Gerindra berharap PKS dan PAN Gabung KKIR
Partai Gerindra, PAN, dan PKS punya sejarah kerja sama, yakni pada pemilu 2019, yang bisa membuka peluang kemenangan untuk pilpres 2024.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Partai Gerindra juga terus membuka peluang kerja sama dengan partai lain untuk semakin memperkuat Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR_ yang telah dibentuk bersama PKB.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Budisatrio Djiwandono mengatakan, pihaknya terbuka menjajaki kerja sama dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Nenurut dia, Partai Gerindra, PAN, dan PKS punya sejarah kerja sama, yakni pada pemilu 2019, yang bisa membuka peluang kemenangan untuk pilpres 2024.
“Saya rasa bisa (kerja sama-Red) dengan PAN, dengan PKS ini juga sahabat, dan keluarga lama, kita pernah bekerja sama, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa ini bisa terjadi lagi,” ujarnya, Kamis (16/2).
Budi menyampaikan, komunikasi politik antar-parpol harus terus dilakukan, meskipun saat ini Gerindra telah membentuk koalisi dengan PKB. Menurutnya, hal itu sesuai dengan arahan Prabowo Subianto.
“Kita tidak tahu di pilpres ada dua calon, tiga calon, empat calon, kita enggak tahu nanti seperti apa. Tapi intinya kita berkompetisi secara damai, sejuk, kita beradu gagasan, beradu solusi yang konkrit,” paparnya.
Baginya, masih ada cukup waktu untuk memperluas kerja sama antar parpol sebelum pilpres 2024 berlangsung. Maka, Gerindra membuka pintu jika PAN dan PKS ingin kembali bekerja sama.
“Saya berdoa, kita bisa kembali merajuk sebuah persatuan, atau bisa berkolaborasi lagi. Nah itu formulanya seperti apa, kita kan masih ada waktu,” tukasnya.
Diketahui PAN, dan PKS pernah bersama Gerindra mengusung Prabowo dalam Pilpres 2019 lalu. Saat ini, PKS tengah menjajaki Koalisi Perubahan bersama Partai Nasdem, dan Partai Demokrat. Bakal koalisi itu mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Sedangkan PAN telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hingga kini, koalisi itu belum menemukan konsensus soal pengusung capres dan cawapres. (Tribunnews/Fersianus Waku/Kompas.com/Tatang Guritno)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.