Guru Berkarya
Kuatkan Profil Pelajar Pancasila Melalui PAI-BP
Kurikulum merdeka mengetengahkan kurikulum dengan intrakulikuler yang bervariasi dan beragam.
Oleh: Nur Baeti,S.Pd.I., SMP Negeri I Wiradesa Kabupaten Pekalongan
Kurikulum merdeka menjadi bagian terbaru dalam dunia pendidikan. Kurikulum merdeka mengetengahkan kurikulum dengan intrakulikuler yang bervariasi dan beragam. Penerapan kurikulum ini diharapkan mampu memaksimalkan pendalaman konsep dan penguatan kompetensi peserta didik dengan waktu yang tersedia. Kurikulum merdeka menekankan juga pada kompetensi yang di miliki peserta didik untuk di implementasikan. Hal ini selaras dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 yang menjelaskan bahwa Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI-BP) sebagai bagian dari pendidikan turut mengaplikasikan kurikulum merdeka dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri yang menjadi warna dalam kurikulum merdeka yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, tidak terlepas dari andil PAI-BP di sekolah termasuk SMP Negeri I Wiradesa Kabupaten Pekalongan.
Sebelumnya, proses pembelajaran PAI-BP dengan kurikulum lama masih banyak menerapkan kegiatan yang terpola teacher centered dan terkesan kurang menarik bagi peserta didik. Guru menggunakan metode ceramah yang hanya berpusat pada guru. Dalam mengajar, guru cenderung bersifat informatif atau hanya transfer ilmu dari guru ke peserta didik, sehingga peserta didik belum aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Jika minat peserta didik kurang, maka akan berpengaruh pada kegagalan pada pokok bahasan dan hasil belajar peserta didik.
Proses pembelajaran PAI-BP kelas tujuh materi alam semesta sebagai tanda kekuasaan Allah Swt. sejalan dengan ciri dari kurikulum merdeka yaitu mengimplementasikan beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global. Melalui materi tersebut, peserta didik diharapkan mampu mengamati secara luas seluruh alam semesta dan isinya. Pengamatan dilakukan agar peserta didik dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadapa Allah Swt. proses pembelajaran seperti ini menjadi salah satu solusi agar pembelajaran berjalan lancar. Proses pembelajaran ini sangat berguna untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik secara optimal. Pendekatan yang dilakukan guru ini disebut dengan Contextual Teaching and Learning (CTL). Renata (2014:12) menjelaskan bahwa pendekatan CTL bagian intinya adalah menemukan. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik bukan berasal dari mengingat seperangkat fakta – fakta tetapi dari hasil menemukan sendiri. Langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan pendekatan CTL yaitu pertama mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilannya. Kedua, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri ( menenukan ) untuk semua topik. Mengembangkan sikap ingin tahu peserta didik dengan bertany. Keempat, menciptakan masyarakat belajar. Kelima, menghadirkan model dalam proses pembelajaran. Keenam, melakukan refleksi di akhir pertemuan. Ketuju, melakukan penilaian dari hasil kerja peserta didik.
Pengalaman yang diperoleh peserta didik secara langsung dalam kehidupan, ternyata mampu meningkatkan motivasi peserta didik secara signifikan. Peserta didik secara aktif bertanya maupun mengajukan pendapat tentang materi yang diajarkan oleh guru. Peserta didik juga memperoleh hasil belajar secara maksimal.