musa lahir di Mesir dan diperintahkan oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada Raja Fir’aun yang zalim.

Fir’aun memang terkenal dengan kekejamannya.

Bahkan ia berani menyatakan dirinya sebagai Tuhan yang wajib disembah rakyatnya.

Siapa pun yang tidak setuju dan berani menentang raja besar Mesir itu, pasti akan dihukum mati.

Dakwah Nabi Musa a.s. dalam mengingatkan Fir’aun agar bertobat dan kembali ke jalan yang benar bukan tugas yang mudah.

Tapi, Nabi Musa a.s tetap melaksanakan tugasnya dengan penuh kesabaran dan keberanian.

Atas kesabaran dan kegigihannya itulah, Musa menjadi salah satu nabi Ulul Azmi.

Ulul Azmi yaitu nabi Allah SWT yang memiliki tekad dan kesabaran luar biasa dalam menegakkan kebenaran.

Setalh mengalahkan penyihir Fir'aun, kini melawan Fir’aun dengan kekuatan prajuritnya yang luar biasa bukanlah hal yang mudah, bahkan bisa dianggap mustahil.

Hingga kemudian, Musa mendapat  perintah dari Allah SWT untuk membawa seluruh Bani Israil pergi dari Mesir menuju tanah Kan’an.

Kan’an adalah asal leluhur Bani Israel yang berada di sebelah timur Mesir.

Rencana besar itu pun disampaikan secara sembunyi-sernbunyi di antara orang-orang Bani Israil.

“Ssst, jangan keras-keras!” kata seseorang kepada temannya sambil meletakkan jari telunjuknya di bibirnya.

“Ini rencana yang sangat rahasia, jangan sampai bocor dan ketahuan Fir’aun. Ingat, prajurit dan mata-mata Fir’aun ada di mana-mana!”

“Betul!” Temannya mengangguk mengiyakan. “Jika rencana ini ketahuan, tentu kita semua akan menjadi budak abadi

 

Saat yang ditunggu pun tiba. Harun, membawa lebih dari setengah juta orang Bani Israil keluar dari Mesir.

Setengah juta manusia bukanlah.jumlah yang kecil. Tentu kepergian orang sebanyak itu akan dengan mudah diketahui oleh Fir’aun dan bala tentaranya.

“Kita harus kejar mereka dan mengembalikan mereka ke Mesir! Tangkap mereka!” perintah Fir’aun kepada seluruh prajuritnya dengan tegas dan penuh kemarahan.

Tentu saja, sangat rnudah bagi Fir’aun dan bala tentaranya untuk menyusul Musa dan Bani Israil. Kuda-kuda yang mereka tunggangi lari dengan begitu kencang.

“Musa! Fir’aun dan bala tentaranya berhasil menyusul kita!” teriak orang-orang Bani Israil, ketakutan.

“Lihatlah di belakang sana, begitu banyak jumlah mereka! Akankah hidup kita berakhir di tepi Laut Merah ini?

Atau kita akan dibawa ke Mesir dan kembali menjadi budak disana.

Saat itu, Musa dan orang-orang Bani Israil berada di tepi Laut Merah, laut yang memisahkan daratan Afrika dan Asia.

Mereka terjebak karena di depan mereka laut, sementara di belakang mereka dari kejauhan terlihat Fir’aun dan bala tentaranya.

Kisah Nabi Musa Membelah Laut Merah

Musa bingung, tak ada pilihan lain selain rnenyeberangi lautan itu. Tapi, apakah itu mungkin? Bagaimana mereka bisa menyeberang, sedangkan laut sedang pasang?

Musa lalu berdoa, memohon pertolongan kepada Allah SWT. Oleh Allah SWT, Musa diperintahkan memukulkan tongkatnya ke lautan.

Musa pun melaksanakan perintah Allah tersebut. Dengan seketika, Laut Merah terbelah menjadi dua.

Terbentuklah jalan di antara kedua lautan itu. Musa dan orang-orang Bani Israil pun segera melintasi jalan tersebut.

“Ayooo! Cepaaaaaat!” teriak mereka, saling memberi semangat satu sama lain agar mempercepat langkah.

Fir’aun dan bala tentaranya juga ikut melintasi jalan itu. Ketika Bani Israil telah berhasil menyeberang ke daratan, Laut Merah kembali seperti semula.

Jalanan yang baru mereka lewati itu pun tertutup.

“Tolooong! Tolooong!” teriak pasukan Fir’aun yang masih berada di Laut Merah.

 

Gelombang besar lautan dengan cepat menggulung mereka. Fir’aun dan pasukannya pun mati tenggelam di dasar laut itu.

Allah SWT telah mengakhiri kekejaman dan kezaliman Fir’aun di muka bumi.

Namun, Allah SWT mengabadikan jasad Fir’aun dan membuatnya tidak rusak sebagai pelajaran untuk seluruh manusia, termasuk untuk kita.

 

Allah SWT berfirman, “Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu.

Dan sesungguhnya kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.” (Q.S. Yunus [10]: 92)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved