Gempa Turki Syria

Apa Itu HARRP? Disebut Sebagai Dalang Gempa Buatan di Turki oleh Penganut Teori Konspirasi

Apa Itu HARRP? Disebut Sebagai Dalang Gempa Buatan di Turki oleh Penganut Teori Konspirasi

Penulis: Inez | Editor: galih permadi
Kompas.com/Istimewa
Apa Itu HARRP? Disebut Sebagai Dalang Gempa Buatan di Turki oleh Penganut Teori Konspirasi 

Melansir laman FAQ HAARP di situsweb Universty of Alaska Fairbanks, program ini ditujukan untuk meneliti termosfer dan ionosfer.

Program ini juga ditujukan untuk mencari pengembangan teknologi yang berkenaan dengan ionosfer demi komunikasi radio dan surveilans.

Untuk keperluan penelitian, HAARP menggunakan Ionospheric Research Instrument (IRI), sebuah pemancar radio frekuensi tinggi yang dibangun di Gakona, Alaska. 

Karena sains rumit yang melatari program itu membuat berbagai teori konspirasi bermunculan.

Di antaranya adalah HARRP merupakan dalang pembuat gempa di Turki.

Mereka menyebut HARRP adalah senjata pengontrol iklim AS yang bisa menyebabkan banjir bandang, kebakaran hutan, hingga gempa bumi.

Mick West, penulis sains dengan fokus pada teori-teori konspirasi cuaca dan bencana, menyebut cara membuktikan HAARP bukanlah senjata rahasia adalah menjelaskan apa sebenarnya program itu.

Menurutnya, sebagai program riset, HAARP hanya memiliki pemancar radio di Alaska.

West mengakui bahwa beberapa negara tengah mengembangkan teknologi pengontrol cuaca.

Namun, saat ini, teknologi tersebut baru bisa membuat perubahan seperti menimbulkan hujan kecil atau memencar kabut dalam skala kecil.

Sejumlah ilmuwan juga diketahui meneliti cara menebar partikel untuk menghalangi cahaya matahari demi menghadapi pemanasan global atau memodifikasi jalur angin ribut.

Namun, belum ada hasil memuaskan dari penelitian seperti demikian.

Pendek kata, teknologi cuaca saat ini masih jauh dari bayangan-bayangan di teori konspirasi.

Para peneliti menyebut gempa yang melanda Turki dan Suriah disebabkan sesar mendatar (strike-slip fault);

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved