Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Bocah TK Dicabuli 3 Bocah SD di Rumah Kosong, Ternyata Sudah Terjadi 5 Kali Hingga Trauma Berat

Bocah TK di Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang baru berusia enam tahun menjadi korban pencabulan

Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/BRAM KUSUMA
Ilustrasi Pencabulan Anak 

TRIBUNJATENG.COM - Bocah TK di Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang baru berusia enam tahun menjadi korban pencabulan.

Mirisnya lagi, pelaku adalah tiga anak SD yang masih berusia delapan tahun.

Mereka adalah teman dan tetangga korban.

Terungkap pula bocah TK itu sudah lima kali dicabuli pelaku

Si bocah kini masih trauma dan tidak mau keluar rumah karena merasa takut.

Baca juga: Wowon Cs Pelaku Pembunuhan Berantai Bekasi-Cianjur Kantongi Miliaran dari Aksi Mereka, Sasaran TKW

Baca juga: Detik-detik Mencekam SMKN 5 Semarang Diserang Orang Tak Dikenal, Sejumlah Siswa Jadi Korban Bacokan

Penasihat hukum korban, Krisdiyansari Kuncoro Retno mengungkapkan, peristiwa bocah TK dicabuli 3 anak SD ini terjadi di sebuah rumah kosong di dekat rumah korban pada Sabtu (7/1/2023) siang.

Kronologi kejadian

Korban saat itu sedang bermain dengan seorang temannya, kemudian diajak pindah ke tempat bermain lain oleh salah satu pelaku.

Bocah TK tersebut diajak ke rumah yang sedang kosong, karena penghuninya ada saat malam hari saja.

“Ayo main di sana saja, di sini ramai. Katanya begitu,” tutur Krisdiyansari kepada Kompas.com, menirukan cerita korban, Kamis (19/1/2023).

Pelaku utama yang tinggal bersebelahan dengan rumah korban tersebut, mengajak dua temannya untuk melakukan perbuatan serupa kepada korban.

“Si pelaku yang mengajak ini masih ada hubungan saudara dengan si korban,” kata Krisdiyansari.

Pelaku bahkan mengancam kedua temannya akan dipukul atau tidak berteman jika tidak menuruti perintahnya.

Menurut cerita korban, satu teman pelaku mencabuli korban, sedangkan anak satunya hanya memegang.

Kasus ini terungkap setelah teman korban bercerita kepada pengasuhnya, dan disampaikan kepada ibu dan nenek korban.

Sempat dilakukan mediasi

Kasus ini sempat dimediasi oleh pemerintah desa karena korban dan pelaku masih anak-anak.

Keluarga korban menerima mediasi tersebut, dan mengajukan permintaan agr pelaku pindah sekolah tidak berada dalam satu lingkungan dengan korban.

Selain itu, keluarga korban juga mengajukan pembiayaan konsultasi dengan psikiater untuk korban kepada keluarga pelaku sebagai kompensasi atas penyelesaian kekeluargaan.

Namun, kata Krisdiyansari, upaya mediasi yang dilakukan tak menemukan titik temu.

Kasus itu pun kemudian dilaporkan ke Polres Mojokerto pada Selasa (10/1/2023).

“Karena tidak mencapai kesepakatan dan sikap orang tua pelaku yang bersikap seperti tidak peduli, akhirnya kami lapor ke Polres Kabupaten Mojokerto,” ujar dia.

Korban alami trauma

Akibat kejadian tersebut, korban mengalami trauma hingga enggan untuk sekolah maupun keluar rumah untuk bermain.

Penasihat hukum korban, Krisdiyansari Kuncoro Retno mengungkapkan, sejak Senin (16/1/2023), korban mulai enggan ke sekolah karena merasa trauma bertemu dengan pelaku.

“Minggu kemarin masih mau sekolah, mungkin karena korban tahu kalau pelaku dipindahkan keluar, jadi dia merasa aman," kata Krisdiyansari kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Bahkan korban juga mengalami perubahan sikap seperti mudah marah dan mudah terpancing emosi.

"Tapi minggu ini karena si pelaku kembali ke rumah dan ke sekolah, si korban ini enggak mau keluar dan enggak mau sekolah. Alasannya ada saja, seperti capek, ngantuk,” lanjut dia

Hasil visum 5 kali dicabuli

Selain melakukan visum, korban dan keluarganya diminta untuk menemui psikolog dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Mojokerto.

Dikatakan Krisdiyansari, hasil pertemuan dengan psikolog mengungkap jika pencabulan dialami korban hingga 5 kali.

Empat kali pencabulan dilakukan sepanjang 2022 oleh satu pelaku.

Sedangkan pada 7 Januari 2023, pelaku kembali melakukan pencabulan dengan mengajak dua temannya.

“Iya, tanggal 7 Januari itu sudah yang kelima dan itu ngajak teman-temannya,” ungkap Krisdiyansari.

Dia mengatakan, keluarga korban berharap agar kasus tersebut dapat diproses untuk memberikan efek jera kepada pelaku.

Setidaknya, kata Krisdiyansari, keluarga pelaku bisa lebih ketat untuk mendidik dan mengawasi pelaku agar tidak ada korban lain.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Polres) Mojokerto, AKP Gondam Prienggondani belum merespons saat dikonfirmasi terkait pencabulan tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Pilu Bocah TK Dicabuli 3 Anak SD di Mojokerto, Korban Alami Trauma hingga Luka di Luar Kelamin

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved