Berita Jateng

BMKG Perpanjang Masa Operasi Modifikasi Cuaca Selama 6 Hari di Jawa Tengah

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperperpanjang modifikasi cuaca hingga Senin (16/1/2023).

istimewa
Prakiraan Cuaca Blora 

TRIBUNJATENG.COM, Semarang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperperpanjang modifikasi cuaca selama enam hari hingga Senin (16/1/2023).

Diketahui, BMKG telah melakukan modifikasi cuaca yang sejak Minggu (1/1/2023) hingga Selasa (10/1/2023), karena imbas cuaca ekstrem yang melanda beberapa wilayah di Indonesia termasuk Jawa Tengah.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan perpanjangan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan lantaran potensi hujan lebat masih tinggi di beberapa wilayah.

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah 3 Hari Kedepan Menurut BMKG

"Setelah kawasan Jabodetabek, operasi TMC dilanjutkan ke Jateng dan Jawa Timur dan akan diperpanjang hingga satu pekan ke depan karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah tersebut,” kata Dwikorita dalam keterangan yang diterima Tribun pada Senin (9/1/2023).

Nantinya, pihaknya akan melakukan penyemaian garam yang bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kata dia, awan yang akan menjadi target dalam operasi TMC adalah awan-awan hujan cumulus.

“Dengan bantuan radar, awan-awan yang terpantau banyak membawa uap air dari laut dan bergerak menuju wilayah Jateng dan Jatim serta dinilai berpotensi menjadi hujan terlebih dahulu "dicegat" jauh-jauh dari wilayah target,” tambahnya.

Ia menambahkan, kandungan NaCl atau garam dalam operasi TMC disemai menggunakan Pesawat Cassa 212 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dan pesawat CN-295 dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta di sejumlah titik.

"Disemai di sejumlah titik di antaranya, Selat Sunda, perairan laut Jawa, perairan selatan Jawa, pesisir utara Brebes, bagian selatan Purworejo, pesisir Yogyakarta, serta bagian utara Rembang dan Tuban," imbuhnya.

Baca juga: Imbas Cuaca Ekstrem, Dinhub Kota Pekalongan: Perbaikan Kerusakan PJU Bisa 10 Titik Tiap Hari

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan meski pemerintah tengah melakukan operasi TMC, namun BMKG tetap mewanti-wanti kepada pemerintah dan masyarakat untuk siap-siaga dan mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi.

Sebab, kata dia, puncak musim hujan dapat meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir.

"Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki masa puncak musim penghujan sepanjang bulan Desember 2022 - Januari 2023,"

"Kepada masyarakat kami imbau untuk tetap waspada. Juga para nelayan agar  mewaspadai gelombang tinggi dan tidak memaksakan untuk melaut jika cuaca sedang buruk." jelasnya.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Rajab mengatakan, operasi TMC yang digelar BMKG bersama BRIN, TNI AU dan BNPB akan mendistribusikan curah hujan secara merata.

Baca juga: Hotline Jateng : Apakah Jateng masih akan Dilanda Cuaca Ekstrem?

"Bukan berarti meniadakan hujan sama sekali. Hanya saja, potensi tingginya curah hujan coba diredistribusi secara spasial maupun temporal," tegasnya.

Selain digelar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, operasi TMC sebelumya juga digelar di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

BMKG juga berencana memperluas operasi TMC ke beberapa provinsi lainnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved