Berita Jateng

Kelangkaan Minyakita di Jateng, Polisi Sudah Tangkap Penimbun

Polda Jateng telah menangkap beberapa pelaku yang merusak distribusi Minyakita di pasaran. 

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
ISTIMEWA/TRIBUNNEWS
Ilustrasi - Seorang pekerja distributor menunjukkan produk Minyakita di Jakarta, baru-baru ini. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Polda Jateng telah menangkap beberapa pelaku yang merusak distribusi Minyakita di pasaran. 

Para pelaku yang ditangkap masih pemain kecil yang berada di wilayah Semarang.

"Sejauh ini masih dalam rangka penyidikan, ada satu dua tapi belum menyentuh ke atas (artinya)  menyentuh di level orang yang ngangsu (pemain kecil)."

Baca juga: Pedagang Pasar Johar Semarang Kesulitan Mendapat Pasokan Minyakita

Baca juga: Polisi Endus Ada Pedagang Semarang Tahan Distribusi Minyakita di Pasaran

"kami belum bisa sampaikan (detailnya), nanti disampaikan di preskon berikutnya," kata kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy, Rabu (8/2/2023).

Menurutnya, melalui satgas pangan polisi terus melakukan pengawasan terhadap distribusi minyaKita di pasaran.

"Kami terus menerus melakukan pengawasan, satgas pangan setiap hari pengawasan di lapangan," bebernya.

Sebelumnya, Dirreskrimsus Polda Jateng, Kombes Dwi Subagyo menyebut, ada indikasi penahanan  MinyaKita di pasaran.

“Ada indikasi yang menahan barang, bukan penimbunan, kita sudah tahu lokasinya, nanti kita ke lokasi,"  katanya di kantor Polda Jateng, Selasa (7/2/2023).

Pihaknya menyebut ada beberapa indikasi yang menyebabkan minyak bersubsidi pemerintah itu kian jarang ditemui.

Selain penahanan, permintaan pasar juga tinggi padahal stok tetap.

Ditambah pembeli minyak Kita tidak hanya dari kalangan masyarakat miskin saja melainkan pula orang mampu ikut membeli.

“Memang demand-nya (permintaan) pasar yang tinggi. Dan itu dijual bebas, warga yang kaya juga beli itu," paparnya.

MinyaKita merupakan cara pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada masyarakat bawah untuk kebutuhan pokok masyarakat.

Pembeli MinyaKita, Tami mengatakan, minyak goreng merupakan kebutuhan utama yang mana tahun lalu harganya sempat melambung.

Selepas ada minyaKita warga kecil sepertinya merasa terbantu tetapi sekarang sulit dibeli.

"Mulai Januari MinyaKita sudah sulit dijumpai di pasar. Adanya minyak non subsidi yang harganya terpaut banyak,” keluh ibu rumah tangga di Mijen itu. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved