Guru Berkarya

Menyenangkan Belajar HOTS dengan Model Problem Based Learning pada Materi Kelangkaan

Belajar IPS akan tetap menyenangkan meskipun dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0,

Editor: galih permadi
IST
Lyna Setiyaningrum, S.Pd., Guru IPS SMP Negeri 3 Kajen Kabupaten Pekalongan 

Oleh: Lyna Setiyaningrum, S.Pd., Guru IPS SMP Negeri 3 Kajen Kabupaten Pekalongan

Belajar IPS akan tetap menyenangkan meskipun dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, Untuk itu siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka adalah Pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL). PBL merupakan model pembelajaran yang  mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya.

Menurut Supardi (2011: 182) pendidikan IPS lebih menekankan pada keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam memecahkan masalah, baik masalah yang ada di lingkup diri sendiri sampai masalah yang kompleks sekalipun.

Penyebab rendahnya nilai IPS siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kajen Kabupaten Pekalongan diakibatkan oleh faktor internal yakni seperti: Tidak memiliki perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, Kurangnya motivasi dalam belajar, Kurangnya kosentrasi dalam belajar, Kurangnya minat dalam belajar, serta pada faktor eksternalnya yakni seperti Kurangnya waktu serta perhatian orang tua, Tidak adanya kesiapan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung, Tidak suka dengan metode guru mengajar.

Guru yang hebat, harus memiliki standar kompetensi pedagogik yang salah satu aspeknya adalah menguasai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.  Pelaksanaan proses pembelajaran sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi / melakukan kombinasi metode pembelajaran agar siswa tidak jenuh dan dapat membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Untuk meningkatkan hasil belajar, pemahaman dan menambah pengetahuan sosial bagi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kajen Kabupaten Pekalongan inilah, maka pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada materi Kelangkaan menerapkan model Problem-based Learning

Sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012), antara lain : Orientasi peserta didik pada masalah, Mengorganisasi peserta didik  untuk belajar, Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Berdasarkan sintak tersebut, langkah- langkah pembelajaran berbasis masalah yang biasa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:Tahap Orientasi peserta didik pada masalah,Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara kelompok.Masalah yang diangkat hendaknya kontekstual.Mengorganisasi peserta didik untuk belajar, Guru memastikan setiap anggota memahami tugas masing-masing. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data/ bahan selama proses penyelidikan. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahanmasalah. Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan penghargaan serta masukkan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi.

Proses Pembelajaran IPS yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.Setelah membaca, meringkas, dan mendiskusikan teks eksplanasi tentang kelangkaan dan kebutuhan manusia, siswa tidak hanya memahami konsep teks eksplanasi (pengetahuan konseptual) dan bagaimana membuat ringkasan yang benar (pengetahuan prosedural), tetapi juga memahami konsep kelangkaan dan kebutuhan manusia.

Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru.Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat siswa cenderung menghapalkan teori.Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.

Berbeda kondisinya dengan praktik terbaik pembelajaran IPS berorientasi HOTS dengan menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep teks eksplanasi, kelangkaan sebagai permasalahan ekonomi benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model PBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya.Ketika model PBL ini diterapkan pada kelas VII SMP Negeri 3 Kajen ternyata proses dan hasil belalajar siswa semakin baik.Kesimpulannya Praktik pembelajaran PBL berhasil baik sebagai sebuah best practice (praktik terbaik)  pembelajaran berorientasi  HOTS dengan model PBL.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved