Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Timnas Indonesia

Viral STY Out, Pelatih Level Piala Dunia Harus Melatih Tim yang Tak Bisa Cetak Gol di Gawang Kosong

Viral STY Out, Pelatih Level Piala Dunia Harus Melatih Tim yang Tak Bisa Cetak Gol di Gawang Kosong

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
Kompas.com/Ahmad Zilky
Viral STY Out, Pelatih Level Piala Dunia Harus Melatih Tim yang Tak Bisa Cetak Gol di Gawang Kosong 

Viral STY Out, Pelatih Level Piala Dunia Harus Melatih Tim yang Tak Bisa Cetak Gol di Gawang Kosong

TRIBUNJATENG.COM - Tagar #STYOut viral di media sosial pasca kekalahan Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, Selasa (10/1/2023).

Langkah Timnas Indonesia terhenti di babak semifinal Piala AFF 2022.

Timnas Garuda gagal melaju ke final setelah kalah agregat 2-0 melawan Vietnam.

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong saat tengah berbincang dengan Ketum PSSI, Mochamad Iriawan di SUGBK, Senayan, Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong saat tengah berbincang dengan Ketum PSSI, Mochamad Iriawan di SUGBK, Senayan, Jakarta, Selasa (20/12/2022). (Tribunnews/Abdul Majid)

Baca juga: Statistik Ajaib Rachmat Irianto di Piala AFF 2022, Garuda Pasti Kebobolan Saat Irianto Tak Dimainkan

Kekalahan ini membuat netizen geram dan memviralkan tagar #STYOut.

Netizen ingin Shin Tae-yong tidak lagi melatih Timnas Indonesia.

Alasannya bukan karena mereka kecewa pada Shin Tae-yong.

Melainkan mereka kecewa kepada pemain Timnas Indonesia yang banyak melakukan kesalahan.

Sehingga muncul rasa kasihan kepada Shin Tae-yong agar tidak lagi terbebani melatih pemain-pemain Indonesia yang dianggap tidak serius bermain sepak bola.

"#styout? Serius, STY gak salah, dia disini dengan iklim sepakbola yang buruk, federasi yang bobrok, kompetisi yang bodoh, dan dibekali dengan pemain2 yang egois dan merasa bintang.

Tapi boljug #styout, kasian beliau kalo di sini terus, gak berkembang kariernya," kicau akun Twitter @mrfadillah__

Kicauan senada juga diungkapkan oleh akun @Liga1Match2022.

"Menurut admin #styout pantas out, Karena reputasi coach Shin Tae Yong sebagai pelatih grade A akan hancur jika masih berada disini.
Piala Asia serahkan pada duet Indra Sjafri, Fachri Husaini, dan Markus Horison saja."

Shin Tae-yong pasa masanya memang pernah membawa Timnas Korea Selatan berjaya.

Shin Tae-yong pernah melatih timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018.

Bersama timnas Korea Selatan, Shin hanya mampu membawa Korea Selatan finis di peringkat ketiga klasemen Grup F.

Meski tidak berhasil membawa Korea Selatan lolos ke babak 16 besar, skuad arahan Shin Tae-yong sukses mengalahkan juara bertahan Piala Dunia 2014, yakni timnas Jerman, dengan skor 2-0.

Dua gol kemenangan timnas Korea Selatan itu dicetak Young-gwon Kim dan Son Heung-min.

Selain berhasil membawa timnas Korea Selatan mengalahkan timnas Jerman di Piala Dunia 2018.

Shin Tae-yong sebelumnya pernah sukses membawa klub Seongnam Ilhwa Chunma menjuarai Liga Champions Asia atau AFC Champions League pada musim 2009-2010.

Masalah Passing, Pengambilan Keputusan dan Eksekusi yang Buruk

Penampilan Timnas Indonesia di Piala AFF 2022 tak seganas saat Piala AFF 2020.

Meski kalah melawan Thailand di Final Piala AFF 2020, namun Timnas Indonesia menunjukkan permainan yang lebih baik.

Di Piala AFF 2022 kali ini, banyak sekali kesalahan dasar yang dipertontonkan oleh pemain-pemain Timnas Indonesia.

Seperti kesalahan memberi umpan atau passing.

Kesalahan tersebut kerap terjadi saat Timnas Indonesia menghadapi lawan yang sepadan.

Para pemain Garuda tidak bisa menunjukkan kualitas passing yang akurat.

Selanjutnya, pemain Garuda juga kerap terlambat atau salah mengambil keputusan.

Saat seharusnya memberikan umpan, pemain justru terus menggiring bola.

Ketika posisi rekannya sudah tertutup baru bola diumpan dan akhirnya bola gagal sampai ke kaki kawan.

Saat seharusnya melakukan shooting, bola justru digocek dan tak segera menembak.

Bek lawan keburu menutup ruang dan peluang terbuang sia-sia.

Kemudian saat seharusnya menahan bola, pemain justru buru-buru memberi umpan ketika rekannya belum siap dalam posisi.

Eksekusi akhir pemain Timnas Indonesia juga terbilang buruk.

Bahkan saat gawang sudah kosong ketika melawan Thailand, penyerang Indonesia juga gagal memasukkan bola.

Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, apalagi sepak bola Indoneia masih dalam fase berkembang.

Pemain Timnas Indonesia juga manusia, bisa salah, bisa terlena.

Pun sama dengan suporter yang mendukung tim pujaannya, gembira saat menang dan marah saat kalah.

Di kondisi ini, kita akan mengulangi fase yang sama. Timnas kalah, pelatih dipecat, supoter salahkan federasi, keluhkan Liga yang buruk, kritisi pengembangan potensi atlet usia dini, lalu main lagi di AFF, kalah lagi dan pecat lagi, terus begitu sampai kita lupa bahwa kita tak pernah berbenah.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved