PERTAMA di Indonesia, Begini Penampakan Ruang Investigative Interviewing Milik Polres Wonosobo

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Polres Wonosobo akan mulai menggunakan Ruang Investigative Interviewing dalam melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap tersangka maupun saksi.

Pertama di Indonesia yang telah memiliki Ruang Investigative Interviewing, menjadi komitmen Polres Wonosobo dalam bentuk peningkatan pelayanan. 

Kapolres Wonosobo, AKBP Eko Novan Prasetyopuspito mengatakan, ruangan ini sebagai perwujudan asas praduga tak bersalah. 

"Yang mana digunakan untuk pemeriksaan saksi maupun tersangka yang ramah dengan HAM."

"Ini sebagai aplikasi presumption of innocence atau praduga tak bersalah," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Senin (6/3/2023). 

Baca juga: DPRD Wonosobo Setujui Substansi Raperda RTRW, Pembangunan Daerah Diharapkan Makin Merata

Ruang Investigative Interviewing akan diterapkan terlebih dahulu pada unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Wonosobo.

Hal ini berkaitan dengan banyaknya kejahatan terhadap perempuan dan anak belakangan ini di Wonosobo.

Tercatat sepanjang 2022 ada sekira 21 kejadian kejahatan terhadap perempuan dan anak. 

"Kami melihat vulnerable atau kaum yang rentan."

"Jadi metode ini akan kami evaluasi terus dan awal akan digunakan Unit PPA," ucapnya. 

Kapolres menjelaskan, inisiasi awal ini bermula pada 2013 dimana belajar bersama Knut D Asplund yang merupakan Kepala Program Negara Hukum di the Norwegian Centre for Human Rights dari University of Oslo, Norwegia. 

"Saya beserta AKBP Hadi diberangkatkan ke Melbourne untuk mengikuti seminar, lalu ke Inggris."

"Lalu pada 2020 di Oslo Norwegia bersama teman-teman untuk membuat standar pemeriksaan yang universal untuk PBB," jelasnya. 

Baca juga: Ratusan Siswa SD Ikuti Pesta Siaga Kwarran Wonosobo, Ajarkan Semangat Gotong Royong

Dari sinilah Polres Wonosobo membuat terobosan dan menjadi pertama yang membuat Ruang Investigative Interviewing di Indonesia yang berstandar internasional. 

Ruang ini terbagi menjadi dua.

Satu ruang khusus untuk penyidik dalam melakukan wawancara bersama saksi ataupun tersangka.

Sementara satu ruangan lagi digunakan untuk kontroling. 

Ruang ini dilengkapi kaca yang hanya dapat dilihat dari satu sisi, serta fasilitas untuk dapat merekam audio atau video dalam proses pemeriksaan. 

"Kalau penyidikan biasa, meja bisa jadi barrier psikolog antara polisi dan yang diperiksa."

"Dari kaca ini orang dapat melihat dari luar, namun tidak tampak dari dalam."

"Hal ini untuk meminimalisir tidak adanya gangguan pada saat polisi recall memory seseorang," jelasnya. 

Model wawancara nantinya akan melibatkan beberapa langkah-langkah.

Baca juga: Kembali Kenalkan Perseroan Perorangan, Ditjen AHU Hadir bagi Pelaku UMK di Wonosobo

Mulai dari perencanaan dan persiapan, perkenalan dan menjalin hubungan keterangan bebas pertama, klarifikasi dan penyajian, penutupan wawancara, serta evaluasi wawancara. 

Poin penting dari wawancara investigatif adalah bahwa setiap tahap wawancara berpengaruh terhadap tahap berikutnya. 

Adanya Ruang Investigative Interviewing di Polres Wonosobo akan terus dilakukan evaluasi, dan diharapkan dapat digunakan sebagai metode pemeriksaan di kepolisian.

"Polres Wonosobo di awal sudah mengajarkan teknik investigative interviewing kepada anggota."

"Selanjutnya akan diperdalam oleh Prof Ray Bull di Semarang pada pekan ini," pungkasnya.

Pada Senin (6/3/2023), Knut D Asplund, bersama Prof Ray Bull, profesor Emeritus Psikologi Forensik di Universitas Leicester di Inggris, dan Kjell Erik Eriksen selalu pengawas detektif senior dan spesialis wawancara investigatif di Kepolisian Norwegia meninjau langsung Ruang Investigative Interviewing di Polres Wonosobo. (*)

Baca juga: 475 Petugas Jalani Pembekalan Haji di Donohudan Boyolali, Dibagi Jadi 95 Kloter Keberangkatan

Baca juga: Hari Ini ASN Disdikbud NTT Mulai Masuk Pagi Pukul 05.30, Nia Adu: Baru Kali Ini Saya Bangun 03.30

Baca juga: 17 Lapak Pedagang Pasar Darurat Patiunus Pekalongan Rusak, Senin Siang Diterjang Puting Beliung

Baca juga: Suami Punya Moge, Sri Mulyani Larang Pakai dari Awal Beli