Berita Semarang
Teater Gema UPGRIS Lahirkan Banyak Tokoh Nasional
Teater Gema, salah satu teater kampus, konsisten memproduksi berbagai pementasan.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Teater Gema merupakasan salah satu teater kampus yang terus konsisten memproduksi berbagai pementasan.
Selain itu, teater gema juga berkarya menulis naskah, pentas monolog, diskusi , workshop, serta latihan rutin.
Satu di antara Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) teater Gema selalu menghasilkan banyak tokoh besar.

Sejumlah tokoh besar tersebut antara lain Furry Setya Raharja, pemeran Mas Pur dari Sinetron Tukang Ojek Pengkolan; Atut Adi Baskoro, penulis naskah film; Ari Bubut , jurnalis; Almarhum Heri SGR, jurnalis CNN; Dr. Turahmat, S.Pd., M.Pd., Dekan FKIP Unissula, Dr. Onong Yayang Pamungkas, M.Pd.,Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen; Otoy, pengusaha Mie Lidi Batang, Khoiri Abdilah, hingga perangkat Desa Wedung Kebupaten Demak.
Kegiatan yang pernah diselenggarakan diantaranya festival drama pelajar tingkat nasional.
Kegiatan tersebut selalu sukses digelar di kampus UPGRIS.

Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) juga sering menjadi langganan. Bagi para seniman serta aktivis teater kampus Semarang nama teater Gema selalu menjadi pusat perhatian.
Baru-baru ini teater gema menyelenggarakan perayaan berdirinya yang ke 32 tahun.
Selain pemotongan tumpeng dalam kegiatan tersebut juga mementaskan lakon ‘Pohon Babi’ karya Muhajir Arrosyid yang disutradarai Sofyan Hadi di Gedung Pusat lantai 7 UPGRIS Jalan Sidodadi Timur Nomor 24 Kota Semarang.

Roy, Lurah Teater Gema menuturkan meramu rindu dalam tiga laku merupakan tema perayaan teater Gema.
“Di akhir kegiatan ada bedah buku untukmu SGR oleh Ari Bubut. Banyak anggota teater Gema yang aktif serta para keluarga teater Gema yang sudah lulus hadir dalam kegiatan tahunan,” ucap Roy pada Tribun Jateng pada Minggu (5/2/2023).
Buku yang merupakan kumpulan ungkapan terhadap sosok senior Heri SGR setahun lalu telah meninggal dalam bentuk puisi.

“Buku ini merupakan sisi kerinduan seorang kakak, adik, serta saudara kepada Heri yang banyak memberi kenangan terbaiknya,” ungkapnya.
Seorang aktivis, akademisi, serta seniman serba bisa telah memberikan teladan serta motivasi kepada generasi penerus teater Gema.
“Kami mengenal SGR anak Pondok Gede yang telah memberikan banyak warna di teater Gema hingga kini,” ungkap Ari Bubut. (*)
Tuti Nusandari Roosdiono Adakan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Pabelan Semarang |
![]() |
---|
Kota Lama Semarang Kini Kehadiran Resto Baru, Raynox Resto & Bar |
![]() |
---|
150 Peserta Ikuti Audisi Lomba Nyanyi Asik bersama Forwakot dan Satpol PP Kota Semarang |
![]() |
---|
Percepat Target Zero Stunting, Mbak Ita Bersama BKKBN Bentuk 3.822 Tim Pendampingan Keluarga |
![]() |
---|
Soal Kasus Polisi Jadi Calo Bintara, IPW Menduga Ada Upaya Saling Mengamankan di Polda Jateng |
![]() |
---|